"Jatuh cintalah dengan sewajarnya karena menaruh harapan tanpa balasan itu menyakitkan."
_Azalea Alexandre_Esok harinya Lea sudah berada di kelasnya pagi-pagi sebelum banyak siswa yang datang, ia menelungkupkan kepalanya di meja, pikirannya kini dipenuhi dengan Varo. Lea senang dijodohkan dengan Varo tapi Lea sendiri sedih karena Varo belum membuka hati untuknya.
"Lea harus bisa bikin Varo suka sama Lea" Gumamnya.
Setelah mengumpulkan niatnya, Lea pun pergi kekelas Varo dengan membawa bento box seperti biasanya namun kali ini ia juga akan meminta nomor Varo, ia terlalu senang kemaren sampai lupa meminta nomor Varo. namun kali ini ada yang berbeda, saat ia berada didepan kelas Varo ia mendengar suara seseorang berdebat, dan suara itu seperti suara Varo.
Lea pun memberanikan diri untuk mengintip dari celah pintu kelas yang sedikit terbuka, disana seorang gadis dengan rambut pendek berdiri membelakangi Varo.
"Itu Varo sama siapa?" batin Lea.
Ada rasa sakit saat ia melihat Varo dengan cewek lain namun rasa ingin tahu nya lebih besar maka ia memutuskan untuk mengintip lagi dan mendengarkan pembicaraan mereka.
"Gue nggak bisa nolak perjodohan itu saf, kalo pun gue lakuin itu Papa nggak akan tinggal diam"
"tapi kak, hubungan kita udah sejauh ini kita udah pacaran satu tahun lebih. selama ini aku gapapa kita backstreet tapi sekarang Kak Varo malah minta kita mutusin hubungan"
Terdengan isakan gadis itu, Lea yang masih mengintip memperhatikan sekali lagi gadis itu kemudian memeluk Varo membuat hatinya semakin sakit.
"Kalo kak Varo sayang sama aku kenapa nggak kita kasih tau aja hubungan kita ke orang tua kakak"
"Gue emang sayang sama lo saf tapi gue nggak bisa batalin perjodohan ini apalagi bilang hubungan kita ke orang tua gue yang ada cuma memperparah keadaan"
Mendengar Varo mengungkapkan rasa sayang ke cewek itu Lea reflek menjatuhkan Bento box nya dan berlari pergi dari sana, ia tak ingin menyakiti perasaannya dengan mendengarkan lebih banyak lagi.
Maka ia pun memutuskan untuk ke perpustakaan karena cuma disana yang sepi ia bisa menangis sepuasnya, namun baru hendak masuk ke perpustakaan ia menabrak seseorang.
Brukk!
Keduanya terjatuh, Lea menoleh ke seseorang yang ia tabrak dan ternyata Zila. Zila menatap lama wajah Lea mungkin ia menyadari kalau Lea menangis. namun ia tak berbicara apapun dan segera bangkit berdiri.
"Maaf Zila, Lea nggak sengaja" ucapnya.
Zila tak menjawab melainkan segera pergi dari sana.
Kini hanya Lea sendiri yang berada di perpustakaan, ia kemudian menelungkupkan kepalanya di meja sembari memegang dadanya yang masih terasa nyeri.
"ternyata Varo punya pacar, pantasan aja cuek sama Lea. Perlakuannya aja beda sama Lea dengan cewek itu"
"tapi kayaknya Lea kenal deh sama cewek itu, dia kan Safira adek kelas 11. kok Varo bisa pacaran sama dia" gerutu Lea.
"Kotak bekal lo"
Lea memelototkan matanya kala seseorang meletakkan Bento box nya di depan wajahnya, ia pun mendongakkan kepalanya. wajah tampan Varo lah yang ia lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Pilihan Mama
Dla nastolatków"dijodohkan dengan Varo bukan permintaan Lea, tapi Lea bahagia" "Varo kapan buka hati buat Lea? apa Varo nggak bahagia dijodohin sama Lea." "Varo itu sedingin es dan Lea sehangat mentari, apa mungkin Lea bisa menghangatkan hati Varo yang membeku" _...