Chapter 4

437 24 6
                                    

"Berikan aku sedikit waktu agar aku terbiasa bernapas tanpamu."
_Azalea Alexandre_


Di kelas Lea hanya termenung menatap kosong papan tulis sembari menopang dagu, ia bahkan tak mendengarkan penjelasan guru yang tengah menulis rumus-rumus di papan tulis.

"Gimana apa kalian sudah mengerti penjelasan ibu?"

Semuanya tampak saling pandang, mereka tak tau harus jawab apa takut-takut jika menjawab mengerti pasti akan disuruh maju kedepan.

"Tidak ada yang menjawab? oke kalau begitu ibu anggap kalian sudah mengerti. Ibu akan menunjuk salah satu diantara kalian untuk maju kedepan."

Semua siswa tampak menuduk seraya berdoa supaya tak terlihat oleh guru fisika itu, seakan tersambar petir guru itu kembali membuka suara..

"Lea"

Namun karena sibuk melamun Lea tak mendengar panggilan guru itu.

Lea!"

Dua kali panggilan, Lea masih tak menjawab.

"Lea maju kedepan!"

Tiga kali...

"AZALEA ALEXANDRE!"

Lea yang tersadar pun tersentak kaget tiba-tiba guru itu sudah meneriaki namanya. "Ibu, manggil Lea?"

"Jadi kamu nggak dengarin penjelasan saya tadi?!"

"Lea udah pusing mikirin Varo masa disuruh mikirin pelajaran lagi bu" jawab Lea memelas.

"APA KAMU BILANG?!, KELUAR KAMU DARI KELAS SAYA SEKARANG!"

Lea sontak menutup telinganya sedangkan yang lain hanya geleng-geleng kepala saja jawaban Lea sungguh diluar nalar.

Dengan gontai Lea berjalan keluar kelas, ia mengedarkan pandangannya. Sepi itulah yang ia lihat kini.

"Lea ke kantin aja kali ya" katanya entah pada siapa.

Saat sudah tiba didekat kantin Lea tak terlalu memperhatikan jalan hingga tanpa sengaja ia menabrak tubuh seseorang.

Brukk!

Entah sudah berapa kali Lea menabrak orang dalam seminggu ini tapi ia bersyukur yang ia tabrak bukanlah seorang guru melainkan seorang pemuda tampan dengan rambut sedikit berantakan, kulitnya yang eksotis, hidung mancung serta bibirnya yang sexy berwarna merah alami dan yang paling menarik dari dirinya adalah matanya yang coklat dan tajam.

"Varrel?"

ya pemuda itu adalah Varrel Rovalno Abhimanyu sepupu dari Varo.

belum sempat mendapat jawaban dari Varrel, pemuda itu kini menarik lengan Lea dan berlari membuat tubuh ringkih Lea terseok-seok.

"Varrel ngapain narik Lea, Lea bukan kamb-"

"BERHENTI KALIAN!"

Terdengar teriakan guru itu dari belakang membuat Lea, sontak menutup mulutnya. apa sekarang mereka lagi dikejar guru?.

"sst ikutin gue aja nanti gue jelasin"

Setelah jauh berlari Varrel memberhentikan langkahnya diujung lorong tempat dimana gudang tak terpakai, tanpa banyak berfikir ia segera membawa Lea masuk dan menutup pintu.

"Hosh ... hosh" Lea mengatur nafasnya sembari memegang kepalanya yang terasa sedikit pusing. "Varrel kenapa ajak Lea lari-lari gitu sih?"

"Ssst" Varrel menempelkan jari telunjuknya di bibir. "Tadi gue bolos, karena lapar jadi gue kekantin baru juga kemakan satu baksonya ada pak Ridwan"

Lelaki Pilihan MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang