Waktu berjalan cepat, kini Rheanne dan Jungkook genap satu bulan tinggal dikeluarga Jeon.
Saat ini Rheanne belajar dikamarnya untuk bersiap menghadapi ujian. Tiba-tiba Rheanne mendengar ketukan pada pintu kamarnya.
"Ya masuk saja. Apa itu kau Dad?''
Rheanne membalik tubuhnya dan mendapati Lisa disana dengan segelas susu.
"Rheanne ini minumlah susu mu. Kau sedang apa?''
''Oh Mama Lisa, aku sedang belajar"
"Baiklah lanjutkan belajar mu sayang. Mama akan ke kamar Lily mengantarkan susunya"
"Baiklah, terima kasih"
Rheanne kembali fokus membaca bukunya sambil meminum susunya. Minum susu dimalam hari menjadi kegaiatn wajibnya karena Lisa. Rheanne senang karena Lisa sangat baik padanya, antara dirinya dan Lily tidak dibedakan.
Rheanne yang merasa membutuhkan air putih beranjak dari meja belajarnya menuju dapur. Namun sebelum itu ketika melewati kamar Lily dirinya bisa melihat Lily dari celah pintunya. Lily juga sama seperti dirinya, sibuk belajar.
Rheanne yang terburu-buru melihat Daddynya dengan piamanya yang hendak tidur.
"Dad"
"Oh hai sayang. Kau belum tidur, ada apa"
"Aku haus"
"Ini"
Rheanne melihat Daddynya menyodorkan air yang baru diambilnya.
"Bukankah Dad yang akan meminumnya''
"Untuk mu saja, Dad bisa mengambilnya lagi nanti"
"Baiklah, aku akan meminumnya"
Rheanne meminum air itu hingga habis kemudian matanya melihat Lily keluar dari kamarnya.
"Lily kau juga belum tidur''
"Belum Papa, aku sedang belajar"
"Aku mau ke dapur mengambil beberapa cemilan dan air"
Lily melangkahkan kakinya menuju tangga dengan perlahan.
"Ayo, biar Papa temani. Papa juga sedang haus"
"Rheanne sayang tidurlah, ini sudah malam"
Lily mengiyakan ajakan Papanya itu, mereka meninggalkan Rheanne yang masih mengamati keduanya.
Lily yang lebih dulu berjalan merasa aneh ketika Papanya itu terlihat memiliki mood yang baik. Padahal akhir-akhir ini Papanya tampak selalu murung. Tidak ada yang berani berbicara dengan Papanya jika moodnya buruk kecuali Rheanne.
Letelah sampai didapur Lily membuka kulkas dan mengambil beberapa cemilan untuknya kemudian mengambil segelas air untuk ia bawa ke kamar. Lily sudah akan menuju kamarnya namun perkataan Papanya menghentkan langkahnya.
"Lily ada yang ingin Papa bicarakan dengan mu. Bisakah kita berbicara?''
Lily membalik tubuhnya dan duduk di depan Papanya itu.
"Papa tidak tahu mengapa hubungan kita ini sangat canggung sebagai anak dan orang tua. Tapi yang jelas ini salah Papa, Papa minta maaf nak. Maafkan Papa tidak bisa bersama dengan Mama mu. Papa tahu kau marah karena Papa menyakiti Mama mu dan itu wajar. Tapi sayang kau harus mengerti, jika Papa masih bersama dengan Mama sampai saat ini Mama mu akan sangat menderita. Mama mu tahu bahwa Papa mencintai wanita lain dan itu sudah sangat menyakitinya. Papa tidak ingin menambah rasa sakitnya dengan mengabaikan kehadirannya, karena itu berpisah adalah jalan yang tepat. Papa juga merasa sangat tersiksa terus membohongi perasaan Papa sendiri. Maaf kan Papa nak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Traitor
FanfictionLisa dan Roseanne, tidak ada yang salah dengan perasaan kedua gadis itu. Hanya saja keduanya terjebak oleh perasaan yang sama terhadap pria yang sama pula. Keduanya memiliki alasan masing-masing mengapa harus mempertahankan dan mencari keadilan. Sem...