Bab 10

1K 71 5
                                    


.

.

Bunyi mesin pendeteksi pasien dikamar Roseanne terdengar begitu keras di tengah-tengah bungkamnya semua orang setelah keributan dan drama beberapa waktu lalu. Keributan itu terjadi ketika Jungkook datang ke rumah sakit tempat Lisa  dirawat dengan berteriak memanggil dokter dalam keadaan bersimbah darah dan panik. Orang tua dan sahabat Jungkook tentu sangat marah mengetahui perbuatan jahat Jungkook pada Lisa, bahkan Jimin dan Jungkook sempat adu kekuatan. Semuanya semakin terkejut ketika mengetahui fakta bahwa Jennie mantan dari Taehyung yang juga sahabat mereka adalah sepupu dari Roseanne kecuali nyonya Jeon yang sejak tadi sudah menatap Jennie penuh emosi.

Jungkook di sudut ruangan masih terduduk lesu dengan tatapan kosong ke arah kamar rawat Lisa dan Roseanne yang berdampingan. Luka akibat tamparan ayah Lisa di wajahnya tidak ia pedulikan. Jimin menatap iba pada sahabatnya itu dan sedikit menyesal telah menyudutkan Jungkook. Sementara Taehyung tidak banyak berkomentar karena merasa dirinya tidak jauh berbeda dengan Jungkook yang mengkhianati pasangannya. Dari jarak pandangnya Taehyung bisa melihat Jennie yang begitu panik dengan wajah sembabnya. Ingin Taehyung menghampiri gadis itu dan merengkuhnya untuk sekedar menenangkan namun apa daya ia tidak memiliki keberanian. 

Ditengah sunyi itu, tangisan bayi yang keras menyadarkan semuanya dari kalutnya pikiran terutama Jungkook. Jungkook seolah-olah hidup kembali mendengar tangisan itu dan tanpa sadar berdiri dari duduknya menuju suara bayi itu yang ia yakini dari kamar operasi Lisa. Tatapan bahagia dan haru tidak bisa Jungkook sembunyikan ditambah dengan pernyataan dokter bahwa Lisa sudah melewati masa kritisnya. Namun tatapan bahagia Jungkook kembali meredup saat melihat Jennie yang berada di depan pintu operasi Roseanne berusaha mengintip di celah pintu yang mustahil untuk bisa melihat. Jungkook bisa melihat raut bahagia semua orang dan kecuali untuk Jennie. 

Lamunan Jungkook buyar saat sang ibu menariknya untuk menuju  ruang rawat Lisa yang entah sejak kapan berpindah, Jungkook bahkan tidak sadar karena pikirannya kembali berpusat pada kondisi Roseanne. Dengan tatapan nanarnya Jungkook meninggalkan ruang operasi Roseanne.

.

.

.

.

Tiga puluh menit setelah  kepergian Jungkook di ruang tunggu operasi persalinan itu terdengar kembali suara tangisan bayi. Jennie yang menunduk menahan kantuk kembali berdiri tegak menunggu dokter.

"Bagaimana keadaan adik saya dan bayinya dokter?" 

"Nona Jennie kau tidak perlu cemas. Bayinya baik-baik saja dan untuk adikmu keadaannya jauh dari kata baik-baik saja. Peluru itu hampir mengenai jantung adik mu meski tidak menimbulkan resiko yang sangat besar tapi tetap saja itu berpengaruh pada kerja jantungnya". 

Mendengar itu air mata Jennie kembali meluruh tanpa bisa ia tahan. Dokter paruh baya itu menepuk pundak Jennie mencoba menenangkan.

"Saat ini adikmu kami nyatakan mengalami koma. Sejujurnya adik mu  di ruang operasi telah kami nyatakan meninggal karena jantungnya berhenti berkerja. Tapi ketika tangis bayi itu terdengar entah keajaiban dari mana jantung adikmu kembali berdetak. Anak itu seolah-olah memanggil ibunya untuk menemaninya".

"Bayi itu sangat cantik".

Jennie hanya mampu menganggukkan kepalanya mendengar apa yang di sampaikan oleh dokter dan berkali-kali mengucapkan terimaksih.

.

.

.

Di kamar rawat Lisa dan bayinya tampak raut bahagia semua orang tanpa terkecuali. Jungkook bahkan sibuk memainkan jari mungil putrinya itu dan sesekali mengusap kepala Lisa karena rasa bahagianya.

TraitorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang