Bab 9

1K 66 10
                                    


2000 KATA!! Aku harap kalian tidak bosan ):

.

.

.


Hari ini Lisa mengunjungi rumah sakit tempat ia akan melahirkan nanti. Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, perasaan senang menyambut kehadiran sang bayi begitu terlihat di wajah cantik Lisa.Di sampingnya Jungkook seperti biasa sibuk dengan handphone miliknya mengurus urusan bisnis. Lisa melihat wajah Jungkook yang akhir-akhir ini sulit menampakkan senyum dan Lisa tahu apa penyebabnya. Biarlah ia pura-pura tidak tahu demi anaknya dan biarlah jiwanya hancur lebur asal tidak raganya. Karena jika raganya yang hancur ia akan sangat merasa kasihan pada anaknya.

Jungkook merasa di perhatikan menolehkan kepalanya ke arah Lisa dan dengan cepat mematikan handphone miliknya kemudian menarik tangan Lisa dengan lembut memasuki ruang dokter kandungan yang kebetulan adik dari nyonya Jeon. Lisa yang melihat itu tersenyum miris.

"Bibi bagaimana persiapan untuk bayi kami" Ucap Jungkook menghampiri sang bibi dan memberikan pelukan hangat. Kemudian di susul  Lisa yang memeluk sang bibi.

"Semuanya sudah siap Jungkook hanya tinggal menunggu hari tanggal kelahiran bayi kalian"

Ketiganya berbicara banyak hal dari mulai merawat bayi hingga ke pendidikannya.

Lisa secara perlahan melihat hanphonenya dan membaca pesan dari seseoarnag yang harus ia temui secara sembunyi tanpa sepengetahuan Jungkook. Tiga puluh menit lagi Lisa harus menemui orang itu untuk pertama kalinya.

.

.

.

.

Selepas mengantar Lisa ke rumah dari dokter kendungan Jungkook menancap gasnya mengunjungi gedung terbengkalai di ujung Kota tempat terpencil. Cukup lama dalam perjalanan akhirnya Jungkook sampai dengan disambut oleh orang-orang kepercayaan.

Dua pria kepercayaanya itu mengarahkan Jungkook menuju satu ruangan paling ujung. Tempat mereka mengurung seseorang da hari ini dengan tangannya Jungkook akan menghabisi orang itu.

Jungkook membuka pintu usang itu dan menimbulkan bunyi derit yang cukup nyaring. Di ruang yang penuh sarang laba-laba dan pengap itu Jungkook bisa melihat seorang pria yang terikat di kursi dengan rantai mengelilingi tubuhnya. Jungkook dan pria itu saling tatap namun tatapan pria yang nyawanya hampir di ujung tandunk itu masih sempat memberikan senyum remehnya.

''Ahh jagoan Jeon Jungkook. Mengapa kau baru datang untuk menghabisi ku, harusnya sejak dimana aku hampir membut istri dan calon anakmu mati. Ku dengar dari bos ku kau akan memiliki dua anak, apakah anak mu itu kembar?"

Mendengar ucapan pria didepannya membuat Jungkook mengernyitkan dahinya. Tapi kemudian Jungkook memilih abai dan menghampiri pria itu tanpa basa basi melesatkan satu peluru tepat di jantung pria itu. 

"Bereskan mayatnya. Langsung hancurkan di alat pemanggang".

Mendengar perintah sang bos kelima anak buah Jungkook dengan patuh mengikuti perintahnya. Kelimanya menyeret pria malang itu dengan perasaan campur aduk. Ini bukan korban pertama kali melainkan korban yang kesekian kali.

Jungkook pergi menuju salah satu ruang yang berbanding terbalik dengan ruang yang pengap tadi. Ruangan ini bisa dikatakan seperti bar kecil dan tentunya sangat bersih. Jungkook memang ahlinya dalam memanipulasi orang. Tampak dari luar gedung ini begitu kumuh dan hampir tidak tersentuh.

Jungkook memandangi wajahnya yang terkena percikan darah. Kemudian tanpa pikir panjang ia menghancurkan cermin didepannya hingga tak berbentuk. Jungkook sangat ingat bagaimana ia melihat Lisa yang hampir menjadi korban pembunuhan oleh dua orang pria sialnya pria yang satunya berhasil kabur.

TraitorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang