"Ketidakpedulianmu membuatku sadar bahwa kamu memang tak menginginkan aku."
_Azalea Alexandre_
Di balkon rumah, Varo tampak berdiri sembari menatap kebawah, ia larut dalam pikirannya sampai tiba-tiba dering handphone membuyarkan lamunannya."Ck dia lagi"
Merasa tak penting ia memasukan kembali handphonenya ke saku, saat berbalik badan ia sudah melihat Delisa berdiri tepat dihadapannya.
"Duduk dulu Mama mau ngomong sama kamu" Varo menurut saja ia segera duduk di Sofa didepan Delisa, namun walaupun mereka berhadapan Varo tak sedikitpun menatap sang Mama melainkan membuang muka.
"Mama cuma mau bilang kalau kamu dan Lea akan menikah Minggu depan"
Varo tak menjawab, ia menghela nafas berat lalu mengangguk.
"Maafin Mama" Delisa menundukkan kepalanya, jujur ia lebih suka melihat Varo membantah daripada Varo yang hanya pasrah menerima keputusan suaminya.
"Mama cuma mau bilang ini kan, udah kan kalo gitu Varo mau tidur" Varo hendak beranjak dari Sofa namun Delisa menahan tangannya.
"Mama nggak bisa berbuat apa-apa"
Varo tak menjawab ia melepaskan tangannya dari Delisa lalu pergi begitu saja.
💔❤️
Di sekolah seperti biasanya Lea akan berjalan Ceria melewati para siswa yang menyapanya, namun kali ini ia tidak berjalan sendirian melainkan bersama Varo karena tadi ia berangkat bareng Varo.
tiba didepan kelas Varo, Lea menyodorkan bento box ke Varo.
"Buat Varo, jangan lupa dimakan awas aja kalo Varo kasih ke iam lagi Lea marah nanti" cerocos Lea sembari menyodorkan bento box itu.
Namun bukannya menjawab, Varo justru membanting bento box itu hingga makanannya berhamburan di lantai.
"Varoo!"
"Gue nggak butuh" ujar Varo dingin, tak menghiraukan Lea ia segera masuk ke kelasnya.
Lea menatap makanan yang sudah berhamburan di lantai dengan tatapan sedih lalu ia memungut dan membersihkannya.
Baru hendak mengambil kotak bekalnya tangan seseorang lebih dulu meraihnya. "Kan gue udah bilang kalo dia nyakitin lo, lo harus bilang gue"
Lea mendongak menatap wajah orang itu, "Varrel kenapa bisa ada disini?"
"Gue bantu bersihin" Varrel menghiraukan ucapan Lea.
Selesai membersihkan makanan itu Varrel mengantar Lea ke kelasnya, tak seperti biasanya Lea akan nyerocos sepanjang perjalanan kini ia hanya diam sembari menundukkan kepalanya, melihatnya seperti itu Varrel mengepalkan kedua tangannya.
"Lea gue nggak suka liat lo diam gini"
Lea menengok kearah Varrel lalu ia tersenyum. "Lea cuma lagi males ngomong aja"
"Lea yang gue kenal nggak seperti ini" Varrel memberhentikan langkahnya, ia kemudian menangkup pipi Lea. "udah cukup Le lo ngejar dia, lo pantas diperjuangkan bukan disakiti Seperti ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Pilihan Mama
Teen Fiction"dijodohkan dengan Varo bukan permintaan Lea, tapi Lea bahagia" "Varo kapan buka hati buat Lea? apa Varo nggak bahagia dijodohin sama Lea." "Varo itu sedingin es dan Lea sehangat mentari, apa mungkin Lea bisa menghangatkan hati Varo yang membeku" _...