Langsung aja ya...
TARGET
1,5K VOTE
1,3K KOMEN'Satu topeng berwujud kebaikan mampu menutupi topeng kejahatan lainnya.'
3-5
Hari-hari berlalu hingga hari dimana waktu ancaman kematian tiba. Bukan bersembunyi yang Luisa pilih, melainkan pertempuran.Saat ini Luisa berdiri diam di depan papan penyelidikan, ia merasa heran walau rencananya sudah sangat detail.
"Aneh, kenapa semuanya berjalan lancar?" tanyanya pada diri sendiri. Mungkin menurut orang lain, rencana berjalan lancar adalah hal bagus. Tapi bagi Luisa, itu mencurigakan.
Luisa merasakan hal janggal, seperti ada hal yang terlupakan. Luisa mengambil iPad lalu melihat jadwal kegiatan Artaja hari ini. Senyum kecil terbentuk di sudut bibirnya.
"Nggak ada jadwal? menarik," ujar Luisa lalu bergegas pergi dari kamarnya.
Menuruni anak tangga lalu berjalan menuju pintu utama. Di sudut matanya ada Artaja sedang duduk santai di ruang tengah.
"Jangan pergi kemana-mana, ikut Papa ke kantor untuk lihat keadaan perusahaan." Mulutnya bicara namun matanya fokus menatap iPad.
Sama hal dengan Luisa, ia tidak menatap lawan bicaranya.
"Hari Minggu dipake buat hiburan!" ketusnya lalu berjalan cepat hingga ke area luar.
"Kesempatan hilang," ujar Artaja menghela napas seraya menatap pintu yang baru saja Luisa lewati.
Luisa pergi menuju tempat tujuan pertamanya, kantor polisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BATAS [END]
Teen Fiction! PERINGATAN ! 17+ Adegan bully dan kekerasan bukan untuk ditiru! Terdapat kata-kata kasar! Harap bijak ya. ~ 'Semua hal harus memiliki batas!' Siapa sangka Luisa Artaja, gadis berusia 17 tahun terlibat kasus balas dendam kematian saudara kembar. K...