3-2

33.1K 4.2K 441
                                    

Mohon kerja samanya... tinggalkan jejak vote dan komentar.

Apalagi komen di tiap paragraf tuh bakalan dijadiin bestieee sama Luisa hahaha...
.
.
.
.
.
Sebelum lanjut baca, siapin cemilan 🍪🍬
satu lagi, tisu yang tebel kayak kesabaran Om Tito. Hehehe.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan langsung scroll, follow dulu akun ini biar gak ketinggalan info BATAS.

Dan info lain ada di Instagram aku : ini.anida
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Buru-buru banget, bintang di pojok jangan dicuekin.
.
.
.
.
.
.
.
.
Oke, oke, selamat baca.

'Salah satu luka batin yang menyakitkan adalah penyesalan.'

3-2

Berjalan perlahan menyusuri koridor rumah sakit dengan tatapan kosong serta tubuh yang sedikit gemetar, Luisa berhasil pergi menggunakan alasan hendak kembali ke sekolah karena hanya mendapat izin satu jam pelajaran.

Radin yang bodoh mempercayai itu karena melihat Luisa mengenakan seragam lengkap dengan tas ransel.

Luisa mengabaikan telepon yang terus berbunyi. Kini dadanya mulai terasa sesak membuat ia tak mampu menuju area parkir.

Gadis itu terkulai lemas di lantai area depan rumah sakit. Pandangannya spontan beralih menatap sekumpulan ibu-ibu yang sedang duduk di kursi panjang terbuat dari beton.

Masing-masing memegang ponsel yang sedang memutar saluran berita mau pun melihat artikel terkini.

"Saya pernah ketemu beliau dan suaminya, orangnya baik banget."

"Meninggal tragis, kasihan anak-anaknya."

"Tapi dengar rumornya sih, mereka itu ngadain bansos buat pencitraan doang."

"Masa sih? kena azab kali ya, ha ha ha."

Kedua tangan Luisa mencengkeram kuat, ia bangkit lalu berdiri tegak di hadapan para ibu-ibu penggosip.

Dengan gerakan cepat, Luisa menarik kerah baju seseorang yang tadi tertawa keras.

"Ketawa atas kematian orang lain?" Luisa menatap tajam.

BATAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang