Junghwan mengeliat dalam tidurnya, tak perlu waktu lama bagi si bungsu keluarga Choi itu untuk terbangun dari tidurnya. Junghwan mendudukan tubuhnya lalu mengusap matanya sejenak sebelum menatap ke arah kakak-kakak mininya yang ternyata masih dalam buaian mimpi. Junghwan lalu melihat kalender yang terpajang di sisi tembok, seketika matanya langsung berbinar lalu ia berdiri di atas kasurnya.
"HALI PELTAMA HWANIE SEKOLAH!" Pekiknya dengan kencang yang sukses membuat kakak-kakak mininya terkejut dan langsung bangun dari tidurnya, Jeongwoo bahkan sampai mengelinding jatuh ke bawah. Tak hanya itu saja, suara langkah kaki yang berderap banyak dan cepat terdengar di susul kakak-kakak Junghwan lainnya yang berlomba untuk masuk ke dalam kamar quarto kurcaci dengan wajah panik.
"Hwanie, ada apa teriak pagi-pagi?" ucap Yoshi
"Apa ada rampok atau serangga? Aduh Choi Jihoon bisa menyingkir tidak sih?" ucap Hyunsuk yang benar-benar terjepit di pintu akibat diapit tubuh besar Jihoon dan juga Yoshi
"Apakah adek baik-baik saja?" ucap Mashiho sambil melompat-lompat berusaha melihat ke dalam kamar quarto kurcaci dan masih banyak lagi perkataan-perkaatan yang keluar dari mulut para sesepuh keluarga Choi itu.
Junghwan terkikik yang membuat kekacauan di depan pintu kamarnya itu berhenti untuk sejenak, "Adek baik-baik saja kok, yang sakit itu pantatnya kak Uwo" ucap Junghwan sambil menunjuk Jeongwoo yang tengah mengusap-usap bokongnya sambil mengumam, "Aduh-aduh, pantat Uwo sakit"
"Lalu kenapa Hwanie berteriak begitu?" tanya Doyoung penasaran sambil menguap lebar karena sejujurnya ia masih sangat mengantuk
"Adek senang kalena ini hali peltama adek sekolah," ucap Junghwan dengan cengiran lebar di wajahnya.
"Ya ampun, kakak pikir ada apa," ucap Jihoon, lalu pria itu mengalah untuk mundur agar Hyunsuk dan Yoshi dapat masuk ke dalam kamar quarto kurcaci.
"Hwanie-chan semangat sekali sampai membangunkan seisi rumah," ucap Yoshi sambil menjatuhkan bokongnya di sisi kasur Junghwan lalu mengelus sayang pucuk kepala si bungsu.
Junghwan tersenyum lebar, "Hehehe, maaf Kak Ochi dan kakak-kakak" ucap Junghwan lalu menaruh kedua tangannya di perut dan membungkuk ke arah kakak-kakaknya.
"Ya sudah, Hwanie sekarang langsung mandi yah. Biar Kak Hyun yang mandikan" ucap Hyunsuk sambil membawa si bungsu dalam gendongannya dan berjalan menuju kamar mandi.
"Chio pergi memasak dulu kalau begitu" ucap Mashiho sambil berlalu
"Mashi aku ikut!" pekik Jaehyuk sambil menyusul kembarannya itu. Lebih baik ia membantu Mashiho di dapur dari pada disuruh memandikan quarto kurcaci.
"Ah, benar, aku belum menyiapkan tas sekolahku!" pekik Yedam panik dan buru-buru pergi kembali ke kamarnya. Hyunsuk yang melihat itu hanya mengelengkan kepalanya pelan.
"Aku mau kembali tidur saja," ungkap Junkyu sambil menguap lebar lalu berjalan menuju kamarnya.
"Uwo juga mau tidur lagi saja," ucap Jeongwoo sambil naik ke atas kasur dan menyelimuti tubuhnya hingga sebatas dagu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Treasure
FanfictionJika ada yang bertanya pada Junghwan apa harta paling berharga yang ia miliki. Maka anak dengan pipi gembul itu akan menjawab dengan lantang, "Kakak-kakakku". Karena bagi Junghwan, tak ada harta karun yang lebih berharga di bandingkan keluarganya.