WHAT IF : Celebrate Ramadhan pt. 3

14K 952 168
                                    


Mark 9 Tahun
Jeno 4.5 Tahun

Setelah tragedi adek jeno si bayi gendut berulah bersuara keras menyamai imam dalam membaca surah Al Fatihah dan Àaaaaamiiinnn yang keras. Kini jaehyun kembali melanjutkan sholat tarawih masih bersama kedua putranya.

4 rakaat awal jeno masih anteng saja, mengikuti setiap gerakan sholat seperti orang-orang dengan suara kecil berbisik seperti yang diperintahkan sang ayah.

Allahu Akbar - Takbir memasuki rakaat ke 5 dan 6.

"Ayahhh.. ade duduk syajahhhh yaaa. Ade cape" ucap jeno yang sedang duduk meluruskan kedua kaki, dan tangan kecilnya menarik sarung sang ayah membuyarkan jaehyun yang baru saja takbiratul ihram memulai sholat.

"Iya sayang.. duduk yang baik yaa. Tidak boleh berisik" jawab jaehyun, yang akhirnya membatalkan sholatnya dan buru-buru kembali membaca niat.

Kini jeno hanya terduduk menatap sekitar, tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut kecilnya. Seperti menuruti perintah sang ayah supaya tidak berisik.

Assalamualaikum warahmatullah~ selesai rakaat ke 6.

"Ayahhhh.. ini telakhil? Atau masyih ada lagih??" Tanya jeno, ketika sang ayah sudah salam tengok kanan kiri menyelesaikan sholatnya.

"Masih sayang.. sholatnya ada 23 rakaat. Ini baru 6. Jadi masih ada 17 rakaat lagi nak" jawab jaehyun, berusaha memberikan pengertian pada putra bungsunya.

"Kok banyak syekalihhh ayah?? Ade nda mau ahhhh!! Ade capeeee!! Ade mau pulanggggg ayahhhh" Jeno merengek. Merasa kesal dan bosan karena tidak selesai-selesai.

"Harusnya tadi adek tidak usah ikut ke masjid!! Di rumah saja!! Kan tadi bubu bilang, adek harus nurut kalau mau ikut ke masjid!!" Kakak mark yang mendengar ucapan sang adik jadi merasa kesal. Drama dimulai.

Jaehyun mengusap puncak kepala putra sulungnya.

"Kakak sabar ya sayang.." ucap jaehyun.

"Adek.. duduk yang baik saja tidak apa-apa nak. Jadi adek tidak merasa capek" ucap jaehyun, beralih pada putra bungsunya.

Jeno menatap penuh kemelasan pada sang kakak, sementara yang ditatap merasa bodoamat masih kesal dengan sang adik.

"Iyyah kaka. Ade nulut, ade diam syajahhh.. nanti besyok ade ikut ke masjid lagi yaa kaka yaa" ucap jeno menatap sang kakak penuh harap.

Adek jeno si takut kalau kakaknya marah, dan si takut nggak ditemenin kakaknya. Alias wes lah adek juara 1 bucin kakak.

Mark hanya terdiam dan menganggukan kepalanya.

Memasuki rakaat ke 20, jeno masih duduk anteng saja. Menuruti perintah sang ayah dan sang kakak. Menatap sekitar hingga netranya menangkap anak kecil laki-laki yang duduk beralaskan sajadah kecil persis milik dirinya tepat dibarisan belakang jeno.

Jeno terdiam, menatap lekat-lekat anak kecil itu. Hingga akhirnya jeno mulai mendekati. Kakak mark yang sadar adiknya berpindah dari posisi semula memberikan kode pada jeno.

"Husshhh.." mark bersuara lirih, menegur sang adik agar kembali pada tempatnya.

Sementara yang diberikan kode tidak sadar diri dan semakin menjauh. Berpindah pada barisan belakang.

Keluarga yang katanya Cemara - JUNG FAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang