⚔️ Episode - 14

169 26 9
                                    

▀▄▀▄What If You Die? ▄▀▄▀

⚔️

Pengap dan panas memaksakan kelima indra Michael untuk terbangun. Serta bau amis dan apek memenuhi rongga hidung Michael yg membuat ia terbatuk.

Ukhhuk.. Ukhhuk..

"Michael.."

Suara itu terdengar lirih dan menenangkan. Perlahan, Michael membuka matanya. Ia kejap kejapkan beberapa kali namun Michael tak melihat apapun. Hanya kegelapan dan keheningan.

"Kakak!!? Kakak..." Panggil Michael panik.

"Kakak disini.." Suara itu menyahut.

Michael menghela nafas lega. Ternyata kakaknya masih ada di sisinya dan tak meninggalkannya. Michael sedikit bergerak dan baru ia sadari bahwa ia tertidur di paha kokohnya kakak nya.

"Kakak~" Cicit Michael.

"Hmm.."

Di dalam gelapnya kontainer yg panas itu, rafael masih bisa melihat raut kegusaran dari adiknya. Rafael mengusap usap dahi Michael yg sudah mendingan itu. Rafael mencoba tersenyum menahan gemuruh hatinya. "Iya, syel?"

Michael menyamankan kepalanya di paha Rafael dan menghadap ke perut kakaknya. Tangan lentik Michael mengusap perut sixpack kakaknya, suatu kebiasaan nya ketika ia gelisah.
"Kakak.. Mana kakak yg lain.."

"Mereka sudah tidur.. Syel, kamu istirahatlah.." Jawab Rafael datar.

Michael menggeleng lemah. Sekarang ia menengadah menatap wajah kakaknya. Wajah yg tenang tanpa ia ketahui apa yg ada dalam pikiran kakaknya.

"Kakak.. Ada yg ingin syel tanyakan? Bolehkah?"

"Katakanlah.."

Michael menghela nafas dalam terlebih dahulu. Belum sampai ia mengucapkan sesuatu airmatanya telah meleleh terlebih dahulu. Rasanya ia sangat sedih dan sesak. "Kak ael.. Dulu waktu kita masih kecil, kakak sangat menyayangi syel seperti yg dilakukan kakak kakak lain diluar sana.. Tapi sekarang syel merasa kakak kian menjauh dari syel..
Kak? Apa kakak membenci syel karena hanya syel yg selamat dari kecelakaan enam tahun yg lalu? Atau apa karena syel, orang tua kita meninggal dan menyisakan syel yg hanya beban kakak?  Kakak, apa kakak tak sayang syel lagi?"

Pertanyaan Michael selesai dengan diiringi air mata syel yg bercucuran deras. Peristiwa peristiwa sebelum terjadinya kecelakaan kembali berputar memenuhi kepala Michael. Bunyi dentuman keras depan mobil saling beradu. Aroma anyir darah kembali menyeruak di hidung Michael dan panggilan kekhawatiran dari ayah dan ibunya yg memanggilnya. Michael masih mengingat jelas hangatnya pelukan ibunya yg semakin lama menjadi dingin dan kaku. Ingatan ingatan selalu berputar di gelapnya malam Michael, ia tak pernah tertidur di malam hari. Dan ketika ia mulai tertidur, ia kembali merasakan peristiwa itu di alam mimpinya. Sungguh, Michael merasa tersiksa lahir dan bathin.

Rafael tak menjawab apapun hanya air matanya yg jatuh di tengah kegelapan itu. Tangannya yg sedari tadi mengusap rambut fluffy Michael terhenti. Rafael melihat ke bawah yg dimana adiknya juga menatapnya dengan tatapan mengiba. Rafael tak kuasa menatap lama lama netra yg sama dengannya itu.
Ia alihkan pandangannya jauh ke depan. Rafael tak kuasa menahan sesak di dadanya dan air matanya yg berjatuhan. Mengingat kembali kejadian enam tahun yg lalu, kejadian yg mengubah hidupnya menjadi kelabu yg tak berujung.

WHAT IF YOU DIE?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang