57. Bocah ada aja Tingkahnya

15.9K 753 52
                                    

Mark 9 Tahun
Jeno 4 Tahun

Riweuh nya pagi hari di kediaman keluarga jung. Taeyong pagi ini bangun sedikit kesiangan. Dan kalau sudah kesiangan gini, semua jadi ikut kesiangan.

Jaehyun duduk dimeja makan bersama anak-anaknya. Taeyong sedang menyiapkan sarapan.

"Sebentar ya yah. Ini lagi di goreng" ucap taeyong ketika matanya tidak sengaja eye contact dengan sang suami.

Padahal jaehyun hanya diam, namun taeyong seakan tau jika suaminya ini sudah tidak sabar lantaran ini semua bisa bikin jaehyun telat ngantor.

"Buuuuuu.. yang ini caranya gimanaaaa??? Kakak lupaaaaa" Mark berteriak, mengalihkan atensi bubu yang sedang fokus menyiapkan sarapan.

"Apa kak?? Kerjain dulu semua nomor.. Semua yang kakak bisa dulu aja. Nanti bubu liat" jawab taeyong yang masih berusaha sabar.

Mark lupa semalam saat belajar tidak mengerjakan PR. Padahal sudah diingatkan dan ditanyakan beberapa kali, apakah pelajaran besok ada PR yang belum dikerjaan? Dan mark mantap menjawab tidak. Namun apa realitanya, pagi-pagi gini baru ingat dan akhirnya baru dikerjakan pagi ini.

Jaehyun hanya terdiam, enggan berniat membantu anak sulungnya mengerjakan PR nya. Itu konsekuensi mark, kenapa semalam bilang tidak ada PR tapi kok pagi-pagi begini malah baru mengerjakan. Jaehyun tidak suka anak-anaknya yang tidak disiplin.

Mark pun tau jika sang ayah kini sedang marah dengan dirinya, Serta mark terlalu takut jika harus meminta sang ayah untuk membantunya mengerjakan PR. jadi satu-satunya harapan mark saat ini hanya bubu yang bisa membantu dirinya mengerjakan PR.

Kini taeyong sedang menyendokan nasi ke masing-masing piring untuk suami dan anak-anaknya sarapan.

"Bu.. ade mau loti ajjaahh.. syama selai syoklatt.. nda mau nasyiii goleng" ucap jeno.

"Kan ini sudah bubu siapkan mamnya nasi goreng dek. Ayo cepat mam. Nanti telat sekolahnya" jawab taeyong.

☹-jeno cemberut. Tangan kecilnya mendorong pelan piring berisi nasi goreng yang sudah tersaji didepannya.

Melihat anak bungsunya yang murung. Taeyong mendekat pada jeno.

"Bubu suapin ya. Mau ya. Ayo aaaa"

taeyong sudah menyendokan nasi goreng untuk disuapkan pada jeno. Namun jeno menggeleng dengan keras. Menolak suapan dari bubunya.

"Ndaaa mau bubu!!!" Jeno sedikit berteriak.

Mendengar anaknya berteriak, jaehyun yang sejak bangun tidur dalam mood yang tidak baik terus berusaha sabar dengan tetap menikmati sarapannya.

"Besok ya sayang sarapan rotinya. Pagi ini adek mam nasi goreng dulu. Ayo aaaa" taeyong terus membujuk anaknya supaya segera makan.

"ADE BILANG NDA MAAUUUUU!!!!"

brakk~
jeno menepis sendok yang sudah berada didepan mulutnya yang hendak bubu suapkan menjadi jatuh dan nasi berceceran.

"Jeno Jung!!!" Ucap jaehyun tegas, menatap anak bungsunya dengan tatapan tajam.

Taeyong, mark, dan jeno yang mendengar ucapan jaehyun mendadak takut.

"Cepat makan yang ada!!" Ucap jaehyun.

Merasa dirinya sedang dimarahi sang ayah. Jeno menunduk takut. Enggan menatap sang ayah.

"Semakin cepat adek makan. Semakin cepat kita berangkat. Nggak usah minta yang nggak ada!!" Ucap jaehyun tegas.

"Udah.. udah ya.." taeyong mengusap punggung sang suami yang sedang diselimuti amarah.

"Ini bubu siapin adek roti ya biar adek cepat mam. Ayo ayah lanjut aja mamnya. Habiskan. Atau ayah mau nambah apa lagi biar bubu ambilkan" ucap taeyong lembut. Tangannya terus mengusap punggung sang suami memberikan ketenangan. Menatap manik mata jaehyun yang sebenarnya taeyong takut untuk menatapnya jika jaehyun dalam keadaan emosi seperti ini.

Keluarga yang katanya Cemara - JUNG FAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang