Matahari pagi ini menyapa dengan lembut. Goresan warna lukisan di langit juga tak kalah menyapa dengan keindahannya.
Hari ini para pelayan di istana sangatlah sibuk. Ada yang menata tempat penyajian makanan, menata bunga bunga indah yang sudah diikat dengan tali tali emas, menyiapkan meja dan kursi untuk diduduki para tamu undangan terhormat, ada juga yang menebar karpet merah, dan yang terakhir menyiapkan sebuah kotak berukuran sedang yang dibaluti kain sutra bewarna putih.
Kotak tersebut terbuat dari emas dengan ukiran ukiran cantik dari para tangan yang handal.
Aku bergumam melihat semua itu. Sedetik kemudian senyum mengusung dari bibirku.
Ya, hari ini adalah pengangkatan diriku menjadi seorang putri kerajaan besar. Entah apa yang telah kulalui.
Flashback on
Mataku mengerjap perlahan. Kepalaku sangat pening. "Di mana aku?"
Aku berusaha membuka penglihatanku lebih jelas. Pupilku melebar. Kamar dengan ukiran liukan ombak, sebuah televisi besar, lampu besar yang menggantung di atas kakiku.
"Kau sudah bangun rupanya." Seorang laki laki di sampingku menatap datar.
Aku tidak terlalu yakin ini halusinasiku atau tidak. "S-siapa k-kau?" Aku memaksa bicara. Melawan tubuhku yang sangat lemas sekarang.
Laki laki itu berdehem sekali. "Apa yang kau ingat?" Kali ini tatapannya hangat. Tidak sedatar tadi.
Aku melihat langit langit kamar. Dihiasi gliter seperti saat ada di luar angkasa. Gliter itu bagai bintang. Dan itu membuat otakku bekerja keras. Apa tidak ada yang kuingat?
Oh, aku ingat aku sempat dipukuli dua orang lalu tidak sadarkan diri. Bangun- bangun aku sudah di tempat mewah seperti ini.
Namun, perkataan laki laki itu membuyarkan lamunan memoriku.
"Begitu, baiklah. Kau istirahat saja dahulu. Tubuhmu sangat lemas." Seakan tahu, laki laki itu menepuk pelan bahuku, sebelum ia pergi ia sempat tersenyum tipis kepadaku.
Flasback off
Seseorang memanggilku dari belakang, "Ay.... "
Aku terkejut. Seorang pria paruh baya, mengenakan selendang berwarna emas di sisi kanan dan kiri tangannya. Jubah putih yang menggatung dari kerah belakangnya, dan sebuah mahkota.
Aku memang menyukai hal hal fantasi. Tapi jujur setelah seminggu aku berada di dunia asing ini, aku masih tidak percaya kalau aku ada disini, meski begitu aku menyukainya.
Menyadari yang di depanku adalah seorang yang bemartabat tinggi, aku langsung membungkukkan punggungku dengan hormat.
Aku tidak yakin. Tapi yang aku sering baca di buku buku novel seperti itu.
"Ah, tidak usah membungkuk hormat begitu kepadaku." Pria paruh baya itu mengangkat pundakku lalu tersenyum manis. "Kau akan menjadi putriku hari ini." Pria itu berbisik pelan namun masih terdengar.
Deg
Aku mendongak. Menatap terkejut pria paruh baya itu yang kini sedang tertawa pelan melihat keterkejutanku.
"Askard, bawa adikmu ke kamarnya, dia harus dihias." Pria yang kuyakini sebagai Raja tersebut pergi dengan meninggalkan senyum tipis.
Askard, dialah yang pertama kali kulihat sewaktu aku terbangun dari hal aneh itu seminggu yang lalu dan dia bilang aku adalah adiknya.
Aku belum mengenal seluk beluk luar dan dalam istana besar ini. Aku harap inilah kehidupan menyenangkan yang akan menghampiri diriku, setelah terbangun dari puluhan mimpi buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess And The Legend Dragon Swords
FantasyAku hanya berpikir aku bisa bebas dari bumi. Bumi adalah tempat penyiksaanku. Tapi aku juga tak pernah berfikir, kalau ada kaum manusia di dimensi lain. Yang berbeda dari manusia bumi. "Oh hai, aku Avia rellyn. Gadis remaja berumur 11 tahun. Saat ak...