Dalam ruang rawat inap itu Lily terus mengusap lengan Mamanya dengan mata sembabnya.
"Lily tidak perlu dipikirkan. Mama baik-bak saja".
Lily menggelengkan kepalanya dan memilih memeluk Mamanya.
"Ma... maaf tidak bisa menahan Papa untuk terus berada di sisi kita. Andai Papa menyayangi ku pasti Papa tidak akan pernah berpikir untuk pergi dari kita bahkan jika Papa tidak mencintai Mama".
Lily menampung air mata Mamanya yang meluruh deras itu. Kedua wanita rapuh itu saling memeluk erat.
"Maafkan Mama Lily. Mama berjanji akan memberikan kasih sayang yang banyak untuk mu, untuk mu Mama akan kuat".
Lily melepaskan pelukannya melihat kedatangan Nenek dan Kakeknya dengan wajah sedih.
"Lisa bagaimana ini? Jungkook tidak menjawab panggilan ibu sama sekali. Informasi dari supir Ibu, Jungkook meninggalkan Negara ini. Di perusahaan Jungkook bahkan sudah mengundurkan dirinya dari emapt hari lalu".
Mendengar pnjelasan Neneknya Lily mengepalkan tangannya. Amarahnya memuncak, entah bagaimana perasaan sayang untuk Papanya menjadi ebuah benci saat ini.
"Bajingan itu".
"Lily!"
Lisa menegur Lily yang berkata kasar untuk Papanya.
Lily bangkit dari bangsal Mamanya dan memilih meninggalkan rumah sakit itu dengan perasaan marahnya.
Ditengah jalanan sunyi Liliy melajukan mobilnya menuju bantara. Dirinya tidak bisa menahan gejolak amarah di hatinya.
"BAJINGAN ARGHHH.."
Lily terus mengumpat meluapkan kekesalannya.
"BAJINGANN.. AKU SANGAT MEMBENCINYA!"
"SIALAN KEPARAT, APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN BERHENTI MENDADAK SEPERTI ITU. KAU INGIN MATI TERTABRAK".
Lily dengan perasaan yang campur aduk membuka pintu mobilnya kasar dan menghampiri pria yang menghadang mobilnya itu.
"KAU BENAR-BENAR BAJINGAN GILA".
PLAKK
Lily langsung menampar pria dihadapannya itu dengan puas.
"Wo..wo hey nona tenanglah. Harusnya kau berterima kasih padaku sudah menyelamatkan nyawamu".
"Kau lihat didepan itu? tanah sedang longsor dan batu-batu itu kau lihat?'
Lily mengerjabkan matanya melihat apa yang pria itu tunjukkan padanya seketika perasaan bersalah memenuhi dirinya.
"um...maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf, pikiran ku sedang kacau saat ini maka dari itu aku tidak memperhatikan sekitarku".
"Tidak masalah, aku mengerti. Lain kali hati-hatilah berkendara bahkan jika perasaanmu sedang baik-baik saja. Sebaiknya kau segera meninggalkan tempat ini, disini berbahaya untuk perempuan. Ayo ikuti motor ku dari belakang".
Lily masih terdiam dan engan mendengarkan pria dihadapannya itu karena merasa was-was.
"Aku mengerti kau pasti merasa aku aneh atau orang jahat. Baiklah, perkenalkan aku Rayn White".
Pria bernama Rayn itu menjulurkan tanganya untu menjabat tangan Lily, namun Lily merasa engan dan amsih tidak percaya.
"Baiklah walaupun begitu aku tahu namamu. Kau Lily kan putri dari Tuan Jeon Jungkook".
"Bagaimana kau mengenalku?''
Rayn mendngar pertanyaan Lily tersenyum dan memilih mendudukn dirinya diatas motor besar milik sambil menatap Lily yan berdiri dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Traitor
FanfictionLisa dan Roseanne, tidak ada yang salah dengan perasaan kedua gadis itu. Hanya saja keduanya terjebak oleh perasaan yang sama terhadap pria yang sama pula. Keduanya memiliki alasan masing-masing mengapa harus mempertahankan dan mencari keadilan. Sem...