76. Supportive Family

15.5K 788 117
                                    

Mark 8 Tahun
Jeno 3 Tahun

Pagi ini semua sudah berkumpul di meja makan sedang menyantap sarapan bersama seperti biasanya.

"Ayah.. ingat hari ini kakak mark ada pentas. Ayah harus datang!" ucap taeyong tegas.

"Nggih cintaku.. awakmu wes ngomong terus dari minggu lalu. Aku lohh gak pikun bu. Inget aku bu inget.." jawab jaehyun, yang mulai malas mendengar ucapan yang sama dari istrinya.

"Ini tuh bukan masalah kamu inget apa nggak inget mas!! Kamu tuh suka last minute ngebatalin janji, tiba tiba saat hari acara bilang 'bu maaf banget, ayah mendadak harus kemana lah. Ayah nggak bisa datang' Halaaahhhhhhh" taeyong menatap sengit sang suami, kemudian beranjak ke wastafel menaruh piring bekas sarapan.

Taeyong sangat tau kebiasaan sang suami yang tiba-tiba membatalkan janji. Kalau hanya berurusan dengan dirinya, taeyong masih bisa paham dan mengerti mengingat ini juga bagian dari pekerjaan sang suami. Namun untuk kali ini berbeda lantaran suaminya berurusan dengan putra sulung mereka. Mark sangat berharap jika semua anggota keluarganya hadir melihat dirinya pentas.

"Iya bubu.. janji deh nanti ayah pasti datang untuk lihat kakak mark pentas. Tapi pagi ini ayah harus ke kantor dulu." jaehyun mendekat pada sang istri dan memeluk taeyong dari belakang yang kini sedang sibuk di depan wastafel. Menumpukan kepalanya pada bahu kanan sang istri.

"Jangan kecewain kakak dengan kamu nggak datang. Awas ajaaa!!!" Ucap taeyong tegas.

"Iyoo bubu.." jawab jaehyun yang masih setia memeluk sang istri dari belakang.

"Iya iyo iya iyo kalau ternyata kamu nggak datang, nggak usah pulang ke rumah sekalian!!"

Bugh~ taeyong menyikut perut sang suami, dan mendorong sang suami untuk melepaskan pelukannya.

"Di rundown acara, kakak tampil jam 11.00. Jadi sebelum jam 11.00 kamu harus sudah sampai di venue" ucap taeyong menambahkan dan pergi meninggalkan sang suami yang masih berdiri ditempat.

"Aduhhhh.. sakit sekali bu perut akuuuu. Kenapa ya kamu suka sekali menyakiti aku" jaehyun memegang perutnya setelah disikut oleh sang istri. Pura-pura mengaduh kesakitan.

Taeyong bodo amat dan hanya menatap malas sang suami. Menurut taeyong kenapa ya jaehyun ini jika sedang diajak bicara serius malah responnya seperti tidak ada keseriusan dalam dirinya.

"Ayahhh.. napahhh ayah?" Jeno yang mendengar sang ayah mengaduh kesakitan, menjadi penasaran.

"Sakit dek perut ayah.. bubu tonjok perut ayah" jaehyun mendekat pada putra bungsunya yang kini sedang duduk pada baby chair miliknya dan beracting sedih, meminta simpati pada sang anak.

"Manahh syakit??" Tanya jeno, memperhatikan sang ayah.

"Sini sakit dek" jawab jaehyun, mengusap perutnya.

Jeno mengangguk paham.

"Nanti ya ayah.. ade peliksya yaa" jawab jeno.

Mendengar ucapan sang anak, jaehyun hanya bisa menahan gemas.

"Memang bayikkk gendut ini bisa ya periksa???" Jaehyun mencubit gemas pipi putra bungsunya.

"Bisyaaaa!! Ade ituuhh doktel jeno si bayi gendudddd🤭" jawab jeno.

Jeno bergerak tidak nyaman pada baby chairnya, meminta dikeluarkan.

"Bubu.. bubu.. manahh doktel doktel ituuhh?!?! Ade mau peliksya ayahhhh" jeno meretangkan kedua tangannya meminta bantuan sang ibu.

"Adek.. nanti ya nak periksa ayahnya.. ini kan ayah mau kerja, jadi periksanya setelah ayah pulang kerja" jaehyun membawa jeno yang sudah bergerak tidak nyaman pada baby chairnya untuk beralih pada gendongannya.

Keluarga yang katanya Cemara - JUNG FAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang