16. Junghwan's Birthday

334 26 4
                                    

"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun, selamat ulang tahun Choi Hwanie, selamat ulang tahun"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun, selamat ulang tahun Choi Hwanie, selamat ulang tahun"

Nyanyian itu terhenti di sambut tepuk tangan meriah dari sang ayah dan juga kakak-kakaknya yang lain. Mata Junghwan berbinar menatap ke arah kue coklat besar dengan lilin-lilin menyala yang menancap di atasnya. Sebuah usapan di kepala di rasakan oleh si kecil membuatnya mendongak dan menatap segurat wajah hangat penuh akan wibawa dengan seulas senyum teduh.

"Ayo, Hwanie buat harapan lalu tiup lilinnya. Baru setelahnya kita potong kuenya yah" ucap pria tersebut lembut.

Junghwan menganggukan kepalanya mantap, ia lalu mengengam kedua tangannya di depan dada dan memejamkan mata, "Semoga kebahagiaan ini tidak akan pelnah hilang dalam hidup Hwanie" harapnya sambil memejamkan mata lalu setelahnya ia meniup lilin dan ketika Junghwan kembali membuka matanya semua mendadak berubah gelap.

"Ayah?" Ucap Junghwan namun sama sekali tak ada sahutan dari sang ayah. Padahal Junghwan masih bisa merasakan sisa kehangatan usapan lembut sang ayah di pucuk kepalanya.

"Kakak-kakak?" Ucap Junghwan dengan suara bergetar. Namun sama seperti sebelumnya tak ada sahutan sama sekali dari kakak-kakaknya yang lain.

"Hiks, ayah? Kakak-kakak? Hwa-hwanie takut jangan tinggalkan Hwanie. Di sini gelap hiks Hwanie ta-takut" isak si kecil sambil berlari mencoba mencari cara untuk menemukan sang ayah juga kakak-kakaknya yang lain.

"AYAH! KAKAK!" Jerit Junghwan

Junghwan terbangun dari tidurnya dalam keadaan tersentak. Si kecil menatap ke arah sekeliling dan baru menyadari bahwa ia berada di kamarnya bersama kakak-kakak mininya yang lain. Junghwan lalu mendudukan dirinya dan menyikap selimut yang semula membalut tubuh kecilnya. Ia lalu menghapus kasar sisa-sisa jejak air mata yang menganak sungai di pipi tembamnya.

Mata bulatnya lalu menatap ke arah kalender yang terpajang di sisi tembok dengan sebuah tanggal yang berhiaskan gambar kue ulang tahun yang mana itu merupakan tanggal kelahiran Junghwan. Harusnya Junghwan berteriak kegirangan karena itu artinya hari ini dirinya bisa makan sepuasnya dan mendapatkan banyak kado dari kakak-kakaknya. Namun, mimpi buruknya tadi membuat semangat anak itu hilang entah kemana.

Junghwan ingat sekali, mimpi itu merupakan kejadian kali terakhir Junghwan merayakan ulang tahun bersama ayahnya sebelum beberapa bulan kemudian ayahnya terlibat kecelakan lalu lintas dan merengang nyawa. Meninggalkan Junghwan bersama kakak-kakaknya yang lain tanpa sosok orang tua. Junghwan sama sekali tak mengerti mengapa dirinya harus mendapatkan mimpi buruk seperti itu di hari bahagianya.

"Loh, Hwanie-chan sudah bangun? Baru kak Yoshi mau bangun kan" ucap Yoshi yang baru saja membuka pintu kamar Junghwan dan kakak-kakak mininya.

Junghwan yang melihat kehadiran Yoshi pun dengan segera turun dari ranjangnya dan berjalan ke arah sang kakak lalu memeluk erat-erat kaki sang kakak. Yoshi yang mendapati hal tersebut merasa heran, biasanya Junghwan akan menyambutnya dengan heboh tapi kali ini adik bungsunya itu nampak begitu muram. Jadi, Yoshi pun mengangkat Junghwan dan membawa adik bungsunya itu dalam gendongannya. Sementara Junghwan langsung menaruh pipi tembamnya di bahu sang kakak.

My TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang