⚔️ Episode - 8

162 26 6
                                    

▀▄▀▄What If You Die?▄▀▄▀

⚔️

Dekis mengetuk pelan pintu rawat inap yg terpampang nama Vernon Kourtney. Dekis menghembuskan nafas perlahan dan memasang senyumannya. Senyuman yg sangat jarang ia perlihatkan ke orang lain kecuali keluarga nya.

"Masuk.." Sahut suara dari dalam.

Dekis membuka pintu itu perlahan. Dan matanya langsung bersitatap dengan lelaki yg berparas hampir sama dengannya bahkan warna rambut kecokelatan pun sama.

"Kakak.."

Dekis tersenyum simpul lalu menutup pintu itu perlahan. Ia melangkah perlahan mendekati ranjang. "Bagaimana keadaan mu? Apa udah mendingan?"

Vernon menampilkan senyuman termanis nya. "Kakak.. Aku baik baik saja.. Tidak usah secemas itu menatapku.. Hehehe.."

Dekis masih menampilkan senyuman getirnya. Tangannya mengusap pundak Vernon yg terbaring di ranjang rumah sakit itu. Dekis menatap perihatin mata Vernon yg tertutup perban bahkan ada sedikit bercak darah di perban tersebut.
"Vernon..." Panggilnya dengan suara yg pelan.

"Iya, kak.. Aku tahu apa yg mau kakak katakan.. Pasti dokter bilang mata kiriku tak bisa melihat lagi atau bisa dibilang mata kiriku buta permanent ya.." Suara Vernon terdengar bergetar. Ia menatap mata kakaknya dengan mata kanan yg masih berfungsi. "Kak, maaf aku ceroboh.. Seharusnya aku lebih berhati-hati.."

Dekis memasang senyuman palsunya lalu mengusap surai pirang yg sama dengannya. "My little brothers.. Its okay.. Kamu tak perlu meminta maaf.. Dari awal yg salah itu kakak, Vernon.. Seharusnya aku tidak mengizinkanmu jadi polisi.."

Vernon hendak mendudukan dirinya namun segera ditahan oleh tangan besar dekis. "Kakak.. Aku sama sekali tidak menyalahkan kakak.. Ini semua murni kesalahan ku.."

Dekis menghela nafas lelah. "Vernon.. Mulai saat ini kakak sebagai atasanmu akan mengeluarkan mu dari devisi Lapangan.. Ini semua kakak lakukan demi kebaikan mu dek.."

"Kak!!! Jangan, kak.. Aku masih sanggup kak.. Punya satu mata tidak membuat aku menyerah kak.. Aku harus menangkap orang-orang yg membuat aku seperti ini kak.. Kakak tidak kasihan ya denganku?"

"Maka dari itu Vernon kakak menempati mu di kantor saja agar kamu tidak kenapa kenapa.. Bagaimana hal buruk terjadi lagi padamu?"

Vernon terdiam dan bibirnya merekah. Tangannya meraih tangan besar dekis. "Kakak.. Aku tak akan melakukan kesalahan dua kali.. Kakak bisa mempercayai ku.. A-aku harus membunuh orang yg telah membuat aku buta kak.. Wajah lelaki brengsek itu masih terngiang-ngiang di kepalaku.. Tolong bantu aku kak.. Pleeaasse..."

Dekis menghembuskan nafas kasar. "Baiklah, kalau itu yg kamu inginkan.. Oh, ya lusa kamu udah bisa keluar rumah sakit.."

"Beneran kak? Wahh.. Aku senang sekali.. Aku sudah nggak sabar untuk berkerja lagi.."

Dekis tertawa kecil melihat Vernon yg terlihat senang kembali. "Baiklah, kakak harus kembali kerja lagi.."

"Iya, kakak... Hati hati di jalan ya.. I love you.."

"Me too, Vernon.."

⚔️


"Sauna!!! Yeee.. Akhirnya kita mandi setelah sekian lama.." Heboh Michael sembari tertawa senang. Ia bahkan melonjak kesenangan tanpa menghiraukan kakinya yg masih pincang.

WHAT IF YOU DIE?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang