Hawk
Mataku membuka. Lalu aku melirik ke jam digital di atas meja kecil, di samping ranjang. Pukul 05.30. Aku memang terbiasa bangun pagi.
Setelah bangkit, aku langsung ke kamar mandi. Lalu siap-siap untuk lari pagi.
Pigeon masih di kamarnya. Sepertinya dia belum bangun. Aku mengunci pintu dari luar sebelum pergi berlari, demi menjaga keamanan gadis itu.
Ada kunci cadangan di dalam, Pigeon pun tahu tempatnya.
Setelah menuruni tangga batu pekarangan depan rumah aku segera melakukan sejumlah gerakan pemanasan.
Baru setelah itu aku pun mulai berlari.
Sejam kemudian saat aku kembali, ada mobil milik Dad yang sedang akan parkir.
Aku pun berdecak jengkel sambil berkacak pinggang. "What the fuck is this?" Aku bergumam.
Mom tampak keluar dari dalam mobil. Dia langsung menghambur ke arahku, sambil membawa sekotak donat.
"Hawk!" Dia berseru dengan semringah.
Dad menyusul, melangkah mendekati Mom.
"Mom, bukankah ini masih terlalu pagi untuk berkunjung?" Aku membalas sapaannya dengan dingin.
"Lihat ini apa yang kubawa. Selusin donat. Fresh from the oven," seru Mom, tanpa mengidahkan protesku.
"I need coffee, Son," kata Dad tanpa basa-basi.
Mom menoleh kepadanya. "Ayo kita masuk. Aku akan segera membuatkan kalian satu poci kopi panas," ujar Mom.
Lalu tanpa basa-basi lagi keduanya melangkah naik menuju pintu masuk rumah.
Aku mengembuskan napas panjang sambil melirik ke atas awan, mencari rasa sabar.
"Hawk, Honey, pintunya terkunci!" Mom berseru dari atas.
"Iya, aku tahu!" Aku balas berseru. Kemudian aku bergegas naik tangga menuju pintu itu.
"Kenapa dikunci?" Mom bertanya, saat aku membuka pintu.
"Pigeon masih tidur saat aku pergi. Aku menguncinya demi keamanan," ungkapku.
"Itu kedengarannya bagus, Son. Tapi, bagaimana jika terjadi sesuatu dan your Pigeon butuh keluar dari rumah?" Dad bertanya.
Kami melangkah menuju area dapur.
"Ada kunci cadangan. Pigeon tahu di mana. Lagi pula, masih ada pintu belakang, bukan?" Aku beralasan.
Mom langsung menyibukkan diri dengan membuat kopi untuk kami.
"Kau tidak mengunci pintu belakang dari luar?" Dad bertanya sambil duduk di salah satu bangku yang tersedia di kitchen island.
"Tidak. Tapi pintu itu terkunci dari dalam. Kuncinya menggantung di tuas pintu. Kapan pun Pigeon bangun, jika dia mau, gadis itu bisa membukanya tanpa kendala," ungkapku, panjang lebar.
Dad seorang pensiunan sheriff. Dia sangat peduli dengan keamanan dan keselamatan.
"Good, Son. That's good," angguknya, mengapresiasiku.
Aku membuka pintu kulkas untuk mengambil sebotol air mineral.
"Kenapa kalian ke datang sepagi ini?" Aku bertanya sambil membuka tutup botol, lalu meneguk air di dalamnya.
"Orangtua seharusnya tidak perlu membuat janji dulu untuk datang ke rumah putranya," protes Mom, sambil berkacak pinggang.
"Give me a cup of coffee will you, Honey," pinta Dad, yang sudah mulai menyantap sebuah donat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Hawk
RomanceSaat teman lamanya datang tanpa diundang untuk menawarkan putrinya, Hawk pada akhirnya mengambil keputusan. Dia menerima tawaran tersebut. Menurutnya itu adalah pilihan yang paling bijaksana, demi kebaikan gadis itu. Disclaimer! This is teaser versi...