60. Kita ini apa?!

46 2 31
                                    

Selamat membaca
🖤
.

📞•

Mada : "Apa lagi sih Fa, lo hobi banget telfon gue?!"

Farez : "Naya di rumah lo kan?"

Mada : "Males, gue gak mau bahas itu"

Farez : "Jujur Sen! Lo yang culik Naya kan?!"

Mada : "Enggak, gue gak culik"

Farez : "Share loc sekarang! Nomer lo gak bisa gue lacak!"

Mada : "Kangen lo sama gue? Pingin banget ketemu?"

"KAK MADA TELFON SIAPA?!!"

Teriakan Naya terdengar kembali di telfon

"Kangen-kangenan sama siapa?!"

"Enggak sayang, ini kakak gue"

"BOHONG!!"

"Enggak sayang"

Farez : "Naya? Itu suara Naya kan?"

Mada : "Lo apaan sih Fa, ini cewek gue. Udah, lo gak usah ganggu gue deh"

Mada menutup mulut Naya agar tidak bersuara lagi

Farez : "Naya belum ketemu tolol!"

Mada : "Bukan urusan gue lah. Gue gak tau apa-apa"

Farez : "Lepasin aja ngapa sih Sen! Gue tau lo yang culik"

Mada : "Apanya yang di lepasin? Gue udah lepasin, lepasin perjaka gue. Hahaha"

Farez : "Anjing!"

Mada : "Udah dulu ya, gue mau enak-enak dulu sama cewek gue. Bye!"
•~•

Mada melepaskan tangannya dari mulut Naya setelah mematikan telfonnya.

"Ih! Apaan sih!"

"Lo yang apaan, kenapa pake teriak-teriak coba?"

"Ya lo kangen-kangen, ya gue curiga lah!"

"Cemburu? Cie yang udah bisa cemburu" Goda Mada

"Gue gak cemburu! Lo kalo mau enak-enak sama cewek lo ya udah, sana pergi! Gak usah deket-deket gue!"

"Cemburu ya?"

"Enggak!"

"Bilang aja cemburu"

"Enggak Kak!"

"Ini kenapa cuma pake bathrobe? Sengaja mau godain gue?" Mada langsung menarik Naya ke pangkuannya

"Ih, gue itu kaget tadi lo telfon bilang kangen"

"Cie, sayang gue nih"

"Dih! Sana enak-enak sama cewek lo!"

"Ini kan cewek gue. Ayo enak-enak"

"Ogah!"

Mada mencium pipi dan hidung Naya, perlahan dia mulai melumat bibir Naya.

Naya hanya diam dan merangkul Mada, dia mengimbangi ciuman tersebut. Tangan Mada mulai masuk ke bathrobe milik Naya, ia memegang bagian dalam tubuh Naya yang sensitif

"Ahh"

"Enak ya?"

"Lepas Kak!"

"Kan mau enak-enak"

"Enggak mau, jangan sekarang sshh"

Tok tok

"Permisi Tuan, Dokter sudah datang" Ucap Roman dari luar

EFEMERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang