⚔️ Episode - 4

219 31 8
                                    

▀▄▀▄What If You Die? ▄▀▄▀

⚔️


Michael membawa motor James dengan kecepatan sedang. Matanya melihat kekanan dan kekiri berharap bisa bertemu dengan kakaknya. Mereka telah mengelilingi kota itu dari tadi bahkan Michael telah sampai ke gedung tua guna bertemu kakaknya namun kakaknya juga tidak ada.

"Marvin.."

Marvin yg berada dibelakang Michael menepuk pelan pundak Michael yg pastinya lagi gundah. "Iya, syel.."

"Menurut lu yg ada di TV tadi itu kak ael atau bukan?"

Marvin meremas pundak Michael erat. "Sejujurnya gua juga kurang yakin.. Tapi dilihat dari jalannya itu memang benar kakak lu.."

Michael menggigit bibirnya dan menghembuskan nafas kasar. "Kalo begitu, lu sampai sini aja temanin syel, vin.. Syel nggak mau ngelibatin lu dalam masalah ini.."

"Hah? Apa maksud lu syel?"

Michael secara tiba-tiba memberhentikan motornya di tepi jalan raya yg membuat Marvin di belakang menatap datar punggung lebar sahabatnya itu. "Michael Kaiser!! Apa yg lu lakuin, hah?"

Michael melepaskan helm yg menutupi wajahnya. Ia tolehkan separuh badannya menatap Marvin yg juga menatapnya dengan tajam. Michael tersenyum manis melihat wajah Marvin.

"Marvin.. Untuk kali ini lu jangan ngikutin syel lagi ya.. Syel nggak mau lu kenapa kenapa lagi gara gara syel, hmm?" Pinta Michael dengan wajahnya yg memelas.

Marvin tak bereaksi apapun melihat wajah memelas Michael. Ia dengan kasar membuka helmnya dan memandangi wajah Michael yg masih tersenyum. "Jangan gila lu ya, syel.. Dimana ada lu disitu ada gua.. Gua nggak mau tahu.. Dan jangan seenaknya lu ngebuang gua, bangsat.." Saut Marvin dengan menunjuk muka polos Michael.

Michael menghembuskan nafas kasar. Ia mengacak acak rambutnya, frustasi. "Vin, lu punya keluarga yg bakal nyariin lu vin.. Lu ngerti itu kan? Sedangkan syel hanya punya kak Rafael.. Nanti kalo terjadi apa apa ama lu.. Gimana perasaan keluarga lu, Marvin.."

Marvin tersentak mendengar ucapan Michael. Sepintas wajah orangtua dan kakaknya terlintas di pikirannya. Benar, ia punya keluarga yg sangat menyayanginya namun melihat mata cokelat terang yg memerah di hadapannya ini membuat Marvin yakin kalau ia harus selalu berada di dekat lelaki itu. "Michael.."

"Hmm.. Apa sekarang lu paham dengan apa yg syel katakan tadi?" Tanya Michael dengan tenang.

"G-gua tetap akan bersama lu apapun yg terjadi.."

Michael tertawa kecil mendengar ucapan Marvin. "Vin, syel kira lu jenius ternyata lu bego juga ya.."

Marvin memukul lengan Michael cukup keras. "Iya, gua akui gua jadi bego gara gara lu.."

Michael mengangguk paham lalu senyumannya merekah. "Vin.. Terimakasih telah menjadi sahabat syel yg selalu ngertiin syel .. Tadi tuh syel hanya ngetes lu aja sih.. Hahhaa.."

Marvin pun ikut tertawa mendengar tawa michael.

DORRR...

BRAAAKKH..

Marvin dan Michael saling tatap mendengar dentingan besi yg cukup keras serta dentuman bunyi yg berasal dari senjata api yg berhasil membuat warga daerah sekitar panik. Ia kembali menghidupkan mesin motornya dan membawa motor itu dengan kecepatan tinggi ke asal suara. Dan benar saja, ia telah melalui jalanan tempat kecelakaan itu. Terdapat mobil polisi yg hangus terbakar.

WHAT IF YOU DIE?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang