Bab 12. perpustakaan

81 2 0
                                    


.............

Sepulang sekolah Verona di sambut dengan kedatangan mobil seseorang yang selama ini dia tunggu, mobil itu adalah milik Vero, namun di saat itu pemandangan tidak enak mengalihkan pandangan Verona, Verona dapat lihat dengan jelas Vero sedang berbicara dengan janda depan rumah meraka bernama Julia.

"Kenzo!" panggil Verona menghampiri adik laki laki nya yang berdiri di samping mobil.

"Gua kangen banget sama lo. akhir nya lo pulang juga," ucap Verona memberikan pelukan singkat kepada Kenzo.

"Gua juga kangen dikit sama lo. btw bisa tolong papa?" ujar Kenzo menggunakan bahas isyarat, walau Kenzo tidak bisa bicara dia masih bisa mendengar dengan jelas apa yang di ucapkan orang lain.

"Ohw masalah ini? kayak nya mendingan kita jangan ikut campur deh, janda sialan itu nggak akan biarin papa menolak tawaran nya," ujar Verona dengan nada santai.

Brak!

"Sela--"

Linda muncul dengan menendang pintu rumah nya, dan di saat pintu terbuka baru saja dia mau memberikan selamat datang kepada anak dan suami nya, namun pemandangan lain mengalihkan perhatian nya.

"PAPA!!!" teriak Linda keras membuat gendang telinga kedua anak nya hampir saja rip.

"Mama? Maaf ya bu julia saya tidak bisa ikut makan malam sama bu julia," ujar Vero panik karna istri nya sudah datang.

"Lo kok nolak lagi sih. tadi kata nya mau?" ujar Julia kesal.

"Papa! Dasar suami sialan!" pekik Linda murka.

Verona dan Kenzo yang melihat pemasangan suram itu langsung milih melupakan dan tutup mata saja atas apa yang mereka lihat.

"Masuk yuk. Gua laper!" ujar Verona melangkah masuk bersama dengan Kenzo.

"Ma! Papa bisa jelasin kok!"

"Papa pulang sekarang!"

"Weh nggak bisa dong bu Linda, pak Vero dia mau ke rumah saya sekalian makan malam bersama," ujar Julia.

"Diam atau saya robek mulut kamu. dasar janda sialan!" ucap Linda marah.

................

Malam itu Verona rebahan di kasur empuk nya, Verona merasa hari ini dia mengalami hal yang cukup membuat jantung nya berdebar kencang seperti habis lomba maraton sama maling.

"Kenzo! gua mau tanya sesuatu sama lo," ujar Verona bangkit dari kasur nya.

Kenzo yang seharusnya nya mau istirahat malah di ganggu oleh Verona lagi saat ini, padahal tadi dia sudah berhasil kabur dari pertengkaran Linda dan Vero tapi sekarang dia ketiban kunti lagi yang selalu mengusik hari nya.

"Kalau lagi ngomong sama cowok terus jantung berdebar kencang itu tanda jatuh cinta?" tanya Verona iseng saja.

"Nggak tau. gua belum tahu jatuh cinta bodoh!" balas Kenzo.

"Idih! cowok macam apa lo nggak pernah jatuh cinta? jangan jangan lo belok ya?" ujar Verona menduga hal paling buruk di otak nya.

"Nggak lah anjir. lo kalau mau ngomong ngaca dulu, lo juga jomblo karatan bukan gua aja," saut Kenzo kesal karna isi otak Verona selalu saja buruk.

"Hehehehehe!" tawa Verona karna dia juga baru sadar diri kalau dia juga belum pernah jatuh cinta, mungkin karna dia terlalu sibuk dengan dunia nya sampai dia tidak peduli.

"Lo suka sama seseorang? berarti yang di bilang mama itu benar?" tanya Kenzo kaget.

Verona yang melihat itu tambah kaget, rupanya nya Linda sudah memberitahu Kenzo tentang isu dari mulut Gendis, padahal sudah Verona jelaskan dia cuma mau cari teman saja tidak ada niatan pacaran dengan seseorang.

"Gua nggak suka sama siapapun saat ini, Mama itu salah paham karna mulut Gendis!" panik Verona dan dia juga agak malu.

Kenzo seketika tertawa kecil membuat Verona semakin malu saja, dengan kecepatan tinggi Verona langsung melesat pergi dari sana.

"Udah gua duga dia pasti suka sama seseorang."

.............

Saat itu Verona baru saja selesai dari toilet, kala itu Verona melihat Samudra yang terlihat kebingungan di koridor, Verona dengan senang hati pun berlari kencang ke hadapan Samudra membuat laki laki itu hampir saja di tabrak oleh nya.

"Verona!" kaget Samudra.

"Maaf hehehe. lo mau kemana?" tanya Verona.

"Perpustakaan, lo tau di mana perpustakaan?" tanya Samudra yang tidak tahu arah perpustakaan karna dia baru pertama kali ini mau kesana.

"Tau dong! Ok kita segera meluncur kesana!"

Wusss!

Verona mendorong kursi roda Samudra dengan kecepatan tinggi menuju perpustakaan, padahal Samudra tidak minta di antarkan namun gadis itu sudah mendorong nya kesana dengan kecepatan tinggi hampir membuat nya jantung nya.

"Kita sudah sampai!" ujar Verona sambil menarik nafas panjang.

"E lo mau bunuh gua?" kesal Samudra dengan ula Verona.

"Maaf! Lebih cepat lebih bagus bukan? lo jadi punya banyak waktu disini," ujar Verona di tutup tawa kecil nya.

Kedua nya pun masuk bersama ke dalam perpustakaan, di dalam sana terlihat ada beberapa murid yang sedang milih buku dan membaca buku di tempat membaca yang di sediakan perpustakaan.

Beberapa orang memang membaca buku dan namun sisa nya tidur sambil menutup wajah mereka dengan buku di tempat membaca, bahkan penjaga perpustakaan nya juga molor karna, sudah muak baca buku dan menjaga para murid sialan yang tidur di area perpustakaan.

"Beginilah situasi perpustakaan yang asli," ujar Verona di tutup tawa aneh nya.

"Gua mau ke rak sana dulu, makasih udah antar gua," ucap Samudra kemudian pergi menuju rak buku yang dia tuju.

"Dia barusan bilang makasih sama gua? waw kok gua jadi senang gini sih? aaah sial!" monolog Verona yang tidak paham dengan perasaan hati nya.

Verona yang saat itu merasa senang seketika menjadi datar karna melihat seseorang terbaring di kursi panjang di pojok tempat membaca, posisi orang itu tengkurap seperti ikan pari tepar.

Bugh!

"Cok! Siapa yang ganggu tidur gua?" marah gadis itu karna ada sebuah buku melesat dengan kecepatan tinggi ke kepala nya.

"Gua!" saut Verona dengan wajah marah nya.

"Eehh e lo. ngapain lo disini? mau baca buku apa?" tanya Gendis ramah.

"Lo berantem sama siapa lagi?" tanya Verona dengan nada datar nya sambil melihat wajah Gendis yang babak belur, padahal tadi tidak seperti itu saat di kelas.

"Ada konflik dikit tadi sama bajingan," jawab Gendis di tutup tawa kecil nya.

"Pergi ke uks sekarang atau gua.  lempar meja ini ke muka lo!"

Wusssss!

"VERONA ASU!!"

..............

Imperfect love [ End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang