🌧61. Kapan binarnya bersinar?🌧

1.4K 160 35
                                    

Jika orang tua pun tak bisa mendekapku, maka pergilah. Temui Tuhan, mengadulah agar Tuhan yang memberi dekapan hangat padamu.

"Kami sudah menemukan donor ginjal yang sesuai untuk Bumi, Pak Arsen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kami sudah menemukan donor ginjal yang sesuai untuk Bumi, Pak Arsen. Jika anda menyetujui, setelah kondisi Bumi benar-benar stabil, kami akan segera melakukan tindakan oprasi."

Arsen terdiam, menatap Bumi yang kembali tak sadarkan diri setelah sempat mengalami kejang petang tadi. Pria itu menghela napas pelan, jika ini memang yang terbaik, maka tentu saja Arsen akan menyetujuinya.

"Lakukan yang terbaik, Dok. Apa pun itu, kalau bisa membuat Bumi kembali sehat seperti sedia kala, saya setuju saja."

Dokter wanita di hadapan Arsen itu tersenyum kecut. Dia tentu saja mengerti bagaimana perasaan pria di hadapannya. Selayaknya orang tua yang begitu takut kehilangan anaknya, pria di hadapannya ini pun pasti tengah kalut sebab takut ditinggalkan.

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin, Pak Arsen. Saya yakin Bumi akan kembali sehat. Melihat semangatnya untuk terus bernapas di masa-masa yang sebenarnya sulit."

Arsen tersenyum sendu. Pria itu mengangguk, lagi-lagi kepalanya menoleh. Ia tatap bagaimana Bumi kembali memejam tenang setelah melalui masa sulitnya.

"Bundamu bener, Bumi. Kamu emang lebih kuat dari kedua abangmu."

"Jangan lupa untuk terus berdoa juga, Pak."

Tatapan Arsen beralih. Pria itu kembali sadar dari lamunannya. Segera dirinya mengangguk, bibirnya kembali ia paksa untuk tersenyum.

"Saya yakin, Tuhan itu enggak tidur. Kalau kita terus datang merayu, pasti Tuhan mau kasih apa yang kita minta. Saya permisi, Pak."

Arsen mengangguk, membiarkan dokter seusianya itu pergi. Sementara si dokter pergi, ada langkah lain yang mendekat ke arahnya. Arsen menoleh, dari jarak yang cukup jauh ada Antariksa yang berderap mendekat.

Rambut putra sulungnya itu masih basah sisa air wudhu. Sementara rupa elok yang semula nampak kacau tak karuan itu kini terlihat lebih segar.

"Yah, gimana kata dokter tadi?"

"Adikmu udah dapat donor ginjal. Kata dokter kalau kondisinya terus membaik beberapa hari ke depan, Bumi bisa dioprasi."

Arsen menggiring si sulung menuju kursi tunggu. Namun Antariksa menolak. Pemuda itu ingin melihat bagaimana keadaan adiknya sekarang.

Sudah tak ada tubuh yang bergetar tak normal. Pun bunyi monitor yang berhasil membuat kepala Antariksa yang telah berisik terasa pusing. Kini tubuh Bumi sudah kembali tenang, netranya kembali memejam dengan deru napas normal.

2. Hujan dan Rintiknya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang