Cinta itu seperti sebuah teka-teki , ketika kau sedang jatuh cinta, semua potongan terasa pas. Namun ketika hatimu hancur, butuh waktu untuk memulihkan semuanya.
~Lea~________________________________________
"Lea memang polos, tapi Lea tau kok ini apa ..."
Tangan Varo yang semula diam kini terulur ingin mengambil lingerie itu namun di tepis Lea. Ia menatap lekat Varo yang masih menatapnya salah tingkah, seketika ide jahil muncul di benaknya.
Lea kemudian bangkit dari duduknya dan membeberkan lingerie itu di hadapan Varo. "Gimana kalo lea pake ini di depan, Varo." godanya terkekeh.
Varo membelalak, lantas membuang mukanya ke arah lain. "Lebih baik lo buang itu, gak berguna! " wajah Lea yang semula cerah berganti muram, ia menurunkan paksa lingerie itu. "Lea cuma bercanda kok, "
Lea duduk kembali di sofa dengan tangan menopang dagunya, bibirnya memanyun. Niatnya ingin menjahili Varo gagal total sebab ia takut pemuda itu marah.
Tanpa Lea sadari seulas senyum tipis terbit di bibir Varo, namun segera ia mengubah raut ekspresi nya saat Lea kembali menatapnya.
"Yaudah deh, Lea mau ke kamar ... Ngantuk!" kata Lea beranjak dari duduknya, tak lupa ia membawa lingerie itu bersamanya.
Varo menatap nanar Lea yang sudah berada di ujung tangga, kemudian menyadarkan punggungnya pada sofa dan menatap ke atas.
Ia larut dalam pikirannya selama beberapa saat hingga terdengar suara bel pintu berbunyi, dengan malas ia pun membuka pintu. rasa menyesal meliputi hatinya saat membuka pintu ternyata Varrel lah yang bertamu.
"Kenapa muka lo?!, gak senang gue kesini, " sinis Varrel memicingkan matanya, dan Varo hanya memutar bola matanya, malas meladeni sepupu nya itu.
Varrel mengedarkan pandangannya saat sudah berada di dalam. "Mana, Lea? " ia bertanya.
"Di kamar." balas Varo singkat. "Mau kemana, lo?" Varo menarik kerah belakang Varrel yang akan beranjak menuju tangga.
"Mau jenguk, Lea. gue mau kasih ini, " Varrel mengangkat kantong plastik berlogo Indomaret yang ia bawa dan menunjukan pada Varo.
"Taro di meja, aja. nanti dia turun bentar la—,"
"Varrel!," ucapan Varo terpotong kala terdengar pekikan Lea dari atas, dengan wajah berbinar gadis itu berlari menuruni tangga.
"Lea jangan lari-lari nanti jatuh!," peringat Varrel dan Lea pun menurut, ia melambatkan jalannya hingga sampai di hadapan mereka berdua.
"Varrel bawa apa tuh ...?, " tunjuk Lea pada kantong yang di bawa Varrel. pemuda itu tak lantas menjawab melainkan meneliti penampilan Lea dari atas hingga ujung kaki.
Gadis itu sangat lucu dengan sweater panda yang membuat tubuhnya tengelam, ada rasa ingin ia culik gadis itu jika saja bukan milik sepupunya.
Tangan Lea yang semula terulur pun turun seketika dengan bibir cemberut, "Jadi itu bukan buat Lea, ya. apa buat bi iyem ...?,"
"Apa yang buat bibi, non?, " sahut bi Tukiyem dengan senyum sumringah sembari membawa nampan berisi tiga jus jeruk di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Pilihan Mama
Novela Juvenil"dijodohkan dengan Varo bukan permintaan Lea, tapi Lea bahagia" "Varo kapan buka hati buat Lea? apa Varo nggak bahagia dijodohin sama Lea." "Varo itu sedingin es dan Lea sehangat mentari, apa mungkin Lea bisa menghangatkan hati Varo yang membeku" _...