⚔️ Episode - 32

120 21 7
                                    

▀▄▀▄What If You Die? ▄▀▄▀

⚔️

Vanessa melirik ke kursi yg kosong di sampingnya. Ia menghela nafas dalam memikirkan lelaki caramelnya yg belum kembali juga. Lima belas menit telah berlalu dan pintu kaca itu belum terbuka juga.

Ia mulai gelisah dan cemas. Hingga ia teringat kalau dia telah memasang CCTV di handphone Michael. Vanessa segera membuka handphone nya dan melihat titik merah yg menandakan keberadaan Michael. Setelah mengamati titik merah itu membuat kening Vanessa berkerut.

"Ini bukan di kamar mandi.. Ini kan, gudang!?? Ngapain syel ke gudang?" Ia bertanya tanya sendiri.

Vanessa menggigit ujung kuku jempolnya. "Haruskah aku menghampiri nya? Tapi aku takut nanti Michael curiga padaku..." Perang bathin Vanessa. Ia bingung dan takut bersamaan. "Aiisssh, shibbal... Aku lihat ajalah nanti cari alasan aja.. Michael kan baik, nggak mungkin juga dia curiga padaku.." Putus nya akhirnya.

Vanessa berdiri dari duduknya. Ia melangkah pelan meninggalkan kursinya, sebelum pergi Vanessa sempat melirik ke marvin yg sibuk dengan perkerjaan nya. Vanessa mendecih kesal melihat lelaki itu yg tak mau tahu keberadaan Michael.

"Mereka beneran temenan nggak sih?" Oceh Vanessa sendiri.

Dengan langkah anggun tanpa suara yg kentara, Vanessa keluar dari ruangan itu dan menutupnya dengan pelan tanpa ada yg sadar kalau dia telah meninggalkan ruangan itu.

Langkah Vanessa dipercepat ketika titik merah yg menunjukkan keberadaan Michael sama sekali tak beranjak. Jantungnya berdegup kencang dan perasaannya kian tak tenang. Vanessa memutuskan berlari hingga ia tiba di gudang yg sudah lama tak di pakai. Gudang itu awalnya tempat penyimpanan barang barang mentah namun karena pendingin nya rusak akhirnya tak terpakai lagi.

Vanessa membuka pintu itu perlahan.
Pengap dan panas lah ia rasakan pertama kali. Suasana sedikit lebih gelap dari ruangan lainnya. Hanya sinar cahaya matahari yg masuk dari ventilasi.

"Michael...!!!" Panggil Vanessa denga suara yg dinaikan.

Namun tak ada yg menyahut. Vanessa memutuskan masuk lebih dalam lagi ke gudang itu. Langkahnya pelan namun mata menelisik ke seluruh sudut ruangan itu. Hingga manik coklat gelap Vanessa membulat melihat lelaki caramelnya yg tergeletak di sudut ruangan.

"Michael...!!?" Pekik Vanessa cemas.

Tanpa pikir panjang lagi Vanessa segera berlari mendekati Michael yg tampak tak sadarkan diri. Ia mendudukan dirinya di samping Michael, tubuh Vanessa pun bergetar hebat melihat wajah Michael yg penuh dengan darah dan keringat.

"Michael..!!! Michael... Kamu kenapa!! Michael, sadarlah..." Vanessa sangat panik. Ia menepuk nepuk pelan pipi Michael agar lelaki itu membuka matanya.

Namun tak ada sahutan sama sekali dari lelaki itu.

Vanessa segera membawa kepala Michael kepangkuan nya. Air matanya telah berjatuhan karena cemas dan paniknya. Hingga mata Vanessa menangkap tangan Michael yg menekan perutnya. Vanessa segera menyentuh tangan Michael yg ada di hoodie hitam itu.

Betapa kagetnya Vanessa melihat tangannya telah di penuhi darah. Begitu juga dengan tangan Michael yg sekarang sudah terkulai.

Nafas Vanessa kian memburu. "Michael... Hiks... Hikss.. Bukalah matamu!! Aku mohon..."

Entah inikah yg disebut keajaiban, Michael membuka matanya perlahan. Tatapan nya kosong karena tubuhnya lemas dan tak berdaya. Aah! Michael bernafas pendek pendek, rintihan sakit keluar dari bibir pucat nya.

WHAT IF YOU DIE?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang