⚔️ Episode - 12

153 22 2
                                    


▀▄▀▄What If You Die? ▄▀▄▀

⚔️

James dan adek adeknya telah sampai di pelabuhan tengah malam buta. James melihat ke Rafael yg ternyata sedang tertidur dan matanya beralih ke belakang, ternyata sama saja.

James menghembuskan nafas lelah lalu ikut memejamkan matanya, menyelam ke alam mimpi.

"Kakak... Uuh...Jangan.. Jangan..." Ngigau Michael yg tertidur di bahu Marvin.

Viken yg berada di samping Michael terbangun. Matanya menelisik wajah Michael yg memerah. "Michael.. Syel.." Panggil viken lembut. Tangan viken menyentuh kening Michael dan benar saja si paling kecil ini sedang sakit.

Seketika viken panik karena Michael tak menjawab sedikitpun hanya erangan kecil yg keluar dari mulut Michael. "Kak  Rafael!! Kak James... Bangun...!!!"

Sontak James yg baru tidur beberapa menit terbangun lagi. Ia memaksakan matanya terbuka lalu menoleh ke belakang. "Ada apa viken? Ngapain lu teriak teriak, hah?"

"Kak.. Michael sakit kak.. Suhu tubuhnya sangat panas dan dia nggak bangun bangun.. G-gua takut.."

James segera mengguncang paha Rafael hingga si pemilik terbangun.

"Ada apa kak?" Jawab Rafael setengah tertidur.

"Adek lu sakit, ael.."

Spontan mata Rafael terbuka sepenuhnya. Ia menoleh ke belakang dan dengan tangan panjangnya ia
menyentuh tangan Michael yg ada di atas paha. Rafael memejamkan matanya sebentar dan menatap iba wajah yg meringis kesakitan itu. "Viken.. Kita ada persediaan obat nggak?"

"Ada kak.. Di bagasi.." Jawab viken cepat.

"Tolong bantu ambilin, ken.."

Tanpa menyahut viken segera turun dan keluar. Begitu juga Rafael ikut turun dan pindah duduk ke belakang. Tangan Rafael menyentuh pelan pipi kemerahan Michael dengan lembut.

"Panas sekali kak.." Ucap Rafael berusaha tenang.

"Tenanglah, ael.. Michael pasti baik baik saja.." Saut James menenangkan.

Dan tak lama kemudian, Marvin terbangun sendiri karena hembusan nafas Michael yg panas. "Kak ael.. Kak James.."

Rafael dengan hati hati meraih kepala Michael dari bahu Marvin lalu segera memeluk tubuh lemah itu. "Michael.. Adek kakak.." Panggil Rafael lembut.

Seperti mantra, panggilan Rafael dibalas lenguhan oleh Michael. "Kakak.. Sa.. Kit.. Di...ngin.."

Marvin menatap menuntut kedua kakaknya. "Kak James.. Michael sakit ya?"

James mengangguk. "Iya, dia lagi demam.."

Rafael hendak menangis mendengar rintihan adeknya. Ternyata kelemahan terbesar Rafael adalah adeknya sendiri.
Ia mempererat pelukannya dan membawa kepala Michael ke ceruk lehernya.

"Kak ael... Obat penurun demam ternyata nggak ada,kak..." Teriak viken dari luar.

James dan Marvin segera turun dari mobil mendengar teriakan viken.

WHAT IF YOU DIE?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang