1

2.3K 145 18
                                    

Hawk

"Hawk, ada seseorang yang datang untuk menemuimu," kata Kane.

Kane adalah salah satu anak buahku. Bisa dibilang dia juga adalah tangan kananku.

"Siapa?" Aku balas bertanya.

Saat ini aku sedang berada di kantor, di lantai dua Biker Bar, sebuah bar kepunyaanku.

"He said, his name is Jude," balas lelaki berusia 40 tahun itu.

Keningku berkerut. "Jude?"

"Jude Willis. Dia bilang kalian teman lama," ujar Kane.

That fucker!

"Bawa dia ke sini," perintahku.

***

Saat pada akhirnya Kane kembali dengan membawa Jude, aku masih duduk di kursi kantor di belakang meja kerja.

Mataku mengintip dari layar laptop, melihat penampakan seorang lelaki pengecut yang kukenal dari masa lalu.

"Hawk, nice too meet you again," kata Jude, canggung.

Aku menyeringai kesal. "Sayangnya aku tidak merasakan hal yang sama."

Masih berdiri di tengah ruangan yang di dominasi warna cokelat tua dan krem ini, Jude berdeham grogi.

"Jika tidak ada sesuatu yang teramat mendesak, percayalah aku tidak ingin ke sini," gumamnya.

"What's that?" Aku menuntut lelaki botak berkulit pucat itu, untuk memberiku konfirmasi atas ucapannya tadi.

Dia menggeleng. "Nevermind. Listen, can we talk?"

"If you want to talk, just talk," balasku, enteng.

Pria kurus yang tingginya tidak mencapai 175 senti itu melirik pada Kane yang sejak tadi berdiri di sebelahnya. "Alone," pintanya.

"Mm, nope," aku menggeleng tegas.

"Hawk, yang akan kukatakan merupakan masalah sensitif," desaknya.

"Sekali lagi, tidak."

Dia maju selangkah. "Hawk, it's about my daughter," bisiknya.

His daughter?

"Sunny?" Aku bertanya. "What about her?"

Aku dan Jude memang dulu teman masa highschool. Kami bisa dibilang akrab, walau aku menolak aku dan dia disebut sebagai sepasang sahabat.

Singkat cerita... dulu aku pacaran dengan Emily.

Diam-diam perempuan itu berselingkuh dengan Jude. Setelah kami lulus dari highschool, hubungan segitiga itu masih berlanjut.

Hanya saja, aku tidak tahu menahu.

Sampai suatu hari, Emily mengaku hamil. Kupikir itu anakku. Jude juga ternyata berpikiran yang sama. Dari situlah timbul keributan.

Rahasia cinta segitiga itu akhirnya terbongkar.

Aku menuntut tes DNA.

Sampai tes bisa dilakukan, aku tidak ingin berhubungan lagi dengan Emily.

Perempuan itu tetap melanjutkan percintaannya bersama Jude. Keduanya terang-terangan menjalin asmara tanpa malu-malu lagi.

Aku sakit hati, marah, namun tetap bertahan sebisa-bisa dan terus mengendalikan diri.

Pada akhirnya, hasil tes DNA keluar. Bayi perempuan itu, berasal dari benih Jude.

Keduanya kemudian menikah. Lalu pergi membawa buah hati mereka untuk pindah ke kota lain.

Loving HawkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang