41

119 21 0
                                    

Jay duduk di ruang tamu, matanya terfokus pada sebuah tumpukan dokumen yang sudah tak lagi menarik perhatiannya. Pikirannya melayang jauh, kembali pada kata-kata dokter yang tadi siang. "Jangan biarkan dia stres, kondisi ibu dan bayi sangat tergantung pada suasana hati dan perasaan sang ibu" Itulah yang selalu terngiang di telinganya.

Jay merasa terjebak di antara dua dunia. Di satu sisi, dia ingin memberikan yang terbaik untuk Anna, tetapi di sisi lain, dia takut akan kehilangan kendali. Anna adalah titik lemah yang tidak bisa dia biarkan pergi begitu saja. Seiring berjalannya waktu, rasa cemasnya semakin kuat, seolah-olah sesuatu yang buruk akan terjadi jika Anna dibiarkan bebas. Namun, di sisi lain, ada keraguan yang menyelusup, apakah menahan Anna di dalam kamar ini adalah cara yang benar?

Pikirannya berkecamuk, dengan ragu dia menuju kamar tempat Anna berada. Saat membuka pintu, sesuatu yang tak terduga terjadi. Anna berdiri dengan tubuh yang sedikit oleng, wajahnya pucat, matanya terpejam rapat.

"Anna?" Jay terkejut melihat kondisinya, namun suara itu terasa begitu lemah, hampir tak terdengar.

Anna bergoyang beberapa kali, berusaha menjaga keseimbangan, tetapi akhirnya tubuhnya terjatuh ke samping. Tanpa berpikir panjang, Jay buru-buru menghampiri, tangannya langsung menyambar tubuh Anna untuk menangkapnya sebelum jatuh ke lantai.

"Anna!" Jay memanggil dengan khawatir, wajahnya langsung berubah menjadi serius, cemas yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. "Apa yang terjadi?"

Anna perlahan membuka matanya, namun tak ada jawaban, hanya bibirnya yang terkatup rapat, seolah tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Suhu tubuhnya terasa hangat dan ketika dia mencoba mengangkat kepalanya, Jay langsung menundukkan tubuhnya, memastikan Anna duduk dengan aman di tangannya.

Anna hanya bisa mengguncang-guncangkan kepalanya lemah, tanda bahwa dia tak bisa berkata apa-apa. Wajah Jay memucat, rasa cemas semakin melingkupi dirinya, namun dia tidak bisa menunjukkannya. Saat itu, untuk pertama kalinya, dia merasa sangat tidak berdaya.

Dengan perlahan, dia membimbing Anna untuk kembali berbaring di tempat tidur. "Kau butuh istirahat" ucapnya dengan suara pelan, meskipun rasa gelisah di dalam dirinya semakin menguat.

Anna memejamkan mata, hanya mengangguk kecil. Jay duduk di samping tempat tidurnya, masih memperhatikan Anna dengan penuh perhatian. Namun, dalam hatinya, kegelisahan mulai berkembang. Dia ingin Anna merasa lebih baik, tapi bagaimana jika itu berarti kehilangan kendali? Bagaimana jika kebebasan Anna akhirnya menghancurkan batasan yang sudah dia bangun?

"Aku tidak tahan, Jay" Anna akhirnya berkata dengan suara yang terdengar hampir putus asa, menghadap Jay dengan mata yang lelah. "Aku tidak bisa terus terkurung di dalam kamar ini. Tubuhku rasanya semakin tak karuan. Aku merasa terjebak di sini, seperti... aku tidak punya pilihan. Aku hanya ingin keluar, menghirup udara segar, merasakan dunia di luar"

Jay terdiam, tidak tahu harus bagaimana menghadapi permintaan Anna. Di satu sisi, dia ingin sekali memenuhi keinginan Anna, namun dia juga takut akan sesuatu yang buruk terjadi jika membiarkan Anna keluar.

Anna merasakan tatapan Jay yang penuh kebimbangan dan itu semakin membuatnya frustasi. "Aku hanya ingin keluar sebentar, aku tidak akan kemana-mana. Hanya ingin merasakan udara luar. Tolong, biarkan aku melakukannya. Aku... aku tidak bisa terus bertahan di sini"

Suara Anna terdengar lebih lemah sekarang, tetapi ada kesungguhan dalam nada bicaranya. Jay bisa merasakan betapa beratnya perasaan yang sedang dialami oleh Anna, bagaimana ketegangan yang ada dalam tubuhnya tak kunjung reda, hanya semakin menambah beban di hatinya.

Dengan perlahan, Jay menarik napas panjang, merenung sejenak. Matanya menatap Anna, seolah mencari jawaban dalam dirinya sendiri. Rasa takutnya akan kehilangan Anna bergejolak, namun melihat Anna yang begitu frustasi dan lelah, Jay tahu bahwa menahan Anna lebih lama lagi bukanlah jalan yang tepat.

Master ft Jay Park of Enhypen [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang