Bab 21. Nonton pertandingan

79 5 0
                                    


.............

Setelah rapat Osis selesai, Verona dan Vini pergi menonton pertandingan basket walau sejujurnya Verona sudah menolak namun Vini tetap memaksa nya, padahal alasan di ikut rapat Osis karna malas nonton pertandingan basket antar sekolah.

Tapi sekarang dia terpaksa ikut menonton karna di paksa oleh Vini, menolak ribuan kali tetap tidak akan membuat Vini berubah, dia menarik paksa Verona untuk tetap menemani nya menonton pertandingan basket.

Pertandingan basket sudah di mulai beberapa saat lalu, untung saja masih ada kursi penonton yang kosong untuk mereka.

"Gara gara rapat Osis kita jadi telat nonton pertandingan nya, walau telat senggak nya masih sempat nonton sih, semoga sekolah kita menang," ucap Vini sambil menonton dengan serius.

Verona hanya diam saja sambil berusaha menutup wajah nya dengan kedua telapak tangan nya, Verona takut kalau sampai Danu mengenali diri nya.

"Lo kenapa sih? biasa nya lo paling semangat nonton pertandingan basket," tanya Vini heran.

"Gua kan udah bilang kalau gua lagi nggak mood." Verona tidak mau jujur kalau alasan dia tidak mau menonton adalah karna dia kenal dengan Danu, salah satu tim basket satu sma Wijaya yang sangat di kagumi banyak gadis.

"Tumben amat nggak mood. lo mau temani Samudra di kelas?" tanya Vini menduga kalau Verona lebih suka menemani Samudra di kelas.

"Iya. kasihan dia sendirian di kelas, gua juga pengen kerjain tugas bareng dia di kelas," jawab Verona.

"Heeem. lo suka sama Samudra?" tanya Vini menduga.

"Nggak. gua cuma anggap dia jadi teman. nggak lebih," jawab Verona panik.

"Bagus deh. saran gua jangan dekat sama Samudra, takut nya lo kasih harapan sama dia, kalau dia sampai suka sama lo gimana? lo mau terima orang cacat kayak dia?" tanya Vini dengan nada pelan.

Verona menarik nafas panjang, banyak orang yang sangat benci dengan Samudra karna dia cacat, orang cacat yang tidak punya masa depan yang bagus, orang kayak Samudra hanya bisa menyusahkan dan membuat diri nya malu.

"Lo nggak malu dekat sama dia?" tanya Vini.

"Gua juga punya seorang adik disabilitas, lo nggak perlu tanya kayak gitu sama gua. gua jauh lebih mengerti dari pada lo," jawab Verona membuat Vini terdiam.

"Sorry. gua lupa tentang Kenzo," ucap Vini menyadari betapa bodoh nya dia.

"Nggak ada orang di dunia ini yang mau terlahir cacat, semua ini adalah takdir, mau nggak mau mereka harus terima, kita yang masih beruntung senggak nya jangan menghina mereka, tapi coba hargai dan terima keadaan mereka," ucap Verona memberikan ceramah singkat.

Dulu Verona juga orang yang sama seperti Vini, dia selalu merendahkan mereka yang kekurangan, namun setelah dia mengalami nya sendiri dengan memiliki seorang adik spesial, dia jadi sadar berapa buruk nya dia dulu.

"Sorry. gua cuma mau mengingatkan lo aja untuk pilih yang terbaik," beritahu Vini.

Verona membalas dengan senyuman tipis, dia tahu maksud baik Vini yang hanya mau mengingatkan nya saja, begitupun sebaliknya.

"Oh ya. btw ada gosip baru di sekolah, katanya Samudra mantan murid dari sma Wijaya," ucap Vini mengejutkan Verona.

"Sma Wijaya?"

"Heem. kata nya dia di keluarkan karna pihak sekolah nggak menerima murid cacat. tapi kalau menurut gua sendiri sih keluarga Samudra mungkin malu karna aib keluarga bersekolah di sekolah elite," beritahu Vini dengan di tutup senyuman tipis nya.

Verona terkejut namun dia yakin kalau sesungguhnya ada alasan kenapa Samudra pindah sekolah, dan alasan itu tidak perlu di ketahui semua orang, dan karna alasan itu tidak di ketahui, banyak pihak yang membuat nya menjadi gosip buruk.

.......

Verona dan Vini pun ikut menonton basket namun mereka duduk tidak bersamaan dengan Gendis dan bunga karena tahu kedua posisi gadis itu saat ini duduk di tim lawan memang agak lain mereka berdua.

"Verona! Danu ganteng kan? Dia idola sma Wijaya loh!" goda Vini namun  Verona tampak tidak tertarik sama sekali.

"Biasa saja."

"Tipe cowo tampan seperti apa sih yang lu suka?" tanya Vini penasaran.

"Simpel aja sih. Dia gak suka caper sana sini dan bukan biaya darat," beritahu Verona dengan nada bangga namun wajah Vini seketika berubah datar.

"Simpel dari mana nya bego! Tipe lo susah banget dapat nya," saut Vini kesal namun Verona hanya tertawa kecil saja.

Di saat pertandingan itu Verona merasa Danu yang sedang bertanding sesekali milik ke arah nya dan melemparkan senyuman manis yang membuat semua gadi heboh namun tidak dengan Verona yang justru merasa risih.

"Gua ke kelas dulu Vini!" ujar Verona bangkit pergi dari sana.

"Pertandingan nya belum selesai dugong!" heboh Vini.

"Bodoamat! Gua gak mood nonton basket kalau pemain nya genit begitu!" balas Verona.

Vini terdiam sesaat kemudian dia melihat ke arah Danu yang memperhatikan kepergia  Verona dari kursi penonton. "Ada apakah ini?"

"Kenapa Danu seperti liatin Verona. Danu suka dengan Verona? Bisa bisa nya dia naksir sama cewe modelan dugong begitu! Mendingan sama gua ajalah!" heboh Vini kesal.

Danu tampak tidak fokus bermain basket saat Verona pergi membuat Vini semakin yakin jika Danu memiliki perasaan dengan Verona namun Verona sebalik nya.

"Kasihan sekali Danu suka kok sama modelan Verona. Mendingan sama gua aja yang peka sama lo."

............

Imperfect love [ End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang