Hawk
Aku membuka mata. Kepala rasanya pening. Di mana ini?
Mataku menyapu ke sepenjuru ruang, di mana aku saat ini berbaring tanpa busana di sebuah ranjang.
Ini adalah kamar tamu lantai satu rumahku.
Kenapa aku ada di sini?
Jam di dinding menunjukkan kalau sekarang adalah pukul 09.30.
Keningku berkerut. Kenapa aku bisa tidur di sini?
Aku disergap dengan kebingungan yang terasa linglung.
Aku mencoba mengingat-ingat kejadian semalam.
Aku mandi.
Lalu turun untuk menemui Pigeon di ruang makan.
Memori terakhirku adalah, melihat Pigeon berdiri di samping meja makan.
Gadis itu tersenyum, dan mempersilakan aku untuk makan.
Sesudah itu...apa?
Aku berusaha keras mengingat. Tapi, nihil. Aku tidak bisa menemukan jejak memori apa pun.
Aku bangkit. Lalu, turun dari tempat tidur.
Aku memunguti satu per satu pakaianku di lantai, untuk kupakai. Kemudian, aku melangkah menuju area dapur.
Aku melihat penampakan punggung Pigeon dari kaca pintu samping. Dia duduk di salah satu anak tangga luar, menghadap ke taman.
Gadis itu mengenakan seragam Linda's Salt & Pepper. Di sampingnya, tampak sebuah mug kopi.
Kopi, aku membutuhkannya juga.
Mataku melirik ke dapur. Di sana sudah terlihat adanya seteko kopi panas .
Setelah menuangkan kopi ke sebuah cangkir, aku pun bergegas membuka pintu samping.
Pigeon menoleh. "Kau sudah bangun."
Aku mengangguk. "Aku tidak ingat kapan terakhir kali bangun sesiang ini," keluhku.
Aku bergerak duduk di sampingnya. "Kau akan berangkat kerja?"
"Iya, tapi aku ragu, Hawk. Mungkin, aku akan menelepon Linda, dan mengatakan kalau hari ini tidak bisa ke sana," katanya.
"Kau tidak apa-apa, Hawk?" Dia bertanya dengan khawatir.
"Aku tidak tahu, Page. Aku merasa kurang sehat. Ada apa denganku?"
"Apa yang kau ingat, Hawk?"
"Tentang semalam?"
"Iya," angguknya.
Aku diam sambil menatap ke taman. Lalu mulai menyeruput kopi hangat.
"Entahlah, Page. Ingatanku sangat kabur. Aku merasa linglung," keluhku lagi.
"Maafkan aku, Hawk."
Aku menoleh. "Kenapa kau harus minta maaf?"
"Minuman itu. Air mineral yang diberikan Sunny kemarin. Aku merasa yakin, itulah penyebabnya."
Keningku berkerut. "Kenapa? Ada apa, Page?" Aku semakin bingung.
Pigeon mengesah. "Semalam selepas kau mandi, aku mempersilakanmu untuk makan. Tapi, kau tidak melakukannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Hawk
RomanceSaat teman lamanya datang tanpa diundang untuk menawarkan putrinya, Hawk pada akhirnya mengambil keputusan. Dia menerima tawaran tersebut. Menurutnya itu adalah pilihan yang paling bijaksana, demi kebaikan gadis itu. Disclaimer! This is teaser versi...