Bab 26. Bertahan atau tidak

62 4 3
                                    


............

"Bertahan lah gua mohon."

Verona menunggu di depan ruangan setelah dokter masuk memeriksa keadaan Samudra, Verona berharap semua akan baik-baik saja namun setelah beberapa jam dokter tidak kunjung keluar.

"Semua akan baik-baik saja kan?"

"Verona!" panggil Gendis yang datang menyusul Verona ke rumah sakit.

"Gendis!!" heboh Verona langsung memeluk sahabat nya itu.

"Tenang lah semua akan baik-baik saja," ucap Gendis menenangkan Verona namun hati Verona tidak bisa tenang sebelum dokter yang mengatakan nya langsung.

"Ini gua Gendis!" ucap Verona di dalam pelukan Gendis.

"Tidak. Ini bukan salah lo," ucap Gendis berusaha menenangkan Verona namun Verona yang terlalu panik sangat sulit bagi Gendis.

Gendis bisa merasakan betapa sakit nya Verona melihat seseorang yang dia sayang terluka seperti itu.

"Samudra itu kuat dia pasti baik-baik saja, mari kita tunggu sampai dokter keluar," ujar Gendis menangkan Verona lagi.

Verona mengangguk patuh saja walau perasaan nya sangat campur aduk sekarang. Kedua nya kembali duduk nya menunggu sampai dokter keluar walau sangat lama namun pada akhir nya dokter kaluar.

"Bagaimana kondisi Samudra? Dia baik-baik saja kan dokter?" tanya Verona.

"Kondisi Samudra sangat buruk. Dia memiliki memiliki penyakit gagal ginjal kronis yang kondisi nya sudah sangat parah dan sudah terlambat untuk di tangani. Dia tidak memiliki waktu lebih lama la..."

"Tidak! Samudra baik-baik saja selama ini! Samudra gak sakit!" ucap Verona dengan nada lantang.

"Sebaik nya kalian segera hubungi keluarga nya," ucap Dokter dengan sedih harus mengatakan nya.

"Samudra gak mungkin!" teriak Verona dengan isak tangis nya di dalam pelukan Gendis.

Gendis berusaha menenangkan Verona namun dia juga merasa sakit mendengar kabar buruk ini, hati nya itu sakit.

"Tenang lah kita tidak bisa melakukan apapun lagi. Kamu harus terima ini, waktu nya tidak lama lagi," ucap Gendis dengan air mata mulai mengalir.

"Enggak mau!!" teriak Verona terus menolak namun kenyataan itu terus teringan di kepala nya.

"Kita harus hubungi keluarga samudra walau entah mereka akan peduli atau tidak pada samudra," ucap Gendis pasrah.

"Mereka benar-benar jahat! Mereka membuat Samudra seperti ini, kenapa tidak mereka saja yang mati?" geram Verona sampai tidak bisa mengontrol ucapan nya.

"Sudahlah tenangkan diri mu dulu, setelah itu masuklah ke kamar rawat Samudra."

.............

Butuh waktu lama bagi Verona untuk menenangkan perasaan nya yang berantakan ini, keluarga Verona sudah menghubungi keluarga Samudra namun tidak ada yang peduli dengan kondisi Samudra, mungkin sampai akhir hayat nya Samudra tetap di tidak di anggap oleh keluarga nya sendiri.

Verona melangkah masuk ke ruang rawat Samudra, terlihat Samudra yang terbaring di atas tempat tidur dengan berbagai alat medis yang terpasang di tubuh nya, suara mesin terdengar sangat jelas membuat hati Verona tidak bisa tenang.

"Samudra melihat lo seperti ini, seperti mimpi bagi gua." Verona tidak ingin ini menjadi kenyataan.

Selama ini Samudra mengabaikan sakit ginjal yang dia derita, bukan mengabaikan namun jika dia mengatakan diri nya sakit itu hanya akan menjadi masalah bagi keluarga nya, Samudra tidak ingin merepotkan keluarga nya lagi, lebih baik dia tahan sampai akhir nya dia harus pergi saja dari pada hidup seperti ini.

"Lo mau pergi kan? Tapi gua gak mau lo pergi, lo harus tetap hidup untuk gua!" ucap Verona memohon walah terasa ucapan nya sangat egois.

"Kita akan lulus sekolah bersama. Kenapa lo mau pergi duluan?" tanya Verona dengan air mata sudah mengalir lagi.

Verona tidak bisa menahan air mata nya di depan Samudra.

"Hei jangan menangis," ucap Samudra yang sudah siuman namun dia di sambut wajah Verona yang sedih.

Verona tersenyum getir. "Sudah bangun Samudra?"

Samudra menganggukan kecil kemudian dia tersenyum kepada Verona yang berusaha menangkan diri nya.

"Terima kasih untuk semua nya selama ini cuma lo yang selalu ada buat gua," ucap Samudra dengan bibir pucat nya itu.

"Kenapa lo gak jujur sama gua saja tentang kondisi lo?" tanya Verona kesal.

"Memang nya gua siapa bisa merepotkan gadis secantik lo? Berteman dengan lo sudah lebih dari cukup buat gua," ucap Samudra berusaha baik-baik saja walau mata nya sudah berkaca-kaca.

Verona memeluk tubuh Samudra dengan air nya yang sudah tidak bisa di bandung lagi.

"Maaf ya gua gak bisa usap air mata lo," ucap Samudra tidak sanggup menggerakan tangan nya.

"Tidak perlu. Lo hanya perlu peluk gua dalam waktu yang lama," ucap Verona dengan nada bergetar.

Samudra teringat awal dia dan Verona bertemu kemudian mereka berdua menjadi teman, walau waktu nya singkat namun semua itu sudah lebih dari cukup untuk menjadi kenangan terindah baginya.

"Tolong tersenyum lah untuk gua," mohon Samudra sebagai permintaan terakhir nya.

"Bagaimana gua bisa tersenyum di saat lo akan pergi meninggalkan gua selamanya?" tanya Verona bingung.

"Lo gak bisa lakuin permintaan terakhir gua?" tanya Samudra sedih.

Verona melepaskan pelukan nya kenudian dia menghapus air matanya.

"Bisa tapi lo harus jujur sama gua dulu. Lo cinta sama gua?" tanya Verona langsung membuat Samudra terkejut.

Selama ini perasaan itu ada tapi tidak akan dia ungkapkan karena tidak pantas baginya menyatakan nya kepada Verona yang layak mendapatkan orang yang lebih sempurna dari pada diri nya.

"Lo mau dengar?" tanya Samudra dengan tatapan dalam.

"Iya."

"Verona. Gua Samudra sangat mencintai lo," ucap Samudra dengan susah payah mengutarakan perasaan nya.

Air mata yang Verona tahan kembali turun lagi.

Selama ini gua berusaha mengabaikan perasaan ini karena gua menyangkal telah jatuh cinta pada seseorang yang cacat. Tapi sekarang untuk gua sangkal?

Samudra merasa lega sudah mengutarakan nya walau mungkin perasaan nya tidak akan terbalaskan, karena dia dan Verona hanya teman dan tidak akan lebih dari itu.

"Samudra. Gua Verona juga sangat mencintai lo selamanya," ucap Verona di sela isak tangis nya membuat hati tegar Samudra seketika runtuh.

"Ke-kenapa lo juga mecintai gua?" tanya Samudra terkejut.

................


Saling mencintai di waktu yang salah itu menyebalkan.....

Author 😭😭


Imperfect love [ End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang