50. Our Last Story

1.3K 57 13
                                    

Baca sesuai urutan judul.
Vote dong tukhon:)

Heppi riding, typo(s) everywhere:')

........

D͓̽A͓̽R͓̽K͓̽ B͓̽L͓̽O͓̽O͓̽D͓̽

"Juan!"

"Ya Theo?" Juan menghampiri Theo.

"I've good news."

"Tell me."

"THEO DITERIMA DI UNIVERSITAS IMPIAN THEO!"

"Ha? Beneran? Theo ga lagi boongin Juan?"

"Engga Juan, Theo mana berani boongin Juan. Lihat lihat, nih pengumumannya." Theo memberikan iPad miliknya yang menunjukkan Theo lolos.

"I'm proud of u, i'm happy for u Theo." Juan memeluk Theo dengan erat.

Juan sampai menangis karena terharu. Theo menyeka air mata Juan.

"Don't cry Juan, we should be happy."

"I'm cry because I'm happy Theo."

"Kenapa setiap Juan menangis malah terlihat lucu?"

"Eh?"

"Juan sudah tua tapi tetap cantik."

"Benarkah? Juan sudah umur 43 tahun lho."

"Juan masih terlihat seperri umur 20 an."

"Theo jangan mulai lagi deh."

"Theo serius, kalau Juan bukan istri papa, Theo akan mengejar Juan saja."

"Hey anak kecil, bilang apa kamu tadi?" Theo dan Juan menoleh, Nero baru pulang kerja.

"Pa, Juan buat Theo saja ya? Papa sudah tua, sudah jelek."

"Maksud?! Jangan bicara sembarangan ya Theo."

"Au, Theo serius. Juan pilih siapa antara Theo sama papa?"

"Harus memilih?"

"Iya lah."

"Juan pasti memilih papa."

"Juan pilih Theo saja."

"YES! Theo tampan makanya Juan memilih Theo." kata Theo dengan sombongnya.

" kata Theo dengan sombongnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nb : Theo Agael

"Juan~~~~" Nero merengek.

"Pa, inget umur udsh 56 tahun, jangan kaya bocah."

"Hey Theo umurmu masih 18 tahun jangan kurang ajar sama papa ya."

"Yang penting Juan memilih Theo wle." Theo berlari menghindari kejaran Nero.

𝕯𝖆𝖗𝖐 𝕭𝖑𝖔𝖔𝖉 [𝖒𝖆𝖙𝖚𝖗𝖊 ++]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang