Selepas kejadian itu Varo tak dibiarkan kemana-mana sebab hari ini hari pernikahannya bersama Safira. Bahkan keduanya sudah memakai pakaian pengantin berwarna putih.
Raut bahagia tercetak jelas di wajah Safira namun tidak dengan Varo, untuk kedua kalinya ia mengalami pernikahan yang tidak diinginkan. Setelah berfikir lama muncul sebuah ide dibenaknya supaya pernikahan ini tidak terjadi, memang jahat jika ia melarikan diri dari tanggungjawab tetapi Varo benar-benar sudah tidak mencintai Safira cintanya cuma untuk Lea sekarang ini.
Drrt
Ponsel Varo berbunyi, lantas ia pun bangkit dari posisinya namun Safira mencegahnya. "Mau kemana kak? Bentar lagi kita---"
"Lepas!" Varo menyentak tangan Safira dan meninggalkan tempat itu untuk menjawab panggilan yang tertera nama Liam.
Memastikan jika tak ada yang mendengarnya Varo bersembunyi di balik dinding. "Lo ada dimana sekarang?"
"Cepat keluar sebelum ada yang lihat gue ada di luar sedikit jauh dari gerbang"
Tidak ingin membuang waktu Varo pun bergegas keluar meski banyak rintangan yang harus ia lewati, apalagi ia harus bertemu satpam penjaga gerbang yang sangar itu.
"Gue harus bisa demi Lea demi bertemu Lea"
"Varo woi lo gimana udah aman belom?"
Varo menempelkan ponselnya ke daun telinga. "Belum ada Satpam"
"Lo manjat biar gue alihin perhatian Satpam itu"
"Oke"
Varo menatap lama gerbang kediaman Malvory yang tinggi menjulang itu, bagaimana bisa ia memanjat gerbang setinggi itu jika tidak ada tangga disini.
"Gue harus bisa" batin Varo
Matanya menoleh ke arah Satpam yang kini sibuk adu mulut dengan Liam yang memaksa masuk padahal itu cuma trik Liam supaya mengalihkan atensi satpam itu.
Dengan sedikit skil memanjat yang ia punya Varo mulai memanjat gerbang tersebut tanpa bantuan apapun. Dengan susah payah akhirnya Varo bisa keluar dari sana meski tangannya terluka namun ia tidak terlalu peduli luka tak seberapa itu tak sebanding dengan sakit hati Lea saat melihatnya bersama cewek lain.
Varo harus menjelaskan kesalahpahaman itu.
"PERGI ATAU SAYA USIR PAKSA KAMU!"
Liam merasa lega sebab Varo sudah berhasil keluar, berarti ia tidak perlu berhadapan lagi dengan Satpam mulut cerewet ini.
"Yaudah saya bisa temu lain kali" Liam menjulurkan lidahnya meledek beruntungnya ia tidak diamuk oleh satpam itu.
•••
"Gue mau ngebut sebelum mereka tau dari cctv kalo lo kabur!"
Varo menancapkan gas motornya dengan kecepatan tinggi meninggalkan kediaman Malvory dan menuju rumah Lea.
Namun setelah berada disana gerbang tersebut terlihat sudah terkunci apakah pemiliknya sedang tidak berada dirumah.
"Mau cari siapa mas? Cari pemilik rumah ya?" tanya ibu-ibu dengan kipas di tangannya.
Varo dan liam spontan menjawab. "Iya apa ibu tau pemilik rumah ini kemana?"
"Oh saya tidak tau kemana yang jelas kemarin mereka kayak berkemas-kemas gitu kayaknya mau pindah, mas ganteng mau cari siapa nih?"
"Hiii" Varo bergidik ngeri apalagi saat ibu-ibu itu mengerlingkan sebelah matanya.
"Varo kita pergi dari sini yok"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Pilihan Mama
Teen Fiction"dijodohkan dengan Varo bukan permintaan Lea, tapi Lea bahagia" "Varo kapan buka hati buat Lea? apa Varo nggak bahagia dijodohin sama Lea." "Varo itu sedingin es dan Lea sehangat mentari, apa mungkin Lea bisa menghangatkan hati Varo yang membeku" _...