Chapter 9

334 18 6
                                    

"Ku memberimu yang terbaik, mengapa ia yang mendapatkan yang terbaik darimu."
~Lea~

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, Lea masih tak menyangka jika ia sudah sah menjadi istrinya Varo. Lelaki yang sudah mengisi hatinya sejak dua tahun lalu.

Membayangkan itu saja membuat senyuman mengembang dibibir tipisnya. namun senyuman manis itu harus meredup seketika kala tersadar sampai sekarang cintanya belum juga terbalas.

tak ingin memikirkan hal itu Lea pun mengambil tas ransel berwarna pinknya lalu menyampirkannya di bahu. ia akan berangkat pagi-pagi hari ini karena ia ada jadwal piket.

Dengan langkah pelan ia keluar dari kamarnya dan melirik sekilas kamar Varo yang masih terkunci rapat, sepertinya pemuda itu belum bangun.

Tak ingin membuat Varo kebingungan mencarinya Lea pun merogoh ponsel di sakunya dan mengetik pesan ke nomor Varo.

Varo nya Lea♥️


Varo Lea brngkt dluan y ad jadwal piket soalnya. Jgn kngen y.

Lea mengulas senyum kala melihat kembali pesan yang ia kirimkan pada Varo. lantas kakinya pun menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa takut terlambat.

"Pagi bi iyemm" sapa Lea pada pelayan yang tengah sibuk menyiapkan makanan di meja makan.

"Pagi juga non Lea. tumben amat nih pagi-pagi sudah siap nggak nunggu den Varo dulu?" tanya bi Tukiyem. Lea hanya menggeleng sembari menatap deretan makanan yang tampak menggoda diatas meja.

"Kenapa non? lagi berantem ya"

"Enggak kok bi. Lea cuma ada jadwal piket aja hari ini makanya berangkat awal." Jawab Lea sambil mencomot ayam goreng di Piring dengan terburu-buru.

"Oh begitu toh. tak kirain lagi berantem tadi. Oh ya Non mau disiapin bekalnya nggak?"

"Enggwak bi Lea biswa mwkan di kwantin. Oh ywa Mwama swama pwapa bwelum pwlang ya bi?" tanya Lea dengan mulut yang masih penuh makanan.

"Habisin dulu makanannya non baru ngomong nanti keselelek loh" peringat bi Tukiyem.

Dengan susah payah Lea menelan makanan yang ada dimulutnya. dan kembali membuka suara. "Hehe Lain kali nggak lagi kok bi" kata Lea sambil menunjukkan jari peacenya.

"yaudah non. tadi non Lea ngomong apa? bibi nggak terlalu dengar" ulang bi Tukiyem.

"Lea tadi nanya Mama sama papa belum pulang bi?" jawab Lea usai ia menghabiskan susu coklatnya.

"Oh itu udah dari beberapa hari mereka nggak pulang kerumah non. Kalau bapak mungkin ada pekerjaan tapi kalau nyonya bibi nggak tau." jelas bi Tukiyem.

Lea hanya angguk-angguk saja lalu bangkit dari kursinya. "Yaudah bi Lea mau berangkat dulu takut terlambat" pamit Lea.

"Yaudah non hati-hati"

•••

"Safira kamu suka sama kak Varo ya?"

"Hah?" Safira menghentikan langkahnya dan menatap intens sahabatnya. "Kenapa kamu nanya gitu Mel? n-nggak mungkin lah aku suka sama kak Varo"

Mela menautkan kedua alisnya menatap curiga Safira. "Tadi aku lihat kamu natapin kak Varo terus" tunjuk Mela pada Varo yang berjalan melewati mereka berdua.

"Kulihat dia natapin kamu juga loh" bisik Mela pada Safira yang membuat tubuh gadis itu membeku.

"Menatapku?" Safira menunjuk dirinya. padahal tadi ia tak menyadari kalau Varo juga menatapnya. apakah Varo menatap dirinya sebelum ia menatap pemuda itu.

Lelaki Pilihan MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang