Bab 19. Hanya bisa minta maaf

110 9 0
                                    


........

Sepulang nya Samudra dari rumah Verona, Samudra merasa sangat leleh dia pun memutuskan untuk tidur sejenak, namun baru saja dia mau tidur seseorang sudah masuk ke kamar dengan kasar.

"Samudra! lo di antar siapa barusan?" tanya Dira.

"Supir teman gua," jawab Samudra.

"Kok ada yang mau temenan sama orang cacat kayak lo? pasti dia buta ya?" ledek Dira.

"Jaga ucapan lo. lo boleh hina gua sesuka lo, tapi jangan lo hina teman gua juga," ucap Samudra menegur.

Plak!

"Berani lo lawan gua?" tanya Dira setelah dia menampar pipi Samudra, Samudra menghela nafas panjang, dia harus lebih sabar menghadapi Dira.

"Gua minta maaf. gua cuma nggak suka aja lo hina teman gua juga, cukup lo hina gua aja," ucap Samudra menjelaskan.

"Mereka pantas dapat itu, karna berteman dengan anak cacat tidak berguna kayak lo, siapapun yang dekat lo pasti kena hinaan, lebih baik lo jauhi mereka. kalau lo mau teman lo nggak malu," ujar Dira dengan nada ketus nya.

Samudra hanya bisa diam, selama ini Verona dan Gendis sering kali mendapatkan hinaan dari teman sekelas mereka juga namun kedua gadis itu memang tidak peduli sama sekali, selain kedua gadis itu Samudra tidak punya teman sama sekali, semua menjauhi nya.

Samudra tahu dia cacat dan tidak ada yang mau jadi teman nya, bahkan mereka lebih suka menghina keadaan nya, bahkan keluarga nya saja tidak mau menerima keadaan nya, tapi berbeda dengan Verona yang tidak keberatan menerima nya sebagai teman.

"Gua dengar lo di putusin sama Zera, gimana? udah nyesel lo tolongin orang bodoh kayak dia?" tanya Dira dengan nada ketus nya.

Samudra hanya bisa diam saja saat ini dia tidak punya jawaban, karna sejujur nya dia agak menyesal sudah menyelamatkan Zera saat hendak di tabrak mobil, akibat menolong Zera, Samudra lah yang di tabrak oleh mobil itu hingga membuat kedua kaki nya lumpuh.

Samudra berharap Zera akan terus menerima nya dan menjaga nya walau keadaan dia tidak seperti dulu lagi, namun ternyata dia salah, pada akhir nya Zera pergi meninggalkan  nya, padahal Samudra sangat mencintai nya namun kini dia sudah tidak dapat merasakan cinta itu lagi.

"Kaki lo cacat gara gara dia. kita kayak gini gara gara lo cacat, sekarang lo terima balasan dari perbuatan lo yang sok jadi pahlawan," ucap Dira sambil menunjuk ke kaki Samudra.

"Gu-gua cuma bermaksud baik menolong Zera. gua nggak tau kalau semua nya akan berakhir seperti ini, maaf in gua!" ucap Samudra merasa bersalah.

"Maaf nggak akan mengembalikan semua nya seperti dulu, sekarang lo rasain aja balasan dari perbuatan baik lo," saut Dira sinis.

"Gua terima. tapi kenapa kalian juga harus benci sama gua? kalian nggak bisa terima gua lagi?" tanya Samudra.

"Karna lo cacat bodoh! keluarga ini jadi malu gara gara lo cacat! kita malu Sam!" bentak Dira.

Samudra menarik nafas panjang, semalu itu kah sampai keluarga nya sama sekali tidak mau menerima keadaan nya, apakah tidak ada kesempatan maaf untuk Samudra.

"Yang hanya bisa gua lakukan hanya minta maaf ke kalian. gua nggak tau harus berbuat apa lagi?" ucap Samudra sudah pasrah, Samudra hanya bisa terus meminta maaf karna dia sudah tidak punya tempat baik di rumah nya lagi.

"Sampai kapan pun kita nggak akan pernah maaf in lo. mungkin suatu hari nanti lo bakal di buang sama Papa dan Mama," ucap Dira seketika membuat Samudra panik.

"Ja-jangan buang gua. gua yakin gua pasti bisa jalan lagi, tapi tolong beri gua waktu," ucap Samudra memohon.

"Lo lumpuh total selama nya. sampai mati pun lo nggak akan bisa jalan lagi," ucap Dira ketus.

Dira melangkah pergi dari sana dengan wajah kesal, Samudra merasa panik karna dia takut di buang oleh kedua orang tua nya, Samudra tidak ingin pergi dari rumah itu, dia tidak mau di buang oleh keluarga nya.

"Tolong jangan buang Sam! Sam janji akan terus berusaha jalan, tolong beri Sam waktu!" ucap Samudra ketakutan.

Samudra melihat ke kedua kaki nya, Samudra berusaha untuk menggerakkan kedua kaki nya namun tetap saja tidak bisa, kedua kaki nya mati rasa.

"Tolong kaki lo harus bergerak! gua nggak mau di buang sama keluarga gua!" ucap Samudra memohon.

.............

Pagi itu Verona pergi ke sekolah seperti biasa nya, di pertengahan jalan Verona melihat seseorang yang dulu pernah dia tolong, orang itu terlihat melambaikan tangan ke arah nya, Verona pun menghentikan laju motor nya.

"Ada apa lo ganggu gua?" tanya Verona dengan nada ketus nya.

"Gua mau bilang terima kasih lo udah bantu gua waktu itu, sorry gua baru bilang sekarang," ucap laki laki itu.

"Ok gua terima walau telat," Saut Verona.

"Nama gua Danu dari sma Wijaya," ucap laki laki bernama Danu itu memperkenalkan diri nya.

"Verona dari sma Bimantara," balas Verona.

"Udah selesai kan? gua harus berangkat ke sekolah, sebentar lagi udah mau masuk! Bye!" ujar Verona melesat pergi dari sana.

"Padahal gua belum selesai," ujar Danu.

Danu masih ingin berbicara dengan gadis pemberani itu, namun sayang nya waktu mereka bertemu sangat tidak tepat, namun sekarang Danu sudah tahu nama dan dimana gadis itu bersekolah.

"Sepertinya beberapa hari lagi gua bakal ke sekolah lo, gua jadi nggak sabar ketemu lo lagi Verona," ucap Danu di tutup senyuman nya.

................

Imperfect love [ End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang