49. Keputusan

33 1 0
                                    

Selamat membaca
🖤
.


"Udah selesai semua Naya. Mama siapin dulu ya"

"Naya bantu apa lagi Tante?"

"Kamu duduk aja sayang, kamu kan lagi hamil, harus banyak istirahat"

"Tapi Naya mau bantu Tante"

"Bantu panggil Aga sama Papa aja ya, di taman belakang"

"Oke"

Minggu sore, Naya di ajak oleh Sagara untuk ke rumahnya. Naya berdiri di depan pintu kala mendengar percakapan Sagara dan Emir

"Papa mau pernikahan kamu itu dibuat meriah Aga, kamu itukan anak laki-laki Papa satu-satunya. Pokoknya Papa mau undang semua keluarga dan rekan Papa"

"Iya Pa, Aga tau. Tapi nanti ya setelah Naya melahirkan. Sekarang yang penting Aga sama Naya udah punya ikatan pernikahan. Buat pestanya diundur gak papa Pah"

"Nunggu berapa lama lagi?"

"Gak lama Pa, paling juga 3-4 bulan aja. Inikan juga bisa buat persiapan Aga buat nyusun semuanya Pa"

"Terserah kamu Ga. Yang penting Papa mau pesta itu dibuat meriah, Papa serahin semua ke kamu"

"Iya Pa, nanti Aga atur gimana baiknya"

Naya memberanikan diri mendekat pada Sagara dan Emir

"Kak Aga, Om Emir di panggil Tante Varen. Makanannya udah siap"

"Iya sayang"

Emir hanya mengangguk dan langsung masuk. Naya menahan tangan Sagara yang menggandengnya.

"Kenapa sayang?"

"Papa kamu gak setuju ya sama aku?"

"Kamu denger?" Naya mengangguk

"Duduk sini dulu, biar aku jelasin"

Naya menurut dan duduk di samping Sagara

"Sayang, Papa itu suka kumpul sama keluarga dan temen-temennya. Dari aku kecil Papa selalu cari cara buat kumpulin mereka. Papa suka bersosialisasi sayang. Aku minta kamu maklumi Papa ya"

"Tapi aku yang malu Kak, gimana kalo orang-orang tau aku hamil dulu"

"Sayang, itu gak akan terjadi. Nanti aku akan handle semuanya. Yang penting kita nikah dulu secara sah, buat pestanya nunggu baby lahir ya"

"Gimana sama Papa kamu?"

"Papa pasti juga ngertiin keadaan kamu sayang. Kita itu cuma butuh komunikasi aja, nanti kita ngobrol lagi sama Papa ya"

Naya hanya mengangguk

"Ya udah, ayo masuk"

"Oke"

Mereka berempat makan bersama di tempat makan. Naya hanya mengaduk-aduk makanannya dengan melamun, hal tersebut membuat Sagara mengalihkan perhatiannya

"Nay, kenapa?" Naya yang merasa dipanggilpun langsung menoleh

"Apa Kak?"

"Kamu kenapa gak makan?"

"I-ini aku makan kok"

"Mau aku suapin?"

"Enggak, gak usah Kak"

Naya melanjutkan makannya agar segera selesai.

"Naya, aku anter pulang sekarang ya"

"Loh, kok buru-buru Ga?"

EFEMERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang