Bab 22

537 53 5
                                    


.

Lily dan Mamanya dikejutkan dengan kehadiran Papanya yang tiba-tiba dirumah. Terlihat Papanya itu acak-acakan benar-benar bukan seperti Papanya yang selalu rapi dan gagah.

"IBU!!!".

Lily menutup telinganya mendengar teriakan keras Papanya.

''Jungkook ada apa malam-malam begini kau tampak marah pada Ibu".

Tatapan mantan suami istri itu bertemu. Lily yang melihat aksi tatapan kedua orangtuanya itu bersedekap dada menatap Papanya.

"Cihh urusan mendesak apalagi yang mengharuskan Papa sampai memiliki waktu untuk datang kemari".

"Astaga Jungkook".

Nyonya Jeon yang senang melihat putra itu menuruni tangga dengan cepat diikuti suaminya.

"Dimana Putriku Ibu?''.

"Putrimu? apa kau tidak lihat Lily ada disini Jung".

Lily memperhatikan bagaimana Papanya menahan emosi dengan kepalan tangannya yang kuat.

"PUTRIKU BUKAN HANYA LILY IBU!''

"JUNGKOOK!''.

Lily menghampiri Mamanya yang membentak Papanya.

"DIMANA SOPAN SANTUN MU. ITU IBU KANDUNG MU!"

"Cihh..aku bahkan tidak merasa ada seorang Ibu".

"Juu..jung apa yang kau katakan Nak".

"Teruslah berpura-pura Ibu sampai Ibu puas".

"Dengar Nak..jika maksudmu Rheanne maka Ibu sama sekali tidak tahu. Semenjak kau meninggalkan rumah ini Ibu tidak melakukan apapun lagi pada Rheanne".

Lily melihat Papanya yang terduduk dengan lemas di Sofa. Terlihat kilasan panik dan lelah diraut wajah yang Lily akui bahwa dirinya merindukan Papanya itu.

"Lalu dimana Rheanne sekarang arghhhh".

Tuan Jeon menghampiri putranya itu dan mengusap rambutnya yang berantakan itu.

"Jung tenanglah. Kau kelihatan sangat kacau seperti ini, kau tidak akan menemukan Rheanne jika panik berlebihan seperti itu".

"Ayah aku tidak bisa tenang. Dari siang tadi aku tidak menemukan Rheanne, sialan...harusnya aku langsung menerima panggilan Rheanne ketika di menelponku tadi bukan membahas proyek".

"Ayah akan menyuruh anak buah Ayah untuk membantu mencari Rheanne. Tenanglah sedikit".

"Jung ayah mu benar. Kau pasti belum makan, ayo makan Ibu akan memasak makanan kesukaanmu".

"Tidak perlu, aku bahkan tidak tahu apakah Rheanne sudah makan atau belum. Entah dimana dia sekarang, entah apa yang terjadi padanya dan... semoga dia baik-baik saja. Roseanne pasti sangat kecewa padaku karena tidak bisa menjaga putri kami dengan baik".

Tanpa mereka sadari ada hati yang terluka mendengar setiap untaian kata yang keluar. Siapa lagi jika bukan Lily. Gadis itu bahkan sudah berkaca-kaca.

"Pa..Papa.. jika yang hilang itu adalah aku apakah kau akan secemas ini?''.

Semua orang diruang keluarga itu mengalihkan tatapannya pada Lily.

"Lily apa yang kau katakan sayang".

Lily melihat Mamanya yang langung memeluknya. Sementara tatapannya mengarah pada Papanya yang juga menatapnya.

"Tentu semua orang akan mencemaskanmu termasuk Papa. Tapi tidak semua orang mencemaskan Rheanne selain Papa".

TraitorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang