Bab 23. Jangan benci

119 8 2
                                    


.........

Keluarga Azendra adalah sebuah keluarga kaya raya yang memiliki dua buah sekolah ternama bernama Sma Wijaya dan Sma Bimantara, kedua sekolah itu adalah milik keluarga Azendra, namun tidak banyak orang yang tahu pemilik sekolah tersebut.

Selain itu keluarga Azendra juga lebih suka hidup sederhana di sebuah rumah sederhana di kompleks, mereka rusak tinggal di mansion megah karna mereka ingin merasakan suasana hidup sederhana seperti orang biasa.

Akibat hal itu lah banyak yang menduga kalau keluarga Azendra adalah keluarga biasa saja, padahal sebenarnya mereka adalah keluarga kaya raya yang sangat baik hati.

Verona merasa puas sudah menbuat Dira menunduk padanya, namun Dira tidak akan diam saja, dia pasti akan melampiaskan kekesalan nya kepada Samudra.

Verona sudah memperingati Dira untuk tidak menyakiti Samudra terus, namun gadis itu pasti tidak akan mendengarkan ucapan nya begitu saja, dia pasti akan memukuli Samudra di rumah, hal itu lah yang membuat Verona merasa menyesal tidak membuat Dira lumpuh saja.

"Kenapa lo belain dia? dia cacat dan nggak berguna!" tanya Dira marah.

"Dia saudara lo bangsat! yang sopan dikit kalau ngomong," saut Verona kesal.

"Gua nggak punya saudara cacat!" bentak Dira.

Brak!

Seseorang masuk dengan menendang pintu kelas, pelaku nya adalah Vini yang datang dengan wajah kesal nya.

"Samudra! lo ikut gua ke uks. biar mereka berdua selesaikan masalah mereka," ucap Vini.

"Gu-gua-"

"Udah ikut aja. biar gua urus saudara lo, siapa tau gua bisa ubah dia jauh lebih baik," ucap Verona meyakinkan Samudra.

Vini membawa Samudra pergi dari sana, Samudra pasti ingin melindungi Dira dari Verona yang jauh lebih mengerikan, namun dia yakin Verona tidak akan menghajar Dira lagi, dari tatapan Verona barusan kalau Verona akan berusaha menyadarkan Dira.

"Gua punya. gua punya seorang adik tunawicara tapi gua sama sekali nggak pernah benci dia, gua terima dan sayang sama dia apapun keadaannya," beritahu Verona.

"Oh ya? gua yakin lo pasti udah buang adik lo yang bisu itu!" cetus Dira.

"Gua nggak akan buang dia. karna dia adalah orang paling sempurna yang gua sayang, gua nggak akan bisa benci sama dia, apapun alasannya saudara harus saling menerima keadaan satu sama lain," ucap Verona dengan bijak.

Dira mungkin tidak akan peduli dengan apa yang dia ucapkan, namun setidaknya nya Dira sadar kalau dia tidak seharusnya membenci dan memukuli saudara nya sendiri.

"Dengan cara lo hina dan pukuli Sam. lo puas? lo bisa buat kaki Sam bisa berjalan lagi? kalau lo bunuh Sam lo bisa hidup tenang tanpa rasa malu di penjara?" tanya Verona sambil duduk di atas meja.

Dira terdiam dia tidak tahu harus menjawab apa, Verona juga merasakan hal yang sama dengan Dira namun Dira harus sadar kalau tidak ada gunanya membenci saudara sendiri, terima dan dukunglah dia untuk tetap punya semangat sembuh.

Sembuh atau tidak nya itu urusan belakang, yang terpenting adalah dia mendapatkan dukungan dari keluarga nya, bukan rasa sakit yang dia dapatkan dari siksaan yang keluarga nya berikan.

"Sampai gua mati. gua nggak akan pernah terima dia jadi saudara gua, dia cacat itu bukan salah gua tapi salah dia sendiri yang sok jadi pahlawan, sekarang dia harus terima akibat dari perbuatan nya," ujar Dira.

"Heeem. kalau misal nya orang yang lo sayang hampir mati dan lo diam aja gitu nggak berusaha selamatin dia? atau lo biarin dia mati gitu?" tanya Verona.

"Gu-gua--"

"Yap. sama hal nya dengan yang di lakukan Samudra, dia nggak sok jadi pahlawan tapi dia ingin menyelamat kan orang yang dia sayang dari bahaya," sela Verona.

"Sekarang lo tau kan alasan nya? gua harap lo sadar kalau lo jauh lebih buruk dari pada orang cacat. lo adalah orang paling menjijikkan yang pernah muncul di hadapan gua," ucap Verona  dengan nada cetus nya.

"Semoga lo bisa rasakan hal yang sama dengan Samudra. pasti menyenangkan bukan duduk di kursi roda sambil di pukuli oleh saudara sendiri hahahaha!"

Verona melangkah pergi dari sana meninggalkan Dira yang hanya diam saja sambil mengepalkan telapak tangan nya.

"Gu-gua nggak mau cacat!"

............

Verona dengan amarah yang masih memuncak memilih pergi ke uks untuk melihat keadaan Samudra, namun tiba tiba saja datang seseorang yang menghentikan langkah nya, dan orang itu terlihat tersenyum bahagia bisa bertemu dengan seseorang yang dia harapkan.

"Verona!"

"Danu?"

Danu melemparkan senyuman manis nya, terlihat Danu sangat senang bisa bertemu dengan seseorang yang dia ingin temui sedari tadi.

"Lo kemana aja? susah banget gua temui lo," ujar Danu sedari tadi sudah mencari Verona.

"Gua banyak urusan. bisa minggir sekarang?" Verona ingin pergi dari sana.

"Nggak. gua nggak akan pergi sebelum lo mau ikut temani gua ngobrol," saut Danu kekeh.

"Gua lagi sibuk Danu. gua nggak bisa ngobrol sama lo lain kali aja," saut Verona dengan nada agak ketus.

Danu menatap mata Verona membuat Verona diam kebingungan namun dengan cepat Verona segera mengalihkan padangan nya sambil mengukir smrik nya.

"Danu. liat sekeliling lo? banyak Cewek yang kayak nya keberatan lo dekat sama gua, lo nggak mau mereka hajar gua kan?" ujar Verona dengan nada lembut nya.

"Gua nggak akan biarkan mereka sentuh lo. tenang aja gua bakal jaga lo sebagai balasan udah bantu gua," saut Danu dengan berbisik di telinga Verona.

"Shit." Verona sangat kesak dia tidak bisa kabur dari Danu sekarang.

"Verona. lo harus ikut sama gua sebentar," ucap Danu sambil menarik tangan Verona.

"Gua nggak mau. ajak aja yang lain!" saut Verona menolak.

"Gua mau nya lo."

"Tapi gua nggak mau Danu!"

...........

Imperfect love [ End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang