LOOKING FOR A SWORDS 3.

40 4 0
                                    

Ruang angkasa terlihat hampa, namun memberikan kesan indah pada setiap titiknya. Bintang bintang, asteroid, ataupun komet berjalan sesuai alurnya. Bintang bintang itu nampak kesana kemari, bermain dengan cahaya.

Aku dengan tangkas, mengemudikan pesawat ruang angkasa itu melalui batu batu asteroid yang sangat besar. Gelakan tawa terdengar di belakangku, ya anak anak Bethas sedang bermain tebak tebakan. Semenjak kemarin aku mendapat hal yang tak terduga, aku mulai malas melakukan hal secara bersama sama.

Mereka makan pun aku kadang tertidur pulas, nanti tengah malam baru aku kelaparan dan mencari makanan di dapur.

Jika mereka mengajakku bermain, aku menolak karena alasanku ingin mengemudikan pesawat. Ya, aku sudah bisa sekarang. Walaupun mereka bilang bisa disetel kemudi otomatis, aku tetap menolak dengan alasan bahwa aku ingin pro mengemudikannya.

Tujuan kami saat ini adalah planet Frissa, tempat dimana Hyna di-bully pada masa kecilnya dahulu. Tapi setelah kuperhatikan wajah Hyna, tak tampak sekalipun wajah pengecutnya. Ia lebih berani sekarang.

Setelah sekitar 3 jam dari planet Mossan, akhirnya kami sampai. Oh ya, di setiap planet punya bandara untuk tempat singgahnya para pesawat luar angkasa. Mungkin ada pengembara yang jauh ingin mampir sejenak untuk membeli kebutuhan, atau mengisi bahan bakar.

Kami berdelapan sudah duduk di mobil masing masing, masih sama orang orangnya, namun Ayravi memohon untuk duduk di belakang. Gadis itu menjadi sangat pendiam kali ini.

Kota Planttenty, kota yang terlihat seperti tempat tinggal para peri . Rumah dan gedung gedung mereka dililit oleh akar akar besar. Kota ini lebih rindang dari kota Nyxara, karena yang memimpin kota ini adalah ayah Hyna.

Sebuah simbol bergambar bunga matahari dengan 2 daun yang kaku menjadi objek pencarian mereka sekarang.

Kami berkunjung ke kerajaan di kota Planttenty itu. Tentu saja raja Henraf melepas rindu dengan anak perempuannya. Selama ini ia terus mencarinya walau rumor tentang kematian putrinya sudah beredar.

Hyna menceritakan misi yang sedang mereka emban sekarang. Untuk mengalahkan raja kegelapan. Ayahnya pun menyesal kenapa ia selama ini tak tahu akan kejadian yang menimpa putrinya di sekolah dahulu.

Di sela sela pertemuan mengharukan antara anak dan ayah itu, Kay mendekati sang raja, "Jadi, raja Henraf, apa kau tau simbol ini?" Kay menunjukkan simbol bunga matahari di kertas kuno tersebut.

Ughh, dasar Kay menghancurkan suasana saja, pikir Hyna.

"Ya, aku tahu. Sudah berbelas tahun aku menjaganya dan menyembunyikan rahasia ini dari semua orang termasuk Putriku sendiri yang berhak menggunakannya" sang Raja menghela nafas pelan lalu menuntun mereka ke aula tengah istana.

"Karena apa kau menyembunyikannya?" tanya Vara. Sang raja menatap sekilas Vara, di dalam hatinya ia sangat membanggakan putrinya yang mendapat kekuatan yang sangat spesial seperti Vara.

"Karena belum tibanya tuan putri besar Ayravi" jawabnya berwibawa. Yang disebut namanya tersentak kaget karena ia sedang melamun sepanjang jalan.

Semua mengangguk mengerti. Earth merangkul pundak Ayravi. Niat jahil mengejeknya ia urungkan ketika melihat Ayravi tidak merespon apapun. Biasanya gadis kecil itu akan mengamuk ketika ia dirangkul atau dipengang.

"Kenapa menunggu Ayravi datang ayah?" tanya Hyna, di tangannya ia memakan coklat rasa matcha.

Raja Henraf mengelus puncak kepala putrinya, "Karena dia istimewa, lebih istimewa dari pada apapun, itu menurutku"

Jawaban raja Henraf membuat Kay gusar. Ada apa dengan majikannya itu, kenapa dia selalu diistimewakan??

Hey, mereka tidak ingat bahwa ada naga legenda yang berjalan bersama mereka. "Meskipun tuan putri Ayravi memiliki Kay sang naga legenda, namun ada sebuah kekuatan terpendam di dalam dirinya" raja tersebut kembali tersenyum pada Ayravi. Perkataan raja Henraf tersebut seakan menjawab kekesalan Kay.

Semua orang menatap terkejut dan terkagum, jika raja Henraf yang berbicara maka itu adalah kemungkinan besar. Karena raja Henraf juga merupakan sejarawan yang menyaksikan peristiwa 15 tahun lalu.

"Nah kita sudah sampai" raja Henraf membiarkan kami melewati pintu besar yang akan menuju aula istana.

Kedelapan anak itu berdecak kagum. Begitupun dengan para naga. Kexuali Kay. Naga dengan ukiran rasi unik di dahinya memilih memperhatikan Ayravi yang masih dirangkulan Earth. Masalahnya ia ingin minta maaf karena ia telah membentak bocah itu. Tapi ia tetap kalah dengan egonya.

Bunga matahari setinggi 2 meter terletah di tengah aula dengan air mancur mengelilinginya. Sangat indah, membuat bunga matahari itu tampak sangat bersinar.

"Itu bunganya, pedangnya dimana?" tanya Hyna pada sang ayah.

"Apa pedangnya di bawah air mancur?" tanya Fallen sembari memutari air mancur. Beberapa yang lainnya pun mengikuti Fallen ikut menelisik air mancur itu.

Sang raja hanya terkekeh pelan melihat betapa penasarannya anak anak itu. Bunga matahari menatap ke atas langit langit istana yang sudah terbuka lebar penutup kacanya, seakan sedang menunggu sesuatu. Mereka memicingkan matanya ketika melihat sinar matahari yang terjun langsung ke arah serbuk sari bunga itu.

Mereka menganga takjub, bunga matahari itu terlihat seperti menggoyangkan dirinya pelan lalu pelan pelan ia membelah dirinya.

Ujung pedang yang berkilat kian terlihat, terbelah dari bunga matahari itu. Raja Henraf bilang, itu disebut bunga matahari kaku karena di dalam daunnya tersingkap sebuah pedang di dalamnya.

Mereka ber-wahh riang. Mereka tak perlu bersusah payah mencari keberadaan pedang itu. Keberuntungan Hyna yang dipuji semua orang, gadis itu perlahan mencabut pedang itu dari akar tanaman. Seketika berubah menjadi cahaya berwarna hijau daun lalu masuk ke tubuh Vara.

"Kau tidak apa? Apa kau sakit?" Bisik Earth pelan, ia tahu Ayravi tak suka jika ia menjadi pusat perhatian karena pertanyaannya. Ayravi menggeleng pelan lalu tersenyum tipis kepada laki laki yang merangkulnya.

Di dalam hati Earth ia memekik kegirangan lantaran Ayravi tak menolak jika ia akan menggenggam tangan atau merangkulnya. Gadis itu tetap diam dengan wajah yang tak bisa di tebak. Sungguh ini bukan Ayravi yang sebenarnya.

Kay yang sesari tadi terus memperhatikan partnernya, di tepuk pelan oleh Sammy. Membuat naga kecil itu sedikit melompat karena terkejut.

Sammy mendekat ke telinga Kay."Jaga egomu Kay. Ayravi mempunyai kepribadian yang belum dewasa. Tak sama seperti Almanya. Dia sedih, tapi tak menunjukkan perasaannya. Dia tak ingin membuatmu terbebani Kay" bisik Sammy. Kay menatap telapak tangannya dalam dalam.

Jika ia pikir pikir kembali, ia memang menganggap Ayravi adalah Almanya. Wajah mereka pun sekilas ada yang mirip. Partner pertamanya 15 tahun yang lalu. Manusia yang mengorbankan dirinya demi Kay.

Itu yang membuatnya tak bisa melupakan Almanya. Tapi ia harus menyimpan rapat rahasia, agar Ayravi tak bertanya pasal 15 tahun lalu.

*****

Langit tertutup oleh tirai malam. Cahaya kota Planttenty membuat suasana semakin menjadi indah dari ruang angkasa.

Langkah mereka selanjutnya adalah pergi ke planet Rhaemara. Karena petunjuknya berbentuk sebuah planet yang berwarna putih. Jadi mereka memutuskan untuk pergi ke planet bersalju itu.

Para gadis sekarang sedang menyiapkan makan untuk makan malam mereka di meja. Lagi lagi mereka sangat hening. 3 hari tak ada Ayravi membuat tawa dan canda mereka menghilang.

Zea bangkit dari kursi makannya, "Aku sudah kenyang" semua melirik piring Zea. Astaga gadis samurai itu hanya makan satu ubi rebus, sedangkan yang lain saja bisa makan 3 sampai 4.

Jangan lupa vote and komen ya:v







Princess And The Legend Dragon Swords Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang