▀▄▀▄What If You Die? ▄▀▄▀
⚔️
Viken melihat ke sekitar nya. Asap hitam mulai mengepul dan api menjalar ke dinding bahkan ke atap ruangan yg ia tempati. Seketika viken khawatir, ia segera berlari keluar berebutan dengan orang-orang yg juga ingin menyelamatkan diri. Mata viken mencari cari sahabatnya namun tak ia temukan.
"Hei nak.. Apa lagi yg kau tunggu? Ayo keluar.." Ajak seorang satpam sembari menarik tangan viken.
Viken masih melihat kesekitar. "Tapi sir, teman saya belum kelihatan.. Saya tidak tahu apa dia sudah keluar atau belum?"
Satpam itu melepaskan tangan viken. "Baiklah, carilah temanmu sebentar.. Jika tak ditemukan, segeralah keluar sebelum kau jadi korban.."
"Iya, terimakasih sir.. "
Satpam itu meninggalkan viken sembari memberikan arahan bagi pengunjung yg masih kalang kabut. Viken kembali menyusuri ke arah perginya Rafael tadi. Api menjalar menjatuhkan kayu kayu yg hampir habis dilahap dan asap hitam semakin membesar menghambat penglihatan viken.
" Rafael... Dimana lu, sialan? Tolong jawab gua.." Teriak viken menggelegar.
Viken merasakan dadanya sesak karena terlalu banyak menghirup asap. Matanya masih mengitari semua sudut ruangan namun tetap saja ia tidak menemukan bayangan Rafael.
" Mungkinkah Rafael udah keluar duluan.. Berani beraninya dia ninggalin gua ya.." Gumam viken berdecak kesal. Ia memutuskan kembali mencari jalan keluar. Setiap ruangan yg ia lalui mulai habis dilahap api, viken mempercepat langkahnya bahkan melompati puing puing yg menghalangi langkahnya.
Brraaakkh...
Atap plafon jatuh pas di depan viken hingga spontan viken beringsut mundur. Wajahnya sudah di penuhi debu dan abu yg menghitam. Rambut hitam gondrongnya tak berbentuk lagi. Viken mengambil ancang ancang dan melompat tinggi melewati atap plafon yg masih berapi itu. Ia berlari walau kakinya gemeteran dan penuh luka hingga keluar darin gedung itu.
"Kak viken.." Teriak Michael berwajah cemas. Adek bungsu itu berlari menghampiri nya.
Viken memasang senyuman nya dan matanya masih memandangi ke sekitar mencari Rafael.
"Kak viken.. Mana kak ael? KAK AEL MANA KAK? KENAPA KAKAK KELUAR SENDIRI...!!" Michael berteriak didepan viken. Tangannya mencengkram kuat pundak viken yg lebih pendek darinya.
Mata viken bergetar, nafasnya menderu hingga tanpa sadar air matanya menetes. "Rafael.. Rafael tidak ada di dalam.. Dia nggak ada disini?" Tanya viken balik dengar bergetar.
Seketika raut wajah Michael berubah sedih, kecewa dan marah yg kentara. "Kakak nggak ada disini... Ouh, shit.." Saut Michael menahan tangis. Ia melepaskan tangannya dari pundak viken. "Gua harus masuk kedalam.." Lanjutnya.
"Michael... Jangan Michael.. Nanti lu kenapa kenapa gimana?" Lantang marvin hendak menghentikan aksi gila Michael yg akan menerobos gedung yg hampir semuanya ludes oleh api.
Michael hanya menoleh sebentar menatap marvin yg mengkhawatirkan nya dan viken yg masih termangu sedangkan James tak nampak keberadaan nya oleh Michael.
"Maaf marvin.. Gua harus menyelamatkan kakak gua.. Apapun yg terjadi.." Kekeh Michael.
Tanpa aba aba Michael melompat memasuki gedung yg apinya semakin meninggi. Kayu kayu dan plafon berjatuhan bersamaan dengan api yg menjalar. Namun semua itu tak menghentikan langkah Michael, ia menutup hidungnya dengan sapu tangannya dan melompati serta menghindari kayu atau apapun itu yg hampir mencelakai nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF YOU DIE?
AçãoChoi yeonjun, choi soobin, choi beomgyu, kang taehyun dan hueningkai telah di tetapkan sebagai buronan negara yg telah membobol bank dan membawa sekian juta dollar serta telah mencelakai beberapa polisi. Bagaimana cara mereka untuk kabur dan menye...