Haiii, aku kembalii xixiixi. Selamat membaca dan semoga suka sama bab 15 ini..
HAHAHAHA MAJU LUU SHIPPER MAS TERANG DENGAN MBAK2 BEDUAK DI BAWAH INI. SETELAH PUSING DGN LISROSEKOOK 😎👏
Guys kisah ini masih sangat rumit baik di anaknya maupun di ortunya. So tunggu terus cerita ini yaaa
Lily (Tu Tontawan)
El (Bright Vachirawit)
Rheanne (Bua Nalinthip)
.
.
"Selamat ulang tahun Lily sayang".
"Selamat ulang tahun juga untuk mu Rheanne".
Lisa memberikan kecupan di kedua pipi gadis-gadis itu.
"Kalian berdua begitu cepat besarnya. Waktu tidak terasa berlalu begitu cepat".
"Terimakasih mama Lisa" Rheanne meremat jari Daddynya karena merasa kurang nyaman.
"Daddy kapan acaranya akan selesai? apakah masih lama?".
Rheanne menarik bahu Daddynya agar bisa berbisik. Ditengah-tengah keluarga Daddynya dan Mama Lisa itu Rheanne benar-benar merasa tidak nyaman. Matanya berkaca-kaca merindukan sang Mommy, angka 18 yang dikelilingi lilin kecil itu semakin membuatnya sedih, karena Mommynya suka sekali melihat lilin kecil diatas kue ulang tahun.
"Ada apa Rhea, kenapa wajah mu murung sayang".
"Tidak apa Dad, hanya merindukan Mom".
"Rhea selamat ulang tahun juga untuk mu".
Ditengah bisik-bisik antara Rheanne dan Daddynya, Lily menghampiri Rheanne dan memberikan kadonya. Kedua saudara beda ibu itu masih terlihat canggung dan tidak memberikan gestur saling menerima dengan baik. Siapa yang rela menerima takdir hidup seperti mereka berdua. Apalagi mereka sudah paham apa yang terjadi pada orang tua mereka.
"Selamat ulang tahun juga untukmu Lily. Ini kado dari ku dan Rheon".
Lily menerima kado itu dari tangan Rheanne dan menarik lengan Papanya.
"Papa sedari tadi kau sudah bersama Rheanne. Sekarang ayo temani aku berdansa".
"Baiklah ayo Lily. Rhea sayang kau tunggu Dad disini tidak apa-apa kan?''.
"Tidak apa Dad''
Lily memutar tubuhnya mengikuti alunan musik itu dengan lincah, senyumnya merekah melihat aksi sang Papa begitu manis dimatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Traitor
FanfictionLisa dan Roseanne, tidak ada yang salah dengan perasaan kedua gadis itu. Hanya saja keduanya terjebak oleh perasaan yang sama terhadap pria yang sama pula. Keduanya memiliki alasan masing-masing mengapa harus mempertahankan dan mencari keadilan. Sem...