LOOKING FOR A SWORDS 16.

26 3 0
                                    

"Karena pangeran, putri, dan beserta para teman temannya yang terhormat sudah datang kesini jauh jauh, mari kita rayakan malam ini dengan istimewa!" teriak salah seorang warga.

Bunga bunga ditabur di sekeliling api unggun. Musik di dendangkan dengan sangat merdu.

Seakan menghipnotis semua orang untuk menari dan menyanyi. Ditambah Nara dan Neza beratraksi dengan semburan cincin api mereka. Semua orang bertepuk tangan atas atraksi mereka. Dan akhirnya yang mereka tunggu tunggu datang.

Bulan biru mencapai puncaknya, menyinari api unggun. Api yang tadinya berwarna merah bercampur oranye, kini menjadi biru terang.

"Sekarang waktunya untuk melepaskan lampion kalian" ucap ibu Fisa.

Para warga menyalakan lampion dengan obor merah, yang terpajang di setiap rumah. Menerbangkan perlahan lampion lampion tersebut ke langit, dengan ribuan harapan yang mereka ungkapkan di dalamnya.

Ayravi, gadis itu tengah kebingungan untuk mencari pasangan untuk menerbangkan lampion.

Anak anak Bethas juga sibuk dengan naga mereka masing masing. Pasangan lampion, hanya untuk menguatkan harapan mereka masing masing sesama teman se partner.

"Kay, mau menerbangkan lampion?" tanyaku, tangan naga itu sibuk mengutak atik sebuah lampion.

"Oh, maaf aku sudah janji dengan Sammy, karena Zea bersama Alex" ucapnya, lalu terburu buru pergi.

Ayravi menghela nafas. Yaa, tak apalah. Banyak warga disini yang bisa dijadikan teman untuk mengangkat lampion.

Tapi... tampaknya semua telah sibuk dengan pasangan mereka masing masing. Ayravi menoleh ke atas langit, sudah banyak lampion menyala terbang ke atas.

Laut atau Langit

Ah itu dia, belum ada orang yang menghanyutkan lampionnya ke air. Ayravi langsung berlari ke sungai di belakang pemukiman. Lumayan jauh, tapi ia ingin menjadi yang pertama menghanyutkan lampion ke air.

Lagipula dia air,,

Suara derasnya aliran sungai memenuhi pendengarannya. Sangat damai, dan tenteram.

"Deras sekali aliran sungai ini" gumamnya.

Ia lalu menyentuh air itu dengan telapak tangannya, sebuah cahaya muncul mengarungi sungai dari hilir hingga ke hulu.

Seketika sungai itu mengalir dengan tenang, tak ada percikan dari air yang menghujam batu batu sungai. Sangat pelan dan tenang alirannya.

Ia menghidupkan lampion dengan api biru nya.

"Hmm, lampion biru sangat cantik. Aku sangat ingin menerbangkannya bersama Kay. Tapi dia sudah dengan Sammy" ucap gadis itu tanpa beban.

"Kalau sendiri tidak apa kan? Tidak melanggar sesuatu apapun?" tanya Ayravi pada dirinya sendiri.

Saat ia akan menghanyutkan lampionnya, sekelebat bayangan kembali melesat di belakangnya.

Ayravi kembali mengangkat tangannya. Ia memutar bola mata jengah. Menghela nafas gusar lalu berbalik badan.

Terlihatlah seorang lelaki dengan sedikit asap mengelilinginya. Ia menyeringai melihat gadis itu.

"Yo Ayravi, kasihan sekali tidak ada yang mau menerbangkan lampion bersamamu" ucap Cato dengan wajah sedihnya yang dibuat buat.

"Memangnya kenapa? Itu bukan urusanmu" balasnya dengan ketus.

"Kay adalah naga yang tidak peduli, dia sebenarnya hanya memanfaatkanmu untuk mengambil sesuatu darimu"

Ayravi mengangkat kedua alisnya. Ia mengepalkan tangannya.

Princess And The Legend Dragon Swords Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang