⚔️ Episode - 37

151 19 3
                                    

▀▄▀▄What If You Die? ▄▀▄▀

⚔️


Kapal bermuatan ribuan ton itu akhirnya berlabuh di siang hari. Beberapa orang sudah mulai turun dari kapal yg langsung di sambut oleh bis bis besar yg akan membawa perkerja itu ke markas tempat mereka di perkerjakan selanjutnya.

Tak terkecuali rafael dan yg lainnya. Rafael, james, viken, marvin dan Michael menuruni anak tangga dan mendaratkan kaki ke daratan. Setelah berminggu-minggu di tengah lautan.

"Kalian berlima kesini!!!" Teriak Jay yg melambai lambaikan tangannya dari kejauhan.

Marvin yg melihat jay melambaikan tangannya ke arahnya membalasnya.

"Kesini.." Teriak lelaki blasteran Korea itu.

"Marvin, lu kenal dia?" Tanya rafael.

"Iya, kak.. Ayo kita kesana dulu.."

Rafael menganggukkan kepalanya lalu mengikuti Marvin james dan viken yg berjalan terlebih dahulu. Namun setelah beberapa langkah, Rafael baru menyadari kalau adeknya tak ada  di sampingnya.

Seketika rasa cemas menyergapinya, Rafael mengedarkan pandangan nya ke semua sudut hingga tatapannya terkunci ke surai caramel dan surai hitam panjang yg saling beradu pandang.

Rafael menatap dengan ekspresi bercampur aduk. Adek semata wayangnya sedang berbicara dengan wanita bersurai hitam panjang yg tak lain adalah Vanessa. Yg membuat Rafael tak menyangka adalah tatapan Michael yg teduh menatap Vanessa. Dan wanita itu yg juga menatap Michael dengan tatapan penuh kasih.

"Ada apa dengan mereka? Apa ada yg aku lewati? Michael apa lagi ini.." Gumam Rafael yg hanya bisa memperhatikan adeknya dari kejauhan.

Sedangkan di balik bis besar, Michael mencegat Vanessa untuk terakhir kalinya. Iya, ini pertemuan mereka yg terakhir. Dan Michael tidak tahu kapan lagi akan bertemu dengan wanita itu. Walau ia sudah tahu wanita yg di depannya ini adalah musuhnya namun ia tak bisa membohongi hatinya. Perasaan yg tumbuh semakin dalam diantara dua insan itu.

"Vanessa...." Lirih Michael dengan suara yg lembut di bawa angin.

Vanessa meraih tangan Michael yg terbungkus sarung tangan tebal. Ia menggenggam erat tangan besar itu seakan tak ingin lepas. Vanessa menelisik setiap sudut wajah tampan Michael. Ia tersenyum hangat menertawakan dirinya yg sudah terjebak dengan perasaannya sendiri. Perasaannya yg tak harus tumbuh. Namun karena perasaan ini juga ia kembali merasakan hidup.

"Vanessa.. Terimakasih.."

Seketika cairan bening mengembun di manik coklat gelap Vanessa. Detik detik waktu berjalan lambat namun pasti. Inilah akhirnya.

"Tidak perlu berterimakasih, Michael kaiser.. Tapi bolehkah aku meminta sesuatu padamu?"

"Katakan saja.. Akan aku lakukan apapun itu untukmu.."

"Hubungi aku sesekali ya.. Aku akan merindukanmu.."

Michael sempat tertegun. Ternyata merek berdua merasakan perasaan yg sama. Hingga senyuman manisnya ia tampilkan. Michael menganggukan kepalanya mantap.

"Baiklah, aku akan menghubungi mu.."

Vanessa membalas senyuman Michael. Mereka kembali saling tatap untuk terakhir kalinya hingga Vanessa dengan berat hati melepaskan tangan Michael.

Sebelum Michael pergi, ia menoleh ke belakang dan melambaikan tangannya ke Vanessa.

"Take care of you.." Gumam lelaki bersurai caramel itu padanya. Vanessa tak tahan tidak tertawa melihat senyuman Michael.

WHAT IF YOU DIE?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang