Bab 02. Dia benci pelanggaran

167 9 0
                                    

............

Verona mendorong Fery hingga jatuh namun dia lakukan itu bukan mem bully namun di sedang melakukan perlawanan diri, disana juga ada saksi yaitu Dipta yang melihat dengan jelas kalau posisi Verona mendesak.

"Berani lo cari masalah sama gua! Dasar jalang murahan!" pekik Fery dengan menghina Verona.

Verona membungkuk dia menaikan kacamata nya yang hampir saja jatuh karna hidung nya tidak mancung, Verona mendengus kesal dengan cepat dia menarik kedua sandal di kaki Fery lalu dia lempar kan ke wajah Dipta.

Bugh!

"Bakar sandal nya," ujar Verona dengan senyuman manis nya.

"Bau asu! Ngapain lo lempar ke muka gua segala? Lo nggak bisa ngasih baik baik?" marah Dipta dengan wajah datar namun agak ada bekas sandal di wajah nya.

"Nggak. tangan gua kotor nanti," jauh Verona di tutup tawa kecil nya.

Verona segera kembali berdiri lalu dia rapikan kera seragam sekolah nya yang berantakan karna ulah demit sialan di hadapan nya.

"Hukuman lo mulai detik ini sampai pulang sekolah jangan pakai alas kaki, berani lo pakai alas kaki di sekolah ini sebelum pulang sekolah. Gua ikat lo di pohon beringin belakang sekolah. Biar lo di perkosa kuntilanak! Hahahahah!" ucap Verona dengan di tutup tawa yang sangat tidak lucu sama sekali.

Fery yang mendengar hukuman nya itu langsung bangkit dengan wajah marah lalu mau mendorong tubuh Verona ke tanah namun dengan santai nya Verona mengelak ke dekat Dipta.

Bugh!

Aargh!

"Kenapa dia?" tanya Verona dengan polos nya melihat Fery yang mencium tanah sekolah.

"Dia cinta tanah sekolah jadi dia suka cium tanah sekolah," jawab Dipta dengan wajah datar nya.

"Ooh! Pelanggaran dia udah masuk daftar?" tanya Verona santai tampa pedulikan Fery yang masih terbaring di tanah dengan dagu luka parah sampai mengeluarkan banyak darah.

"Udah. Gua tulis pakai bahasa inggris, keren kan?" tanya Dipta yang langsung mendapatkan tempeleng dari Verona.

"Gua nggak bisa bahasa Inggris! Dasar tolol!" marah Verona yang bego bahasa Inggris.

"Ok nanti gua ganti pakai bahasa cina."

"Gua gantung lo di tiang bendera nanti setelah jam istirahat."

Bugh!

Fery kembali lagi bangkit dan dia mau menyerang Verona lagi namun Verona dengan santai nya pergi dari sana dan alhasil Fery kembali mencium tanah sekolah.

"Selamat menikmati hukuman lo. Gua awasi lo sampai pulang sekolah," ucap Dipta pergi dari sana sambil membawa sandal Fery.

"Aaarghhh!! Sakit!!"

..........


Verona gadis cupu berparas cantik dengan sifat absurd itu adalah seorang ketua Osis keamanan yang menggantikan Osis keamanan yang tidak bisa bertugas lagi karna dia sudah keluar dari sekolah, Osis keamanan yang lama memberikan jabatan nya kepada Verona yang dia yakini adalah seorang ketua Osis yang tepat.

"Selamat pagi semua nya!!" sapa Verona saat masuk sekolah namun tidak ada satupun orang yang membahas sapaan nya karna mereka semua sedang sibuk berkumpul.

"Kalian ngapain berkumpul disana?" tanya Verona yang penasaran pun ikutan masuk ke kumpulan itu.

Dan ternyata mereka sedang menonton film horor melalui proyektor milik seorang siswi yang membuka jasa nonton bioskop gratis.

"Lo mau nonton? Bayar dulu," ujar Siswi itu dengan santai nya sambil menarik mundur Verona.

"Sejak kapan di sekolah ini boleh bisnis bioskop?" tanya Verona dengan wajah polos nya.

"Nggak di bolehin sih tapi selagi nggak ada Osis keamanan boleh kok hehehehe!" ujar Siswi bernama Pelia Afeliana adeline.

"Nih uang nya gua ikutan nonton ya," ucap Verona sambil memberikan selembar yang merah kepada Pelia.

"Buset! Ini kebanyakan masih ada kembalian nya nih!" ujar Pelia namun orang yang dia ajak bicara sudah masuk ke tengah penonton dengan wajah antusias.

"Waahhh bagus juga hantu nya lagi patah tulang," ucap Verona dengan satai nya ketawa karna kunti di film itu sedang mematahkan tulang nya, padahal murid lain yang nonton malah teriak panik membuat telinga Verona sakit.

"Verona! Ini kembalian uang lo!" pekik Pelia dengan suara cempreng nya.

"Ambil aja buat bayar denda!" balas Verona yang masih fokus nonton bioskop minimal tersebut.

"Ha Denda? Denda apaan?"

......


Beberapa saat kemudian setelah film horor selesai di putar.

"Nama Pelia Afeliana adeline dari kelas 12 IPA A melanggar peraturan sekolah karna membuka bisnis tanpa izin dari sekolah," ucap Dipta sambil mencatat nama Pelia di daftar pelanggar.

"Karna pelanggaran nya nggak berat lo bayar denda sekian," beritahu Dipta sambil menunjukkan denda nya.

"Gila lo ya? Gede amat!! Gua nggak mampu bayar!" panik Pelia.

"Oh ya? Barusan gua dengar bioskop mini lo banyak yang nonton," seru Dipta dengan tatapan sengit nya.

Pelia dengan berat hati dia membayar denda tersebut dari pada dia harus kena masalah dengan Osis keamanan, saat itu juga Pelia melirik ke seorang gadis yang sibuk membenarkan kacamata yang rusak.

"Verona!" panggil Pelia.

"Iya ada apa?" tanya Verona dengan polos nya.

"Lo udah ngelaporin gua ke Osis keamanan?" tanya Pelia.

"Iya."

"Aaaarghhh pak you!!" pekik Pelia kesal sambil mengacungkan kedua harus tengah nya dengan bangga ke udara.

"Wow! Penghinaan ini nama nya," ucap Verona mengerucut bibir nya.

Dipta dengan santai nya kabur dari sana dengan kecepatan tinggi setelah menyelesaikan tugas nya, sedangkan Verona kini sepertinya akan menghadapi pertarungan sengit dengan Pelia.

"Pelia nggak boleh marah kan emang bisnis pelia melanggar peraturan sekolah," ucap Verona santai.

"Gara gara lo gua rugi besar Verona!! Ngapain sih lo pakai ngadu segala ke Osis keamanan? Lo anggota mereka?" tanya Peli dengan nada marah sambil menarik kera seragam sekolah Verona.

"Iya. Gua ketua Osis keamanan sekolah yang baru."

"HAAAAAAAA!!!" kaget satu kelas menganga kaget dan ada sisa nya yang pingsan.

"Banyak lalat loh nanti masuk, di tutup ayo mulut ember nya para beban keluarga sekalian!!" ujar Verona dengan di tutup senyuman tipis nya.

"VERONA!!!!"

"AAARGHHH!!!

.....

Hai!!

Imperfect love [ End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang