🌧49. Lukanya berusaha dilebur🌧

1.5K 166 9
                                    

Assalamu'alaikum, Hai aku kembali!

Gimana, udah melakukan hal baik di empat hari terakhir ini?

Hari ini enggak lagi sedih, kan? Jangan, ya. Simpan air matanya, orang hebat enggak boleh terlalu sering nangis. Oke? Semangat buat hari ini dan seterusnya!

Oke. Jadi, siap baca babnya?

Siap dibikin nyesek dan greget lagi?

Silahkan ramein kolom komentar kalau ada sesuatu yang mengganggu perasaan kalian. Dan terakhir saatnya mengucapkan, HAPPY READING buat kalian❤ ❤

❁🌧❁

Hai luka. Mau selama apa pun kamu disembuhkan oleh Tuhan, tolong dengan sangat. Jangan buat seseorang yang dititipi dirimu oleh Tuhan memilih untuk menyerah.

Joshua dulu pernah berpikir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joshua dulu pernah berpikir. Kiranya, apakah menyenangkan memiliki ayah lagi? Bagaimana bisa ibunya sudi mencintai lagi? Padahal mereka berdua sedang berjuang mencari ayah kandung Joshua di kota ini.

Tapi kenyataan sungguhan menampar Joshua, membuatnya kalah telak detik itu juga. Sebab ibunya benar-benar dimabuk cinta lagi. Bahkan hari itu, wanita itu meminta Joshua untuk menjaga rumah kontrakan sempit yang mereka sewa selama Maya pergi memilih gaun pengantin bersama seorang pria setengah baya yang sialnya amat sangat Joshua kenal.

"Ibu mau dipersunting Pak Andika, Jo."

Begitu kata Maya saat Joshua sibuk mengelap sepeda tuanya sebelum berangkat sekolah. Lalu, dengan segenap jiwa disertai suatu kenyataan yang ada, Joshua bersuara kala itu. Hanya untuk sekedar menampik ucapan Maya yang Joshua duga hanya bualan semata.

"Tapi kan Pak Andika tuannya Ibu. Ibu bercanda, ah. Katanya Ibu, Pak Andika sukanya wanita karir yang sama kayanya kaya Pak Andika sendiri."

Hari itu, tawa Maya menyambutnya. Dan Joshua hanya mampu terheran-terheran sambil melangkah menghampiri pompa di sudut ruang tamu. Tak habis pikir dengan sesuatu yang menimpa ibunya.

Entah mesti ikut bahagia atau justru kecewa, sampai sekarang pun Joshua tak tau pasti seperti apa perasaannya terhadap keputusan yang diambil Maya. Sebab kala Maya tersenyum bahagia di hari pernikahannya, Joshua sangat ingat dia juga ikutan tersenyum. Namun di sisi lain, Joshua masih disibukkan dengan pikirannya yang berkecamuk dan meneriakinya untuk mengingat sang ayah.

Joshua pun tetap berusaha, setiap langkah yang ia raih bersama kawan-kawannya, ingatan tentang ayahnya terus ada. Bersemayam amat dalam di relungnya.

2. Hujan dan Rintiknya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang