🌧24. Semua belum usai🌧

2.1K 200 13
                                    

"Tuhan ... bahagia sesulit itu, ya?"
-Amara Nayanika Ganeshia-
Ketika dirinya sedang putus asa.

Arunika menebar sinar begitu menawan, sungguh berhasil memanjakan kedua netra Amara yang pagi-pagi buta begini sudah berada di sekolahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arunika menebar sinar begitu menawan, sungguh berhasil memanjakan kedua netra Amara yang pagi-pagi buta begini sudah berada di sekolahan. Acara sekolah yang akan ia isi akan berlangsung tak lama lagi. Sudah cukup pula bagi Amara untuk mengistirahatkan diri 2 hari lamanya di rumah.

Tubuh Amara meliuk indah, berputar menjejaki lantai ruang tari dengan begitu anggun. Musik dari radio kecil yang gadis itu bawa mengalun, turut membuat senyuman Amara terbit. Pagi ini, meski tanpa Bumi di sisinya, Amara tetap merasa begitu bahagia. Sejenak melupakan semua masalahnya.

"Gue denger, lo punya misi rahasia bareng Kak Jo sama Kak Sean ya, Kak?"

Musik yang mengalun dari radio itu mati, bersamaan kala suara seorang gadis yang mengudara di ruangan ini. Amara yang semula tenggelam dalam tarian seketika menghentikan pergerakan begitu saja.

Gadis itu menoleh. Di hadapannya berdiri sosok gadis tinggi dengan gaya rambut berponi persis seperti dirinya.

Amara mengerutkan kening. "Siapa lo?"

Gadis asing itu tertawa pelan. Langkahnya ia bawa mendekati Amara. "Kenalin, gue Alora Bianca Renjana. Biasa dipanggil Bianca sama temen-temen, dan ... kalau Kak Amara kenal sama Ocha adiknya Kak Sabiru, gue ini sahabatnya Ocha." Gadis itu mengulurkan tangan setelahnya.

Amara menerima jabatan itu ragu. Gadis itu menatap setiap lekuk wajah Bianca dengan seksama. Rasa curiga muncul setelahnya, seraya menerka-nerka apakah gadis ini berbicara kenyataan atau hanya membual.

"Ada perlu apa?" Amara bertanya setelahnya.

"Cuma mau ngasih ini." Bianca maju, menyerahkan sebuah flashdisk kepada Amara.

Amara menerimanya, kemudian mengangkat benda itu meminta penjelasan.

"Gue cuma mau ngasih itu, Kak. Gue rasa isinya akan cukup membantu pihak lo dan Kak Bumi juga." Bianca celingukan, kemudian mengecek waktu di jam tangan yang melingkari pergelangan tangannya.

"Ada surprise juga yang udah gue siapin di situ. Nanti lo tinggal buka videonya, dan lo akan tau semuanya. Gue permisi."

Bianca berbalik, kemudian pergi dari ruangan tari tanpa menunggu ucapan selanjutnya yang hendak keluar dari mulut Amara.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
2. Hujan dan Rintiknya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang