Pigeon
Aku sudah beradaptasi dengan kehidupan baruku di Lovebirs Town.
Rutinitas keseharianku pun sudah terbentuk.
Aku bekerja di Linda Salt & Pepper setiap Selasa sampai Sabtu, mulai pukul 10 pagi sampai pukul enam petang.
Minggu dan Senin, aku bekerja di HG sebagai penyanyi. Aku tampil selama tiga jam. mulai pukul empat sore sampai jam tujuh malam.
Biasanya saat aku tampil, pengunjung HG belum banyak.
Kurasa Jax sengaja menaruhku di jam yang agak sepi, karena aku masih dalam masa percobaan.
Penyanyi yang lebih senior, yang diberikan kepercayaan Jax untuk tampil di jam ramai pengunjung.
Sesuai perjanjian di kontrak kerja, aku harus datang setidaknya satu jam sebelum waktu tampil tiba.
Aku akan dirias dan diberikan pakaian panggung.
Ada tim yang mengurus tata rias wajah, rambut, dan busana para penyanyi yang bekerja di HG.
Aku mulai berteman.
Di Salt & Pepper, aku jadi akrab dengan Anna dan Laura. Mereka adalah rekan sesama pramusaji yang usianya beberapa tahun lebih tua dariku.
Saat hari libur tiba, biasanya kami janjian untuk jalan-jalan dan makan siang bersama.
Seperti yang sedang kami lakukan saat ini.
Setelah lelah berkeliling di dalam mal, kami memutuskan untuk masuk ke sebuah kafe.
Kami bertiga kemudian memesan makanan dan minuman masing-masing.
Baik aku, Anna, maupun Laura, akan berhati-hati melakukan pemesanan. Kami memerhatikan harga yang tercantum di buku menu.
Kami bertiga tidak mau menghambur-hamburkan uang yang setiap sennya kami peroleh dengan susah payah.
"Kau jadi akan mencari apartemen?" Anna bertanya di sela santap siang kami.
"Kau yakin akan pindah?" Laura menimpali.
Aku mengangkat bahu dan memasang tampang bingung. "Aku sudah tinggal di rumah Hawk empat bulan. Sudah memiliki penghasilan, dan sedikit tabungan...,"
"Kurasa ini memang saatnya aku mulai mencari-cari tempat tinggal untuk kusewa," ungkapku.
"Lalu apa masalahnya?" Anna bertanya lagi.
"Penny memintaku untuk bertahan tinggal di rumah Hawk," jawabku.
Sesekali Penelope memang datang ke kedai makan tempat aku bekerja.
Kadang dia datang sendirian. Ada kalanya, perempuan itu datang bersama suaminya, Gale.
Keduanya selalu bersikap baik kepadaku.
Di saat hari liburku tiba, ada kalanya Penelope juga datang ke rumah Hawk. Tentu saja putranya sedang tidak ada di rumah.
Dia datang untuk mengobrol denganku.
Lebih tepatnya, meyakinkanku untuk tidak pindah ke mana-mana.
"Mrs. Storm sangat ingin kau menjadi menantunya ya?" Laura berseloroh, di sela kegiatan bersantapnya.
Aku merengut. "Sepertinya begitu."
"Lalu apa masalahnya?" Anna bertanya.
"Hawk tidak menginginkanku seperti itu," jawabku.
"Apa kau yakin?" Laura kini yang bertanya.
Aku mengangguk. "Sangat yakin."
"Tahu dari mana?" Anna kembali bertanya.
"Seperti yang pernah kukatakan kepada kalian, Hawk sering pergi berkencan. Dan, dia tidak pernah malu atau menyembunyikan fakta itu dariku," ungkapku.
Baik Laura maupun Anna cemberut. Keduanya tampak tidak suka dengan informasi yang kuberikan bukan sekali-dua kali itu.
"Mungkin dia akan berubah," ucap Anna, juga untuk kesekiankalinya.
Aku mengangkat bahu dalam diam. Lalu meminum jus di gelas.
"Berikan Hawk waktu. Jangan langsung pergi. Terlebih dia juga belum mengusirmu," timpal Laura.
"Jadi, aku harus menunggu dia mengusirku?" Aku menyindir.
Laura terkikik. "Kedengarannya tidak enak ya?"
"Menurutmu begitu, Laura?" Aku berseloroh.
Gadis berambut merah itu akhirnya tertawa. Lalu dia melirik kepada Anna. "Apa saranmu?"
Perempuan berumur 23 tahun itu terlihat berpikir sejenak. "Iya, kurasa Laura ada benarnya. Tetaplah tinggal di kediaman Hawk selama satu atau dua bulan ke depan, dan lihat perkembangannya...,"
"Kalau ternyata tidak ada perubahan, mulailah mencari tempat tinggal untuk disewa. Aku akan membantumu mencarinya nanti," usul Anna.
"Setuju! Dan, aku juga akan turut membantumu mencari apartemen nanti," timpal Laura.
Aku diam, berpikir sebentar. "Baiklah," anggukku. "Kita lihat perkembangannya dalam dua bulan ke depan," lanjutku, yang dibalas dengan anggukkan kedua temanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Hawk
RomanceSaat teman lamanya datang tanpa diundang untuk menawarkan putrinya, Hawk pada akhirnya mengambil keputusan. Dia menerima tawaran tersebut. Menurutnya itu adalah pilihan yang paling bijaksana, demi kebaikan gadis itu. Disclaimer! This is teaser versi...