bab 14 aura kekacauan dan kegelapan

185 17 0
                                    

"Sebentar lagi kau akan mendapatkan wujud baru"ucap pria bermahkota hitam itu membuat bagus menatap bingung.

"Mendapat wujud baru? Apa maksudmu hah?"tanya bagus dingin karena ia kesal dengan pria di depannya ini yang terus tersenyum padanya.

Hal itu membuat bagus jengkel pada pria itu,tapi entah mengapa bagus merasa sedikit nyaman padanya.

Mendengar ucapan dari orang yang ia cari hanya menggelengkan kepala.

"Kau akan mendapat wujud baru karena kau telah mendapatkan The eternal chaos book of truth yang baru kau dapatkan beberapa saat yang lalu"penjelasan dari pria itu membuat bagus membulatkan matanya terkejut dan dengan cepat bagus mengembalikan ekspresi wajahnya.

"Lalu apa yang aku lakukan untuk mendapat perwujudan itu?"tanya bagus membuat pria itu tersenyum miring sambil mengeluarkan auranya membuat bagus tertekan.

Segera bagus mengeluarkan semua auranya untuk menahan aura pria itu dan terjadi tabrakan antara aura kekacauan dengan aura kegelapan membuat tanah di sekitar mereka gemetar kuat.

"Kau harus melewati sebuah ujian di hidupmu,Bagus Wijaya Putra"ucap pria itu membuat bagus tidak terima karena ia telah banyak melewati ujian dengan berat di dunia ini dan bagus menatap pria itu dengan tajam dan tangan mengepal kuat sambil aura lebih kuat keluar dari tubuh bagus.

Hal itu membuat aura kegelapan menepis dan itu membuat pria itu tertekan.

"Aku telah melewati ujian yang berat dengan takdir yang sudah di tulis oleh sang pencipta kenapa aku harus menjalankan ujian lagi. APA TIDAK CUKUP UNTUK UJIAN YANG AKU JALANI SELAMA INI?"bagus menjerit di akhiri ucapannya dengan air mata yang keluar dari matanya dengan deras membuat pria itu merasa sakit di hatinya.

Ia tidak percaya bahwa ia akan melihat sosok rapuh dari orang yang ia cintai dari kehidupan pertamanya.

"Bukan ujian sep..."

"UJIAN APA YANG KAU MAKSUD? APA UJIAN UNTUK MENGIKHLASKAN? KEKECEWAAN? KEHILANGAN? PENYIKSAAN? ATAU APA. AKU TELAH MENDAPAT KEKACAUAN DI HIDUPKU KARENA APA,KARENA AKU MELIHAT KEDUA ORANG TUA KU DI BUNUH DI DEPAN KU SENDIRI AKU MELIHATNYA DENGAN KEDUA MATA KU SENDIRI. LALU UJIAN SEPERTI APA UJIAN YANG KAU MAKSUD HAH?"ucap bagus dengan triak sambil menunjuk pada dirinya sendiri.

"Maafkan aku telah mengingatkan mu tentang itu"ucap pria itu Pelan namun masih bisa di dengar oleh bagus.

Bagus tidak menyadari ia telah melepas semua auranya membuat pria itu tertekan dengan kuat bahkan pria itu terus mencoba untuk berdiri tegak. Karena ia tidak mau terlihat lemah di depan bagus.

Ia juga menahan air matanya agar tidak keluar,tapi apa daya air matanya tetap saja keluar.

"Lebih baik kau keluar dari sini"ucap bagus sambil mengusir pria itu lembut dan pria itu segera menggelengkan kepala bahwa ia tidak mau keluar dari sini.

Hal itu membuat bagus marah dan bagus segera mengangkat tangan mengarah pada pria itu dan tubuh pria itu segara melayang membuatnya terkejut.

"Aku telah menyuruh dengan lembut,tapi kau tidak mengerti ya"ucap bagus lalu menciptakan sebuah lubang yang tiba-tiba muncul. Lubang itu berwarna merah menyala.

Membuat pria itu menggelengkan kepala cepat bahwa ia masih tidak mau keluar dari sini dengan cepat bagus mengayuh kan tangan ke arah lubang itu. Segara tubuh pria itu melayang ke arah lubang itu berada.

Saat hampir seluruh tubuh pria itu di lahap oleh lubang itu. Pria itu sempat-sempatnya menoleh pada bagus sambil tersenyum.

"Kita akan...."









Guardian or Ruler  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang