2 hari kemudian.....
Grizelle menikmati waktu liburnya bermain bersama Alaric. Kebetulan sekolah baru tempat ia sekarang ini memiliki hari libur 2 hari, yaitu sabtu dan minggu.
Pada saat teman-teman Atalaric datang ke apartemen Atalaric pada 2 hari yang lalu, Atalaric dan keempat temannya pergi nongkrong bersama. Pria itu pergi dari pukul 10 pagi hingga 11 malam.
Pada saat hari minggunya, Atalaric pun pergi nongkrong lagi bersama para anggota Wolfrsh, hingga ia pulang larut malam.
Sedangkan Grizelle, gadis itu lebih memilih untuk menikmati waktu liburnya bermain bersama Alaric. Ia sama sekali tidak merasa bosan berada dirumah selama 2 hari.
Baginya menjadi seorang ibu tidak begitu buruk. Ia malah menikmatinya menjadi peran itu saat ini. Walau ia terkadang sering terbangun malam karena Alaric terbangun.
Grizelle dan Atalaric mengawali senin pagi dengan ekpresi yang berbeda. Atalaric yang malas mengikuti upacara dan Grizelle selalu menuruti peraturan sekolah.
Setelah selesai upacara, semua siswa diperbolehkan untuk masuk kedalam kelas masing-masing. Lagi-lagi ia harus duduk didekat lima pria itu. Terutama Atalaric.
Setiap hari senin, semua anggota osis selalu melakukan razia kepada seluruh murid disekolah itu. Bagi siswa yang melanggar aturan sekolah siap-siap mereka akan bermeditasi diruang BK.
"Selamat pagi semuanya, seperti biasa setiap hari senin kita akan melakukan razia." Ucap Keenan ketua osis.
"Bagi seluruh siswa yang ada di kelas ini mohon untuk meletakkan tasnya diatas meja." Lanjutnya lagi.
"Silahkan kalian geledah." Perintah Keenan kepada anggota osis lainnya.
Sedangkan Keenan, pria itu berjalan menghampiri meja Grizelle yang berada dipojok belakang.
"Hai, Grizelle." Sapanya.
"Hai, Keenan." Sahut Grizelle dengan tersenyum.
"Gue izin geledah tas lo ya." Ucapnya.
"Silahkan."
Dibalik interaksi mereka, ada sepasang mata yang menatap mereka dengan tajam. Siapa lagi kalo bukan teman sebangku gadis itu.
Pria itu mengepalkan tangannya dibawah meja. Ia terus menatap tajam kepada dua manusia itu. Jerome, Sagara, Bara dan Thomi tentu saja melihat Atalaric yang sedang menahan emosinya.
"Apa itu yang dibilang gak suka?!" Guman Sagara pelan yang hanya bisa didengar Bara teman sebangkunya.
"Gengsian!" Celetuk Thomi dengan volume suara yang dapat didengar semua orang.
Sudah kesal dengan kedua manusia itu, teman-temannya pun ikut memancing emosinya.
"Lo bisa cepet gak?!" Ketusnya menatap Keenan yang sedang menggeledah tas Atalaric.
"Kalo geledah tas lo, gue harus pelan-pelan takutnya lo nanti bawa senjata tajam atau hal semacamnya." Jawab Keenan.
Kepalan tangan dan rahang Atalaric semakin mengeras. Rasanya ia ingin menghajar wajah songong pria itu. Jika saja dia duduk dibangku Grizelle mungkin dia sudah menghajarnya. Tetapi karena dia duduk disebelah kiri Grizelle, dan ia sudah mentok ke dinding. Itu yang membuat ia terhalang untuk menghajar pria itu, dinding dan Grizelle penghalangnya.
"Oke sudah selesai, Zel gue pamit. Bye" Ucapnya lalu melambaikan tangannya kepada Grizelle.
Atalaric menatap tajam kearah Grizelle dari samping, gadis itu menyadari tatapan itu. Jujur saja ia takut jika pria itu sedang menatapnya begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atalaric (END) (Revisi)
Fiksi RemajaSeorang gadis bernama Grizelle Adlyn Queensha yang sejak kecil tidak pernah merasakan yang namanya kasih sayang, baik dari orangtua maupun saudaranya. Grizelle tidak sengaja bertemu dengan seorang pria bernama Atalaric Tristan Felix yang hampir mena...