Aku membuka jendela kamar, kuhirup perlahan udara sejuk yang menerpa wajahku. Burung burung berkicauan dan bermain di atas pepohonan yang berada di taman kerajaan.
Pagi ini adalah kunjungan para Raja, Ratu dan para pangeran serta putri ke kerajaan kami, kerajaan Nevera.
Mereka ingin berkunjung serta mengadakan rapat untuk perang. Kata ayah, kalau tidak salah perang akan dimulai dua minggu lagi.
Mereka rapat untuk mengumpulkan para prajurit robot terbaik, dan para panglima dengan kemampuan gawai gawai yang canggih.
Masih ingat panglima Eris?
Sejak latihanku di ganti oleh kak Liam, dia menjadi Panglima pribadiku. Jika aku berkeliaran di luar istana, dia akan menjagaku.
Sekarang, dia akan menjadi Panglima yang akan memimpin pasukan Nevera untuk berperang.
Bukankah itu hebat? Memimpin manusia sekaligus besi besi canggih. Sekali saja terjadi kerusakan, itu akan merugikan segalanya.
Krieett
"Avi, kenapa kau tidak bersiap siap? Setengah jam lagi mereka sampai." Hyna berkacak pinggang.
Hyna menarikku dan mendudukkan ku di kasur. "Kau sudah memilih gaun?" tanyanya sembari melihat lihat gaun di lemariku.
Aku mengangguk, "Yang blue soft." Hyna langsung mengambilnya.
Setelah berganti baju, Icy datang ke kamarku. Mereka berdua sangat heboh, bahkan menghabiskan sepuluh menit hanya untuk gaya rambutku.
"Digerai saja ya" kata ku akhirnya.
Kedua orang itu mengangguk kompak. Aku lebih bersyukur jika mereka yang datang. Jika tambah ada Nara, pasti akan melalui berjam jam hanya untuk hal seperti ini.
Setelah 10 menit berlalu menyisir rambut dan menambahkan riasan, tinggal satu lagi yang terpenting.
"Kau harus memakai mahkota" Icy mengambil mahkota berwarna putih dengan hiasan penuh permata.
Aku menggeleng, "Memakai mahkota itu membuatku pusing. Sangat berat di kepalaku tau" ujarku sambil menunjuk kepalaku.
Hyna mengambil mahkota yang lebih kecil dan ringan di lemariku. "Jangan lupa, kau putri seorang Raja besar. Di dalam, mungkin kau berteman dengan kami."
Hyna menyerahkan mahkota berwarna biru tua, dengan sedikit ukiran emas di pinggirannya.
Icy menunjuk ke luar, "Tapi kalau kau lebih mengenal dunia luar, pertemananmu pasti dengan para putri dan pangeran" diakhiri dengan senyum yang tak aku mengerti apa artinya.
.
.Wahh putri Ayravi kah itu??
Cantik sekali
Wajahnya sangat mirip 'dengannya' dulu
Benar benar elegan
Kalau aku disuruh jagain 24 jam, aku mau dehh
Hehh, nanti ketagihan
Yaa enggaklah, putri kita semua kok
Begitulah yang terdengar dari pembicaraan para pelayan dan prajurit di istana. Aku hanya terdiam, karena aku sangat malu dalam hal elegan seperti ini.
Raja Altha dan permaisurinya duduk di singgasananya dengan senyum kecil.
Mereka tentu saja tak boleh menampakkan wajah sedih atau marah. Itu bisa merusak citra kerajaan.
Sedangkan aku? Aku duduk di kursi untuk para pangeran dan putri bersama kakak kakakku yang lain.
Padahal aku sangat ingin duduk bersama Icy. Anak Bethas duduk di seberang, sangat jauh jaraknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess And The Legend Dragon Swords
FantasyAku hanya berpikir aku bisa bebas dari bumi. Bumi adalah tempat penyiksaanku. Tapi aku juga tak pernah berfikir, kalau ada kaum manusia di dimensi lain. Yang berbeda dari manusia bumi. "Oh hai, aku Avia rellyn. Gadis remaja berumur 11 tahun. Saat ak...