CATO?

81 7 0
                                    

Kay POV

Saat 3 meter sebelum menuju gerbang, teriak teriakan manusia yang memanggil nama gadis di sampingku ricuh terdengar.

Aku menutup dua telingaku dengan gumpalan air. Tak lupa aku juga menutup telinga gadis itu dengan tanganku. Ayravi menatap lucu Kay. Partnernya itu menurutnya lebih tua dari naga naga yang lainnya, tapi wajahnya sama sekali tak berubah.

Padahal Ayravi pernah ditunjukkan foto naga yang sudah sangat tua oleh Askard. Wajahnya hampir mirip dengan Kay.

Author POV

Saat kami sudah melewati gerbang, mereka masih menatap kagum. Karena mereka jelas sekali ingin melihat naga legenda yang telah men-Tairoun ku.

Zea dengan sigap langsung menopang bahuku, sedangkan belakangku sudah ada Namiza dan Askard yang menjaga.

Miris. Aku sudah seperti nenek tua. Berjalan terbungkuk bungkuk, ditopang sana sini, ditambah penglihatanku yang masih sedikit buram. Raja Altha melirikku, dengan tatapan kasihan juga dengan tatapan seperti... marah?

Haaa?

Apa aku berbuat salah. Baru bertemu juga sekali. Apa karena mataku buram ya?

"Kay, naga legenda yang terkenal, antar putriku ke kamar ya, biarkan dia istirahat" jelas sekali terpampang senyuman paksa. Ada apa dengan ayah. Aneh sekali tatapannya.

Kay menatap sinis orang tua itu. Matanya menajam."Dia bukan putrimu!" Gumam Kay pelan yang masih bisa di dengar olehku. Aku terkejut. Ingin bertanya.

Tapi, lidahku terasa kelu. Karena sangat lemas, aku merasa seperti orang lumpuh saja. Askard dan Namiza membantuku hingga ke kasur. Beberapa pelayan berlari larian untuk menyiapkan semua yang Kay suruh.

Ya, Kay menyuruhku untuk banyak makan, katanya sehabis Tairoun bisa membuat kita mati, jika kita menunda kelaparan.

Setelah Namiza keluar, aku melihat Askard masih bercengkerama dengan Kay. Wajah mereka sangat serius. Tidak lama kemudian, mereka pun akhirnya tertawa pelan lalu melakukan highfive.

Setelahnya aku tidak tahu. Pada akhirnya semuanya menjadi gelap, dan aku tidak tahu kelanjutannya.

*****

"Wah, hampir saja aku kehilangan bidak lagi, haha" gelak tawa sang raja memenuhi ruangan. Terdengar menyeramkan.

Wanita di depannya hanya memandang sinis catur di depannya. Sudah 3 kali raja kalah dalam permainannya, tapi tetap saja memaksa untuk mencoba terus. Wanita yang di depannya ini, adalah pelayan khusus raja.

Ia sudah lelah dan ingin pergi dari ruangan suram itu. Tapi karena di depannya ini adalah Raja dengan kekuatan 'Auvamor' bukan pilihan bagus untuk menolak sang raja lanjut bermain.

Namun, di tengah permainan hitam putih itu, hembusan angin yang kuat menghancurkan jendela kaca ruangan tersebut. Menjatuhkan semua bidak.

Pelayan yang bernama Lumi itu terkejut bukan main. Ia segera menaikkan semua bidak ke tempat awal, sementara sang raja tergesa gesa melihat ke luar jendela yang sudah pecah.

"Apa yang terjadi, apakah ada badai?" Sang Raja melihat rakyatnya, atau lebih disebut budak itu berlarian kesana kemari. Mencari tempat berlindung. Karena angin itu menerbangkan barang barang di sekitar mereka.

Selepas Raja bertanya, sebuah cahaya biru yang amat terang melintasi dunianya, dunia kegelapan. Mata sang raja membulat, ia menggeleng pelan. Aura di tubuhnya makin menggelap, seiring iris matanya yang merah berkilat kilat. Membuat pelayan di belakangnya gemetar tidak karuan.

"Kenapa lebih awal dari waktunya!" Seru sang raja dengan penekanan. Suara rendahnya membuat bergidik siapapun yang mendengarnya. Emosinya meluap luap sekarang.

Princess And The Legend Dragon Swords Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang